Pengujian Densitas Pengujian Penyerapan Air

papan gipsum plafon yang dihasilkan memiliki daya tahan lebih baik terhadap benturan dibandingkan gipsum murni. Jelaslah dalam hal ini semakin banyak batang sawit ditambahkan akan menghasilkan harga impak yang lebih besar.

4.2.5 Pengujian Densitas

Pengujian densitas atau massa jenis sampel dilakukan dengan menggunakan metode Archimedes. Pengujian ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel. Dan hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 5. Berikut gambar yang menyajikan hubungan antara densitas dengan variasi sampel. 2,30 1,41 1,36 1,36 1,31 1,29 1,00 1,20 1,40 1,60 1,80 2,00 2,20 2,40 1 2 3 4 5 6 65:0:0 45:5:15 40:10:15 35:15:15 30:20:15 25:25:15 Samp el Gip sum : Batang Kelap a Sawit : PVA D ens ita s g cm 3 Gambar 4.7 Grafik Hubungan Antara Densitas Dengan Variasi Sampel Gipsum : Batang Sawit : PVA Dari Gambar 4.7 menunjukkan adanya densitas terendah terdapat pada variasi 25:25:15 sebesar 1,29 gcm 3 , sedangkan densitas terbesar pada gipsum murni sebesar 2,30 gcm 3 . Pada gambar 4.7 terlihat penurunan nilai grafik dimulai dari komposisi 45:5:15, hal ini dikarenakan massa jenis dari gipsum murni yang sangat besar Universitas Sumatera Utara dibandingkan dengan massa jenis batang sawit. Jadi adanya penambahan batang sawit sebagai pengisi dengan mengurangi komposisi dari gipsum jelas menghasilkan sampel yang densitas jauh lebih kecil. Hasil lengkap ditunjukkan pada Lampiran E pada halaman L-5. Menurut SNI-01-4449-2006 dimana densitas suatu papan yaitu 1 gcm 3 . Dan berarti semua sampel yang diujikan selain gipsum murni densitasnya rata-rata sebesar 1,35 gcm 3 . Ini menunjukkan semua sampel yang diuji masih dalam batas persyaratan densitas papan gipsum.

4.2.6 Pengujian Penyerapan Air

Pengujian penyerapan air mengacu pada ASTM C 20-00-2005 dan SNI 01- 4449-2006 dan dikerjakan selama 24 jam perendaman untuk mengetahui besarnya persentase air yang terserap oleh sampel. Dapat dilihat dari grafik berikut ini : 14,91 25,15 30,83 32,36 35,47 46,93 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 1 2 3 4 5 6 65:0:0 45:5:15 40:10:15 35:15:15 30:20:15 25:25:15 Sam pel Gipsum : Batang Kelapa Saw it : PVA P e n y e ra p a n A ir Gambar 4.8 Grafik Hubungan Antara Persentase Penyerapan Air Dengan Variasi Sampel Gipsum : Batang Sawit : PVA Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 4.8, grafik menunjukkan bahwa persentase terbesar penyerapan air pada variasi 25:25:15 yaitu 46,93, sedangkan persentase minimum terkecil pada gipsum murni 14,91. Dan menunjukkan perbandingan terbalik dengan densitas. Terjadinya kenaikan garis grafik dimulai dari komposisi 45:5:15, hal ini disebabkan sifat dari batang sawit yang mudah menyerap air. Jadi semakin banyak batang sawit di dalam campuran tersebut, maka penyerapan airpun semakin besar sehingga lebih mudah hancur. Sementara menurut Salon 2009 semakin banyak gipsum maka penyerapan semakin kecil, karena air merupakan perekat dari gipsum, sehingga dengan adanya air akan terjadi ikatan kohesi dari gipsum. Sehingga kerapatan semakin kecil dan penyerapan airnya pun semakin sedikit. Hasil lengkap dapat dilihat pada Lampiran F halaman L-6. Menurut SNI-01-4449-2006 dimana persyaratan suatu papan yaitu maksimum untuk penyerapan air kurang dari 50. Dan berarti semua sampel yang dilakukan pengujian telah memenuhi persyaratan batas maksimum penyerapan air.

4.2.7 Pengujian Termal Dengan DTA