Kerangka Konsep Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Belanja Daerah Dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia Dengan Konsumsi Sebagai Variabel Moderating

30

BAB III Kerangka Konsep dan Hipotesis

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan latar belakang penelitian dan landasan teori, maka kerangka konsep penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. sebagai berikut: H1 H2 H5 H3 H6 H4 Gambar 3.1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Perimbangan, Belanja Daerah, dan Penanaman modal Dalam Negeri PMDN terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Konsumsi sebagai variabel moderating. Pendapatan Asli Daerah PAD X1 Dana Perimbangan X2 Belanja Daerah X3 Konsumsi Z Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN X4 Pertumbuhan Ekonomi Y Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 3.1. terdapat satu variabel dependen Y yaitu pertumbuhan ekonomi, empat varibel independen X yaitu PAD sebagai X1, dana perimbangan sebagai X2, belanja daerah sebagai X3, PMDN sebagai X4 dan variabel moderating Z yaitu konsumsi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah mencerminkan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Keynes berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh aspek pemerintah, investasi, konsumsi dan net ekspor. Peneliti hanya meneliti tentang faktor-faktor dalam negeri yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara yaitu aspek pemerintah, investasi dan konsumsi. Aspek pemerintah terdiri dari PAD, dana perimbangan dan belanja daerah. Investasi terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing. PMA tidak dimasukkan kedalam penelitian ini karena PMA berasal dari luar negeri. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang diperoleh dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. PAD digunakan untuk membiayai kegiatan daerah atau mengadakan pembangunan daerah yang tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kemakmuran daerah tersebut. Peningkatan kemakmuran daerah mencerminkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut tinggi. Sehingga dapat dikatakan PAD mampu menggerakkan perekonomian daerah. Semakin besar peningkatan PAD maka pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan semakin tinggi. Demikian sebaliknya, semakin kecil PAD maka pertumbuhan ekonomi daerah tersebut akan rendah. Universitas Sumatera Utara Setiap daerah tidak mempunyai sumber pendapatan yang sama. Ada daerah yang memiliki sumber pendapatan yang banyak dan ada pula daerah yang memiliki sumber pendapatan yang kecil. Pemerintah pusat mempunyai tujuan untuk meratakan pembangunan di setiap daerah. Pemerintah pusat membantu pemerintah daearah melalui dana perimbangan. Dana perimbangan diberikan oleh pemerintah pusat dengan tujuan membantu daerah untuk membiayai kegiatan pembelanjaan di daerah tersebut. Dana perimbangan merupakan sumber pendapatan daerah yang bersumber dari pemerintah pusat. Dana perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Khusus DAK dan Dana Alokasi Umum DAU. Pemerintah pusat memberikan bantuan dana kepada pemerintah daerah berupa dana perimbangan dengan tujuan untuk membantu pemerintah daerah melakukan pembangunan di daerah tersebut. Pembangunan daerah bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran daerah yang berimbas pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa dana perimbangan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Semakin besar dana perimbangan yang diterima daerah tersebut maka semakin tinggi pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Demikian sebaliknya, semakin kecil dana perimbangan yang diterima daerah tersebut maka semakin rendah pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Sumber pendapatan daerah berupa PAD dan dana perimbangan digunakan untuk membiayai belanja daerah. Belanja daerah terdiri dari belanja langsung, belanja tidak langsung dan pembiayaan daerah. Pemerintah daerah memakai PAD dan dana perimbangan untuk melakukan pembangunan di daerah tersebut. Untuk mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang Universitas Sumatera Utara tinggi, pemerintah daerah menata pembangunan daerahnya sendiri. Pembangunan daerah yang dilakukan mencakup banyak aspek yaitu pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur, pertanian, pariwisata dan lain sebagainya. Pemerintah daerah memajukan dan membangun daerahnya melalui belanja daerah yang dilakukan. Peningkatan kemakmuran daerah memcerminkan peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Sehingga belanja daerah dapat memacu kenaikan pertumbuhan ekonomi daerah. PMDN merupakan investasi yang dilakukan oleh masyarakat domestik atau dalam negeri. Semakin besar investasi yang masuk ke daerah maka tingkat produktivitas daerah akan semakin tinggi sehingga akan memicu pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. Sebaliknya, semakin sedikit masyarakat menanamkan modalnya atau sedikit investasi yang masuk ke daerah maka pertumbuhan ekonomi daerah akan lambat. Konsumsi mampu memperkuat atau memperlemah hubungan antara PAD, dana perimbangan, belanja daerah dan PMDN terhadap pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat maka penerimaan PAD dalam bentuk pajak daerah dan retribusi daerah semakin meningkat sehingga konsusmsi masyarakat yang tinggi dapat memperkuat hubungan antara PAD dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat non makanan seperti konsumsi pendidikan maka pemda akan menerima dana perimbangan dari pemerintah pusat akan semakin besar sehingga konsumsi masyarakat yang tinggi dapat memperkuat hubungan antara dana perimbangan dengan pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat seperti konsumsi kesehatan, pendidikan, fasilitas umum dan lain sebagainya maka semakin besar belanja daerah yang dilakukan oleh pemda sehingga konsumsi masyarakat yang tinggi dapat memperkuat hubungan antara belanja daerah dengan pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat memacu tingginya tingkat kegiatan produktivitas sebuah perusahaan swasta ataupun Badan Usaha Milik Negara BUMN di daerah tersebut. Tingginya produktivitas memerlukan penambahan modal dalam bentuk investasi. Semakin tinggi tingkat konsumsi masyarakat maka semakin besar PMDN yang ditananamkan di perusahaan swasta atau BUMN untuk dapat meningkatkan produktivitasnya. Sehingga konsumsi masyarakat yang tinggi dapat memperkuat hunbungan antara PMDN dengan pertumbuhan ekonomi.

3.2. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

1 80 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah Dengan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Propinsi Sumatera Utara

4 79 97

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

PENGARUH DANA PERIMBANGAN, PERTUMBUHAN EKONOMI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN JUMLAH PENDUDUK SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 3 75

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI.

0 3 47