Proses Pengujian Kuat Lentur Proses Pengujian Modulus Elastisitas

3.5.4.1 Proses Pengujian Kuat Lentur

Alat yang digunakan pada uji kuat lentur adalah Tokyo Testing Machine Type- 20E MGF No. 6079 dengan kapasitas 2000 kgf. Sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 120 mm x 20 mm x 6 mm. Pengukuran kuat lentur mengacu pada SNI 03- 2105-2006. Dengan prosedur pengujian sebagai berikut : 1. Sampel diletakkan memanjang di atas dua tumpuan dengan jarak sangga sebesar 100 mm. 2. Kemudian diletakkan sampel di mesin penguji dimana jarak dari tepi balok ke tumpuan harus sama pada kedua ujungnya. Dan posisikan garis tengah spesimen tepat di bawah penekan. 3. Secara perlahan-lahan beban diberikan sebesar 100 kgf dengan menurunkan penekan dengan kecepatan 10 mmmenit. 4. Pemompaan terus dilakukan perlahan sampai spesimen mengalami defleksi maksimum sebelum patah. 5. Saat tercapai defleksi maksimum tersebut dicatat gaya yang diberikan oleh mesin tersebut, yang kemudian dicatat sabagai P 1 . 6. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.1, maka besarnya nilai kuat lentur dapat dihitung.

3.5.4.2 Proses Pengujian Modulus Elastisitas

Alat yang digunakan pada uji Modulus Elastisitas adalah Tokyo Testing Machine Type-20E MGF No. 6079 dengan kapasitas 2000 kgf. Sampel uji berbentuk balok dengan ukuran 120 mm x 20 mm x 6 mm. Pengukuran Modulus Elastisitas mengacu pada SNI 03-2105-2006. Dengan prosedur pengujian sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Sampel diletakkan memanjang di atas dua tumpuan dengan jarak sangga sebesar 100 mm. 2. Kemudian diletakkan sampel di mesin penguji dimana jarak dari tepi balok ke tumpuan harus sama pada kedua ujungnya. Dan diposisikan garis tengah spesimen tepat di bawah penekan. 3. Secara perlahan-lahan beban diberikan sebesar 100 kgf dengan menurunkan penekan dengan kecepatan 10 mmmenit. 4. Pemompaan terus dilakukan perlahan sampai spesimen mengalami defleksi maksimumsebelum patah. 5. Saat spesimen mengalami defleksi maksimum sebelum patah tersebut dicatat gaya yang diberikan oleh mesin tersebut, yang kemudian dicatat sabagai P 2 . 6. Berdasarkan data tersebut dengan menggunakan persamaan 2.2, maka besarnya nilai Modulus Elastisitas dapat dihitung.

3.5.4.3 Proses Pengujian Kuat Tarik