Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi Data

disetiap daerah. Kepulauan Riau memiliki konsumsi non makanan tertinggi dan Jawa Tengah memiliki konsumsi non makanan terendah. Berdasarkan analisis data statistik deskriptif diatas, maka perlu dilakukan transformasi data dengan menggunakan logaritma data.

5.1.2. Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi Data

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil bahwa distribusi data tidak normal sehingga diperlukan transformasi data dengan memakai logaritma. Uji asumsi klasik terdiri dari uji linearitas, uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji autokorelasi.

5.1.2.1. Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian ini mengalami kenaikan atau penurunan secara linier. Uji ini dibutuhkan karena peneliti menggunakan metode analisis linier berganda. Uji linearitas dilakukan setelah melakukan transformasi data. Tabel 5.2 menunjukkan hasil pengujian linearitas sebagai berikut : Tabel 5.2. Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares df Mean Square F Sig. Y X1 Between Groups Deviation from Linearity 5.697 92 .062 1.905 .529 Y X2 Deviation from Linearity 12.855 88 .146 2.778 .125 Y X3 Deviation from Linearity 8.723 89 .098 .692 .774 Y X4 Deviation from Linearity 18.178 90 .202 1.383 .459 Y Z Deviation from Linearity 15.664 81 .193 .784 .751 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 5.2 dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Hubungan variabel Y pertumbuhan ekonomi dengan variabel X 1 PAD adalah linier. Hal ini dapat dilihat dari sig deviation from linearity sebesar 0,529 nilai α sebesar 0,05. b. Hubungan variabel Y pertumbuhan ekonomi dengan variabel X 2 dana perimbangan adalah linier. Hal ini dapat dilihat dari sig deviation from linearity sebesar 0,125 nilai α sebesar 0,05. c. Hubungan variabel Y pertumbuhan ekonomi dengan variabel X 3 belanja daerah adalah linier. Hal ini dapat dilihat dari sig deviation from linearity sebesar 0,774 nilai α sebesar 0,05. d. Hubungan variabel Y pertumbuhan ekonomi dengan variabel X 4 PMDN adalah linier. Hal ini dapat dilihat dari sig deviation from linearity sebesar 0,459 nilai α sebesar 0,05. e. Hubungan variabel Y pertumbuhan ekonomi dengan variabel Z konsumsi adalah linier. Hal ini dapat dilihat dari sig deviation from linearity sebesar 0,751 nilai α sebesar 0,05.

5.1.2.2. Uji normalitas

Peneliti menggunakan uji normalitas hanya untuk mengetahui distribusi data yang dipakai secara normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan setelah transformasi data. Untuk menguji normalitas peneliti menggunakan one sample kolmogrov smirnov test dan hasilnya adalah data penelitian berdistribusi normal. Hal ini dilihat dari signifikan sebesar 0,393 nilai α sebesar 0,05. Tabel 5.3 Universitas Sumatera Utara memaparkan hasil uji normalitas dengan menggunakan one sample kolmogrov smirnov test sebagai berikut : Tabel 5.3. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 95 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .18582619 Most Extreme Differences Absolute .092 Positive .056 Negative -.092 Kolmogorov-Smirnov Z .900 Asymp. Sig. 2-tailed .393 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

5.1.2.3. Uji multikolonieritas

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tidak bias maka data yang dipakai harus bebas dari multikolonieritas dengan melihat nilai VIF variance- inflating factor. Tabel 5.4 menyatakan hasil uji multikolonieritas sebagai berikut: Tabel 5.4. Uji multikolonieritas Test 1 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant X1 .439 2.276 X2 .056 17.881 X3 .047 21.428 X4 .983 1.017 Z .773 1.293 a. Dependent Variable: Y Universitas Sumatera Utara Apabila nilai VIF 10 maka tingkat kolonieritas dapat ditolerin atau bebas multikolonieritas. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa : a. Nilai VIF di X 1 PAD sebesar 2,276 10 maka X 1 bebas multikolonieritas b. Nilai VIF di X 2 dana perimbangan sebesar 17,881 10 maka X 2 terkena gejala multikolonieritas c. Nilai VIF di X 3 belanja daerah sebesar 21,428 10 maka X 3 terkena gejala multikolonieritas d. Nilai VIF di X 4 PMDN sebesar 1,017 10 maka X 4 bebas multikolonieritas. e. Nilai VIF di Z konsumsi sebesar 1,293 10 maka Z bebas multikolonieritas Ada 2 variabel yang terkena multikolinieritas yaitu dana perimbangan dan belanja daerah. Pada variabel dana perimbangan, peneliti mengambil semua komponen dana perimbangan yakni DAU, DAK dan dana bagi hasil. Pada varibel belanja daerah, peneliti mengambil semua komponen belanja langsung dan belanja tidak langsung. Sebagian besar DAU didistirbusikan untuk membiayai belanja langsung dan belanja tidak langsung dalam bentuk belanja pegawai. DAU dan belanja pegawai memiliki hubungan korelasi yang cukup tinggi. Sehingga dana perimbangan dengan belanja daerah mengalami gejala multikolinearitas. Tabel 5.5 memperlihatkan hasil uji multikolinearitas setelah membuang komponen DAU. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5 Uji Multikolonieritas Test 2 Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant x1 .478 2.093 x2 .592 1.689 x3 .528 1.895 x4 .595 1.681 z .736 1.359 a. Dependent Variable: y Dari tabel diatas diketahui bahwa semua variabel penelitian sudah bebas dari multikolinearitas setelah komponen DAU dihilangkan dari dana perimbangan. a. Variabel X 1 PAD bebas multikolinearitas karena nilai VIF X 1 sebesar 2,093 10 b. Variabel X 2 dana perimbangan bebas multikolinearitas karena nilai VIF X 2 sebesar 1,689 10 c. Variabel X 3 belanja daerah bebas multikolinearitas karena nilai VIF X 3 sebesar 1,895 10 d. Variabel X 4 PMDN bebas multikolinearitas karena nilai VIF X 4 sebesar 1,681 10 e. Variabel Z konsumsi bebas multikolinearitas karena nilai VIF Z sebesar 1,359 10 Universitas Sumatera Utara 5.1.2.3.Uji autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu di tahun t dengan kesalahan pengganggu di tahun sebelumnya. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji run test. Berikut ini tabel 5.6 memaparkan hasil uji run test. Tabel 5.6. Uji Autokorelasi Test 1 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.00079 Cases Test Value 47 Cases = Test Value 47 Total Cases 94 Number of Runs 37 Z -2.281 Asymp. Sig. 2-tailed .023 a. Median Dari tabel diatas diketahui bahwa data penelitian tekena autokorelasi. Hal ini dilihat dari nilai asymp.Sig sebesar 0,023 α sebesar 0,05. Artinya kesalahan yang terjadi di tahun t menyebabkan terjadinya kesalahan di tahun berikutnya. Data penelitian yang digunakan adalah 5 tahun dari tahu 2007-2011. Sehingga peneliti menghilangkan 1 tahun data pnelitian yaitu pada tahun 2007 dan data penelitian telah bebas autokorelasi. Hal ini dilihat dari nilai asymp.sig sebesar 1,000 nilai α sebesar 0,05. Berikut tabel 5.7 memaparkan hasil uji autokorelasi setelah dikurangi tahun penelitian. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Uji Autokorelasi Test 2 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.01477 Cases Test Value 32 Cases = Test Value 32 Total Cases 64 Number of Runs 33 Z .000 Asymp. Sig. 2-tailed 1.000 a. Median

5.1.3. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

1 80 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah Dengan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Propinsi Sumatera Utara

4 79 97

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

PENGARUH DANA PERIMBANGAN, PERTUMBUHAN EKONOMI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN JUMLAH PENDUDUK SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 3 75

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI.

0 3 47