Pengujian Impak Hasil Karakterisasi Papan Gipsum Plafon

Berdasarkan Gambar 4.5 tersebut terlihat nilai kuat tarik dari gipsum murni hanya sebesar 0,15 MPa. Dan nilai tersebut berbeda jauh dengan nilai kuat tarik variasi lainnya yang rata-rata sebesar 1,14 MPa. Ini menunjukkan bahwa penambahan pengisi batang sawit dan perekat PVA efektif dalam meningkatkan sifat mekanik dari papan gipsum plafon terutama ketahanan terhadap beban tarik. Pada variasi sampel 25:25:15 menunjukkan nilai kuat tarik paling maksimum sebesar 1,52 MPa, sementara variasi sampel 45:5:15 sebesar 0,67 MPa yang merupakan nilai minimum kedua setelah gipsum murni. Hal ini disebabkan karena adanya peranan PVA yang berfungsi untuk menghasilkan ikatan antar partikel yang lebih kuat. Kuatnya ikatan antar partikel membuat tegangan tarik semakin besar. Lihat hasilnya dapat dilihat pada Lampiran C halaman L-3. Pada variasi 25:25:15 terlihat komposisi dari serbuk batang sawit jauh lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya, karena serbuk batang sawit yang merupakan kayu yang mengandung serat selulosa. Dimana menurut McKinney 1995 bahwa sifat khusus selulosa merupakan hasil dari kumpulan rantai panjangnya untuk membentuk serat lebih besar. Serat tersebut memiliki gaya antar molekul yang kuat sehingga menghasilkan ikatan yang kuat dan struktur yang berulang. Sehingga jelas bahwa batang sawit memiliki sifat yang dapat meningkatkan tegangan tarik, dan adanya sifat adhesif yang dimiliki PVA membuat ikatan dalam campuran tersebut mampu menjadikan tegangan tarik semakin besar.

4.2.4 Pengujian Impak

Pengujian impak mengacu pada metode Charpy untuk mengukur ketahanan dari sampel terhadap beban kejut. Pengujian ini telah dilakukan terhadap semua jenis variasi sampel menggunakan alat penguji Wollpert Werkstoff Pruf Maschine Type CPSA dengan pendulum yang digunakan sebesar 4 joule. Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian diperoleh secara manual melalui jarum merah yang ditunjukkan pada skala setelah sampel menumbuk benda uji, kemudian angka yang tertera dalam skala dikurangi dengan energi kosong sebesar 0,02 Joule. Dan hasil pengukuran disubstitusi ke persamaan 2.4. Sehingga didapat harga Impak dari masing- masing sampel seperti yang tertera dibawah ini. 1111,1 2000,0 2111,1 2222,2 2666,7 5000,0 0,0 1000,0 2000,0 3000,0 4000,0 5000,0 6000,0 1 2 3 4 5 6 65:0:0 45:5:15 40:10:15 35:15:15 30:20:15 25:25:15 Variasi Sam pel Gipsum : Batang Kelapa Saw it : PVA Im p a k J m 2 Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara Harga Impak Dengan Variasi Sampel Gipsum : Batang Sawit : PVA Dari Gambar 4.6 tersebut diketahui harga impak maksimum pada variasi 25:25:15 sebesar 5000 Jm 2 , sedangkan harga impak minimum pada gipsum murni yang hanya 1111,1 Jm 2 , kenaikan rata-rata setelah penambahan bahan pengisi batang sawit dan perekat PVA sebesar 2800 Jm 2 . Terjadi peningkatan sebesar 1700 Jm 2 . Yang menunjukkan bahwa penambahan bahan pengisi batang sawit dapat meningkatkan ketahanan terhadap benturan dua setengah kali lipat dari gipsum murni. Hasil lengkap dari uji impak dapat dilihat pada Lampiran D pada halaman L-4. Ketahanan terhadap benturan ini karena adanya serat selulosa pada batang sawit. Menurut McKinney 1995 Adanya gaya antar molekul yang kuat pada serat selulosa dan struktur yang berulang menghasilkan derajat kristalin yang tinggi. Sehingga Universitas Sumatera Utara papan gipsum plafon yang dihasilkan memiliki daya tahan lebih baik terhadap benturan dibandingkan gipsum murni. Jelaslah dalam hal ini semakin banyak batang sawit ditambahkan akan menghasilkan harga impak yang lebih besar.

4.2.5 Pengujian Densitas