Analisis Keuangan Rasio Laba Kontribusi

VI. ANALISIS KEUANGAN RESTORAN CANARY

6.1 Analisis Keuangan

Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan merupakan alat untuk mengenal suatu masalah. Hal tersebut digunakan oleh pengambil keputusan untuk mengetahui peluang yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal maupun eksternal. Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan adalah permintaan dan persaingan produk atau jasa. Pengambilan keputusan dalam melakukan suatu kegiatan, maka harus mengetahui efek terhadap pendapatan dan biaya. Perubahan pendapatan dan biaya akan dipertimbangkan oleh beberapa parameter yaitu Margin Contribution, Break Event Point, Margin of Safety, Shut Down Point, dan Degree of Operating Leverage .

6.1.1 Laba Kontribusi a. Laba Kontribusi

Laba kontribusi digunakan perusahaan untuk mengetahui berapa besar jumlah pendapatan yang diperoleh, sehingga dapat menutup biaya tetap perusahaan yang telah dikeluarkan. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui laba yang dihasilkan dari penjualan suatu produk. Semakin besar laba kontribusi, maka semakin besar kesempatan yang diperoleh perusahaan untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba. Nilai rata-rata CM tahun 2007 dari pendapatan grup adalah yang paling baik sebesar Rp 186.033.244, sehingga dengan pendapatan yang didapat dari tamu grup Restoran Canary lebih memiliki kesempatan untuk meningkatkan laba dan menutup biaya tetap, dengan demikian sebaiknya Restoran Canary dalam menyikapi pendapatan dari tamu individu harus lebih meningkatkan penjualannya dengan melakukan promosi dan menambah variasi menu.

b. Rasio Laba Kontribusi

Rasio laba kontribusi Rasio CM digunakan perusahaan untuk mengetahui dengan cepat perubahan laba yang terjadi sebagai akibat perubahan penjualan. Rasio CM digunakan Restoran Canary untuk mengetahui dengan cepat perubahan laba sebagai akibat perubahan penjualan. Semakin besar Rasio CM maka semakin besar peluang Restoran Canary untuk memperoleh nilai titik impas yang lebih baik. Hasil analisis pendapatan dari tamu individu lebih besar dari tamu grup, hal ini menunjukkan bahwa perubahan penjualan pada pendapatan tamu individu lebih memiliki peluang untuk menghasilkan laba dibandingkan dari pendapatan tamu grup, karena perubahan penjualan yang terjadi pada tamu individu menurun, sehingga berakibat langsung terhadap volume produksi yang sedikit. Oleh karena itu biaya dan harga produk rendah, sehingga berpotensi menghasilkan laba yang besar.

6.1.2 Titik Impas

Titik Impas merupakan parameter yang digunakan perusahaan, dimana perusahaan tersebut tidak memperoleh laba dan tidak mengalami rugi. Hal tersebut dapat diartikan jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya. Semakin kecil titik impas yang diperoleh, maka semakin mudah manajemen perusahaan untuk menghasilkan laba. Hasil analisis titik impas dari tamu grup lebih kecil dari pada tamu individu. Hal ini menunjukkan bahwa dari pendapatan tamu grup yang diperoleh, maka Restoran Canary akan lebih cepat memperoleh laba yang berarti jika dalam sehari Restoran Canary memperoleh pendapatan penjualan sebesar Rp 59.163.725, maka Restoran Canary sudah berada di titik aman, karena pendapatan penjualan minimum dari produk tersebut sudah dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan dalam satu hari tersebut. Dengan kata lain setiap menu makanan yang terjual akan mendatangkan laba 61,29 persen dari pendapatan penjualan produk makanan. Titik impas dipengaruhi pendapatan penjualan diferensial dan biaya deferensial. Kecilnya titik impas disebabkan, karena pendapatan penjualan diferensial lebih besar dari pada biaya deferensial, sehingga perolehan laba kontribusi kecil dari pada pendapatan penjualan, rasio laba kontribusi besar yang akan mempengaruhi sebagai pembagi dalam perhitungan titik impas.

6.1.3 Margin of Safety MoS

Margin of Safety MoS memberikan informasi volume penjualan maksimal yang direncanakan oleh perusahaan. Semakin besar MoS, maka semakin besar kesempatan perusahaan untuk menghasilkan laba, sebaliknya semakin kecil MoS, maka perusahaan akan semakin berpotensi terhadap penurunan target penjualan. Hasil analisis MoS dari tamu grup lebih besar dari pada tamu individu. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah penurunan maksimum target pendapatan penjualan Restoran Canary agar tidak mengalami kerugian sebesar Rp 196.399.638. Besarnya MoS yang diperoleh, disebabkan karena penjualan yang direncanakan lebih besar dari pada titik impas yang diperoleh dari tamu grup.

6.1.4 Titik Penutupan Usaha

Biaya harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak menutupi biaya tunai. Semakin kecil titik penutupan usaha, maka semakin besar laba yang diperoleh perusahaan. Hasil analisis titik penutupan usaha tamu Grup lebih kecil dari pada tamu individu. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan penjualan tamu grup di bawah Rp 55.602.237 usaha Restoran Canary secara ekonomis tidak dapat melanjutkan usahanya, karena pendapatan penjualan di bawah jumlah tersebut akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar biaya tunainya. Sedangkan besarnya titik penutupan usaha pendapatan individu akan menyulitkan perusahaan memperoleh laba, hal ini di karenakan total biaya tunai untuk tamu individu lebih besar dari pada rasio laba kontribusi. 6.1.5 Degree Operating Laverage DOL Parameter DOL dalam perusahaan digunakan oleh manajemen untuk mengetahui dampak dari setiap usulan kegiatan dengan cepat yang akan menyebabkan perubahan pendapatan penjualan terhadap laba bersih perusahaan. Hasil analisis DOL dari tamu Grup lebih besar dari pada tamu individu. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu persen kenaikan pendapatan penjualan tamu grup akan mengakibatkan kenaikan 1,15 persen laba bersih usaha. Sedangkan kecilnya DOL yang diperoleh oleh tamu individu disebabkan karena penjualan yang diperoleh kecil dibandingkan tamu grup.

6.2 Implikasi Hasil Analisis Keuangan Restoran Canary

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dan Plastik Polipropilen (PP) Terhadap Fungi Pelapuk Kayu(Pycnophorus sanguinius FR dan Schizophyllum commune FR)

2 61 68

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di PT. Agrowiyana. Jambi.

0 7 86

Pengelolaan Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Agrowiyana, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

0 5 156

Pengelolaan Air nntnk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Agrowiyana Sei Tungkal Ulu, Kabupateu Tanjung Jabung Barst. Jambi.

0 20 144