Pengujian Kuat Lentur Hasil Karakterisasi Papan Gipsum Plafon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Papan Gipsum Plafon

Spesimen papan gipsum plafon telah berhasil dibuat dari limbah batang kelapa sawit dengan bahan perekat polivinil alkohol dengan komposisi bahan perekat sebesar 15 g. Variasi antara gipsum dan bahan pengisinya dilakukan untuk mengetahui komposisi yang paling optimum. Hasil pengujian sifat fisik dan mekanik dibandingkan dengan gipsum sintetis merk Jayaboard yang dibuat tanpa pencampuran bahan aditif lain, selain air sebagai perekatnya.

4.2 Hasil Karakterisasi Papan Gipsum Plafon

4.2.1 Pengujian Kuat Lentur

Pengujian kuat lentur mengacu pada SNI 03-2105-2006 untuk menentukan kelenturan suatu sampel terhadap tekanan yang diberikan. Pengujian ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel menggunakan alat penguji Tokyo Testing Machine berkapasitas 2000 kgf dengan memberikan beban sebesar 100 kgf dan kecepatan 10 mmmenit terhadap semua variasi sampel. Hasil pengujian terdiri dari bagian pencatat yang dapat menunjukkan besarnya tekanan yang telah dilakukan dan diteruskan dalam bentuk grafik, seperti pada Gambar 4.1 berikut. Universitas Sumatera Utara Defleksi, σ mm Be ba n M a xi m um kgf Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengukuran Uji Kuat Lentur dan Modulus Elastisitas Terhadap Papan Gipsum Plafon Dan juga ditampilkan dalam bentuk digital yang didapat tegangan P 1 dalam satuan kgf dan regangan dalam satuan mmmenit, dan harga-harga tersebut dicatat secara manual. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut melalui harga P 1 dari tiap- tiap sampel selanjutnya disubstitusi ke persamaan 2.1. Sehingga diperoleh nilai kuat lentur dalam satuan kgfmm 2 yang dikonversikan ke satuan MPa 1 kgfmm 2 = 9,81 MPa. Hasil perhitungan dan tabel dapat dilihat pada Lampiran A halaman L-1. Pada Gambar 4.2 terlihat hubungan antara kuat lentur dengan variasi sampel yang dinyatakan dalam bentuk grafik. Dimana diketahui bahwa nilai kuat lentur terbesar pada variasi sampel 25:25:15 sebesar 4,07 MPa. Sedangkan terkecil pada variasi sampel 45: 5:15 sebesar 1,70 MPa. Dengan adanya bahan pengisi serbuk batang kelapa sawit dan juga perekat PVA yang ditambahkan ke dalam gipsum Universitas Sumatera Utara tersebut, maka nilai kelenturan yang dihasilkan semakin bertambah rata-rata sebesar 2,54 MPa dibandingkan dengan gipsum murni hanya sebesar 2,39 MPa. Peningkatan ini menunjukkan bahwa PVA berperan sebagai pengikat antara gipsum dengan serbuk batang sawit menurut Salon 2009 karena memiliki gaya adhesif yang besar sehingga terjadi ikatan yang baik dan tingkat kelenturan pun semakin bertambah. 2,39 1,70 2,55 2,64 1,76 4,07 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 1 2 3 4 5 6 65:0:0 45:5:15 40:10:15 35:15:15 30:20:15 25:25:15 Variasi Sampel Gipsum : Batang Sawit : PVA K u a t L e n tu r MPa Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Nilai Kuat Lentur Terhadap Variasi Sampel Gipsum : Batang Sawit : PVA Menurut SNI 03-6384-2000 tentang spesifikasi papan gipsum untuk persyaratan papan gipsum dengan ketebalan + 6,4 mm harus mempunyai beban hancur yang tidak kurang dari 89 MPa. Sementara diketahui dari semua pengujian nilai maksimum yang peroleh sebesar 4,07 MPa sehingga berdasarkan data tersebut, maka untuk hasil pengujian kuat lentur dalam penelitian ini belum memenuhi persyaratan nilai minimum kuat lentur menurut SNI 03-6384-2000. Terlihat bahwa pada komposisi 30:20:15 terjadi penurunan nilai kuat lentur, pada komposisi tersebut kemungkinan karena adanya ketidak homogenan dalam pengadukan sampel uji dan kurang cermat pengamatan alat ukur sehingga terjadi penurunan grafik dari nilai kuat lenturnya. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Pengujian Modulus Elastisitas