2.5.5 Uji Densitas
Densitas merupakan ukuran kepadatan dari suatu material. Ada dua macam densitas yaitu :
bulk density
dan densitas teoritis
true density
. Dalam hal ini yang diukur adalah
bulk density,
merupakan densitas sampel yang berdasarkan volume sampel termasuk dengan rongga atau pori.
Bulk density
untuk benda padatan yang besar dengan bentuk yang beraturan, bentuk dan volume sampel dapat diukur dengan cara mengukur dimensinya.
Sedangkan untuk bentuk yang tidak beraturan maka
bulk density
ditentukan dengan metode Archimedes, yaitu dengan persamaan sebagai berikut :
a ir t
g k
k
x M
M M
M
2.7
Dimana : ρ
= Densitas sampel uji, kgm
3
ρ
air
= Densitas air, kgm
3
M
k
= Massa kering sampel uji, kg
M
g
= Massa ketika sampel uji digantung dalam air, kg
M
t
= Massa tali penggantung, kg Simbolon, 2001.
2.5.6 Uji Penyerapan Air
Untuk metode pengujian penyerapan air ini mengacu pada ASTM C 20-00- 2005 dan SNI 01-4449-2006. Dimana pengujian ini dilakukan untuk mengetahui
besarnya persentase penyerapan air oleh papan gipsum plafon. Metode pengujian ini dilakukan dengan melakukan perendaman terhadap sampel papan gipsum plafon
untuk waktu perendaman selama 24 jam 1 hari.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menentukan besarnya nilai penyerapan air, dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
100
x M
M M
PA
k k
b
2.8 Dengan :
PA = Nilai penyerapan air
M
k
= Berat sampel kering kg
M
b
= Berat jenuh air kg Butarbutar, 2009.
2.5.7 Uji Termal dengan
Differential Thermal Analysis
DTA
Differential Thermal Analysis
DTA yaitu merupakan suatu alat untuk menganalisis sifat termal suatu sampel yang memiliki berat molekul tinggi seperti
bahan-bahan polimer dengan perlakuan sampel dipanaskan sampai terurai, yang kemudian transisi-transisi termal dalam sampel tersebut dideteksi dan diukur. DTA
di gunakan untuk menentukan temperatur kitis Tg dan perubahan temperatur ∆T,
dengan ukuran sampel berkisar 30 mg Stevens, 2001. Analisis termal bukan saja mampu untuk memberikan informasi tentang
perubahan fisik sampel misalnya titik leleh dan penguapan, tetapi terjadinya proses kimia yang mencakup polimerisasi, degradasi, dekomposisi, dan sebagainya. Dalam
bidang campuran polimer poliblen pengamatan suhu transisi kaca T
g
sangat penting untuk meramalkan interaksi antara rantai dan mekanisme pencampuran
beberapa polimer. Campuran polimer yang homogen akan menunjukkan satu puncak T
g
eksotermis yang tajam dan merupakan fungsi komposisi. T
g
campuran biasanya berada diantara T
g
. Dari kedua komponen, karena itu pencampuran homogen digunakan untuk menurunkan T
g
, seperti halnya plastisasi dengan pemlastis cair.
Universitas Sumatera Utara
Pencampuran polimer heterogen ditujukan untuk menaikkan ketahanan bentur bahan polimer, seperti modifikasi karet dengan resin ABS. campuran polimer
heterogen ini ditandai dengan beberapa puncak T
g
, karena di samping masing-masing komponen masih merupakan fase terpisah, daerah antarmuka mungkin memberikan
T
g
yang berbeda. Pengamatan termal campuran polimer juga dapat digunakan untuk menentukan parameter interaksi, yang merupakan faktor penurunan suhu leleh kristal
Wirjosentono, 1995.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian