Lingkungan Industri Analisis Lingkungan

3 Pelanggan Perusahaan dapat beroperasi dalam lima jenis pasar pelanggan, yaitu pasar konsumen, pasar industri, pasar reseller, pasar pemerintah dan pasar internasional. 4 Pesaing Setiap perusahaan menghadapi sejumlah besar pesaing dalam pasarnya. Perusahaan harus dapat menyusun strategi-strategi pemasaran yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Selain menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen sasaran, perusahaan juga harus menyesuaikan dengan strategi pesaing yang melayani konsumen sasaran yang sama. Perusahaan harus memperoleh keunggulan strategi dengan mendapatkan posisi yang kuat atas tawaran pesaing dalam ingatan konsumen sasarannya Kotler, 2000.

2.2.3.3 Lingkungan Industri

Industri dapat didefinisikan sebagai kumpulan perusahaan yang menawarkan produk serupa atau saling menggantikan. Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Michael Porter mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya tarik laba jangka panjang intrinsik dari suatu industri. Lima kekuatan tersebut adalah pesaing industri, pendatang potensial, produk substitusi, pembeli dan pemasok yang diilustrasikan pada Gambar 1. 1 Ancaman Persaingan Diantara Perusahaan-Perusahaan dalam Industri Persaingan antar perusahaan dalam industri terjadi dalam upaya memperoleh posisi yang kuat dalam industri. Persaingan yang tajam disebabkan oleh adanya faktor-faktor struktural yang paling berinteraksi, yaitu : penambahan kapasitas produksi, jumlah pesaing yang besar dan beragam, penerapan strategis yang benar dan hambatan keluar yang tinggi. Intensitas persaingan anggota industri ini akan mempengaruhi potensi laba dalam industri tersebut. 2 Ancaman Pendatang Baru Suatu segmen cukup menarik apabila memiliki hambatan masuk tinggi dan hambatan keluar rendah. Enam sumber hambatan masuk, yaitu skala ekonomi, diferensiasi produk, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala dan kebijakan pemerintah. 3 Ancaman Produk Substitusi Suatu industri menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi aktual atau potensial dari suatu produk. Substitusi membatasi harga dan laba yang dihasilkan oleh suatu industri. Perusahaan harus mengatasi secara dekat kecenderungan harga produk substitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat di industri substitusi tersebut, harga dan laba dalam industri tersebut akan menurun. 4 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan tawar menawar pembeli dapat mempengaruhi harga, biaya dan investasi sehingga dapat mempengaruhi kemampulabaan dalam industri. Kekuatan tawar menawar pembeli bergantung pada sifat dan karakter dalam industri. Pembeli mempunyai posisi yang kuat jika produk yang dibeli merupakan produk standar pembeli mengeluarkan biaya pengalihan yang kecil dan pembeli mempunyai informasi sempurna. 5 Ancaman Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Suatu industri menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka tawar. Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka terkonsentrasi atau terorganisasi, terdapat sedikit substitusi, produk yang dipasok adalah produk masukan yang penting, biaya berpindah pemasok yang tinggi dan jika pemasok dapat melakukan integrasi ke hilir. Pertahanan terbaik adalah membangun hubungan menang- menang win-win solution dengan pemasok atau memakai berbagai sumber pasokan. Sumber : Porter dalamKotler, 2000 Gambar 1. Lima kekuatan yang menentukan daya tarik suatu industri 2. 3 Restoran Restoran merupakan salah satu jenis usaha jasa bogapangan yang bertempat di sebagian atau di seluruh bangunan permanen yang dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi masyarakat umum di tempat usahanya. Sugiarto 1999 dalam Marpaung 2002 menjelaskan bahwa pada dasarnya kebutuhan konsumen atau masyarakat akan jasa boga restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu : physical product makanan dan minuman, psychological product yang mencakup sensual benefit cuci mata, suasana nyaman, sense of side kebersihan, kerapian, dan kesopanan, sense of listening musik, dan yang Persaingan dalam Industri Pendatang Baru Produk Substitusi Pemasok Pembeli terakhir kebutuhan akan customer service product kecepatan, reservasi, kemudahan transaksi. Atmojo 1995, menyatakan bahwa restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisir secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan yang baik kepada semua tamunya baik berupa makanminum. Restoran ada yang berada dalam hotel, kantor maupun pabrik dan banyak juga yang berdiri secara mandiri di luar bangunan tersebut. Tujuan operasi restoran adalah untuk mencari keuntungan sama seperti perusahaan lainnya. Selain itu tujuan operasi restoran adalah membuat puas para tamu yang merupakan tujuan operasi utama. Suatu hotel yang besar biasanya sekaligus memiliki restoran sebagai salah satu fasilitas yang disediakan. Pengelolaannya menjadi satu dalam sistem pengelolaan hotel tersebut, namun biasanya ditangani dengan lebih professional oleh dividsi yang secara khusus menangani restorannya. Menurut Andrikus 2000, restoran dalam operasinya terjadi semacam barter antar pembeli dan penjual dalam hal ini antara produk dengan uang. Hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan mulus apabila petugas yang akan menangani pelayanan tidak terseleksi secara cermat, dididik, dan dilatih dengan baik, diajar berkomunikasi serta dikoordinasikan dengan teliti serta dipersiapkan dengan kesungguhan hati. Restoran tidak sekedar memproduksi dan menjual menu makanan saja tetapi juga mempunyai kecenderungan untuk menawarkan jasa kepada konsumennya Ardi, 2003. Menurut Atmodjo 1995, industri restoran merupakan industri yang menawarkan dan menjual jasa keramah-tamahan. Menurut BPS Jawa Barat 2005, hotel adalah suatu usaha yang menggunakan suatu bangunan yang disediakan secara khusus, dimana setiap orang dapat menginap, makan, memperoleh pelayanan dan menggunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Marpaung 2002, mendefinisikan hotel sebagai suatu kegiatan usaha yang dikelola dengan menyediakan jasa pelayanan, makanan dan minuman, serta kamar untuk tiduristirahat bagi pelaku perjalanan wisatawan dengan membayar secara pantas sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan tanpa ada perjanjian khusus yang rumit. Beberapa bidang usaha layanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut ini : a. Layanan komersial dan public tidak terbatas. 1 Hotel : Jasa layanan makanan dan minuman di hotel untuk tamu berupa room services, coffee shop, snack bar lounge, fasilitas banquette, restoran prasmanan. 2 Restoran biasa : Tidak dilengkapi dengan akomodasi lainnya seperti tempat menginap. Biasanya berbeda berdasarkan menu sajian, misalnya restoran Padang, restoran Sunda, steak houses. 3 Fast Food : Mengutamakan kecepatan penyajian, misalnya fried chicken, hamburger . b. Layanan komersial dan publik terbatas. 1 Transport catering : Terdapat di alat transportasi publik seperti kereta api, kapal laut, pesawat terbang, atau tempat transit bis. 2 Clubs : Langganan tertentu seperti kelompok olah raga, politik, sosial. Jarang terdapat di Indonesia, misalnya Mercintile Club, Hilton Executive Club. c. Layanan non komersial Usaha makanan dan minuman biasa seperti kantin di perkantoran, layanan rumah sakit, rumah jompo. Sekarang usaha jenis ini terus mengalami perkembangan. Menurut Dewanto 2002, perwujudan kepuasan pelanggan dapat diidentifikasi melalui lima dimensi mutu pelayanan pertama, kemampuan untuk memberikan jasa sesuai yang dijanjikan secara benar realibility. Kedua, jaminan assurance kepada pelanggan yang mencakup kemampuan kesopanan dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staff maupun menu makanan. Ketiga, kebutuhan pelanggan yang berfokus pada penampilan barang atau jasa mencakup antara lain, fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan pegawai dan sarana komunikasi atau sering dikategorikan sebagai tangibles. Keempat, adanya kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan pemahaman atas kebutuhan para pelanggan emphaty. Kelima, pemberian layanan secara cepat, tanggap dan responsiveness. Selanjutnya lima dimensi dalam memutuskan mutu pelayanan menurut Zeithaml et al dalam Lovelock 1991 yaitu : 1 Realibility : yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. 2 Responsiveness : yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. 3 Assurance : yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan keyakinan pelanggan terhadap perusahaan. Kemampuan tersebut adalah : a. Emphaty : yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. b. Tangible : yaitu meliputi penampilan fisik seperti ruangan, kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.

2.4 Analisis Kinerja Keuangan

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre Nursery

4 102 53

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Studi Karakteristik Ganoderma Boninense Pat. Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Di Lahan Gambut

9 86 83

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dan Plastik Polipropilen (PP) Terhadap Fungi Pelapuk Kayu(Pycnophorus sanguinius FR dan Schizophyllum commune FR)

2 61 68

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pengelolaan Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di PT. Agrowiyana. Jambi.

0 7 86

Pengelolaan Pemanenan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan PT Agrowiyana, Kecamatan Tungkal Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

0 5 156

Pengelolaan Air nntnk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT Agrowiyana Sei Tungkal Ulu, Kabupateu Tanjung Jabung Barst. Jambi.

0 20 144