Originalitas Review Penelitian Terdahulu

1.5. Originalitas

Penelitian ini adalah replikasi dari dua jurnal yaitu jurnal kajian ekonomi yang diteliti oleh Ernita 2013 dengan judul “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi dan Konsumsi di Indonesia” serta jurnal akuntansi dan manajemen yang diteliti oleh Maryati 2010 dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK Tehadap Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Sumatera Barat ”. Ernita meneliti faktor-faktor pertumbuhan ekonomi dari sektor pengeluaran pemerintah, permodalan dan konsumsi masyarakat sedangkan Maryati meneliti faktor-faktor pertumbuhan ekonomi dari sektor pendapatan pemerintah. Penelitian ini menggabungkan faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yang diteliti oleh Ernita dan Maryati. Pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel PAD, Dana Perimbangan, Belanja Daerah dan PMDN untuk menguji pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi dan variabel konsumsi sebagai variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini meneliti 33 provinsi di Indonesia dengan kurun waktu lima tahun sehingga diharapkan hasilnya menjadi konkret. Universitas Sumatera Utara 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendapatan Asli Daerah PAD Untuk melaksanakan otonomi daerah, pemerintah daerah diberi kewenangan untuk menggali sumber keuangan sendiri yaitu Pendapatan Asli Daerah PAD. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan UU no 322004 pasal 1 : 15. Sumber-sumber pendapatan daerah berasal dari PAD, dana perimbangan dan pendapatan lain-lain yang sah UU No 322004 pasal 157. PAD adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan UU No 332004 pasal 1 : 18. Peningkatan PAD selalu diupayakan karena merupakan penerimaan daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah. Peningkatan PAD akan memicu pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penerimaan PAD suatu daerah tidak akan meningkat apabila daerah tersebut tidak mengalami perumbuhan ekonomi Maryati, 2010. Penerimaan PAD diupayakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang tercermin dalam Produk Domestik regional Bruto PDRB Tuasikal, 2008. Pajak pendapatan yang besar kecilnya tergantung pada besar kecilnya pendapatan yang diperoleh wajib pajak merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut Waluyo, 2007. Sehingga dapat Universitas Sumatera Utara dikatakan, besar kecilnya pajak yang dibebankan kepada masyarakat sangat tergantung pada besar kecilnya pendapatan wajib pajak. Penghasilan masyarakat merupakan semua penerimaan yang dapat menambah konsumsi dan meningkatkan kekayaan atau tabungan Mangkoesoebroto dalam Munir, 2000. Peningkatan penghasilan akan meningkatkan konsumsi masyarakat sehingga dapat meningkatkan PAD dalam bentuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Kewenangan untuk memungut PAD diatur dalam UU Nomor 34 Tahun 2000 dengan peraturan pelaksanaannya berupa PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah dan PP Nomor 66 tahun 2001 tentang retribusi Sitaniapessy, 2003. Selain pajak daerah dan retribusi, PAD juga berasal dari hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan. Pengelolaan atas kekayaan daerah yang dipisahkan menjadi sangat penting ketika pemda berusaha meningkatkan pendapatannya untuk membiayai pembiayaan publik yang outcomes-nya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Utami, 2013

2.1.2. Dana Perimbangan

Sesuai dengan prinsip kesatuan bahwa pemerintah daerah tidak bisa terpisahkan dari pemerintah pusat UU No 322004. Berdasarkan undang-undang tersebut maka setiap pemerintah daerah tidah harus dapat membiayai seluruh belanja daerah dari PAD Sitaniapessy, 2003. Pemerintah pusat akan memberikan bantuan kepada setiap daerah melalui dana perimbangan. Besar kecilnya dana perimbangan yang didapat setiap pemerintah daerah berbanding terbalik dengan PAD yang digali oleh pemerintah daerah tersebut. Dana perimbangan diberikan dengan tujuan membantu pemerintah daerah dalam mengurus rumah tangga pemerintah daerah tersebut. Universitas Sumatera Utara Apabila PAD suatu pemerintah daerah tersebut besar maka dana perimbangan yang diberikan oleh pemerintah pusat akan kecil. Hal ini berarti pemerintah daerah telah mampu membiayai belanja daerah tersebut. Sebaliknya, apabila PAD daerah tersebut kecil maka dana perimbangan yang diberikan oleh pemerintah pusat akan besar. Hal ini berarti pemerintah daerah tersebut belum mampu membiayai belanja daerah sendiri. Dana perimbangan ini diberikan dengan tujuan untuk membantu pembangunan daerah yang tidak memiliki sumber penerimaan daerah yang besar. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi UU No 332004 pasal 1 : 19. Berdasarkan undang- undang tersebut dana perimbangan terdiri dari : a. Dana Bagi Hasil DBH bersumber dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, Pajak Penghasilan PPh, sumber daya alam yang berasal dari kehutanan, perikanan dan pertambangan. b. Dana Alokasi Umum DAU c. Dana Alokasi Khusus DAK dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah yang sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN. Penggunaan Dana Perimbangan agar diprioritaskan untuk kebutuhan Sumarsono, 2010 sebagai berikut : a. Penerimaan DBH pajak supaya diprioritaskan untuk mendanai perbaikan lingkungan pemukiman diperkotaan dan di pedesaan, pembangunan irigasi, jalan dan jembatan. Universitas Sumatera Utara b. Penerimaan DBH sumber daya alam agar diutamakan pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk standar pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan perundang-undangan. c. DAU agar diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji dan tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat. d. DAK digunakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah.

2.1.3. Belanja Daerah

Krisis ekonomi global yang melanda sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia, memperlihatkan bahwa keseimbangan dalam perekonomian suatu negara tidak bisa dengan hanya mengandalkan sektor swasta. Kontribusi sektor pemerintah juga sangat dihandalkan. Terutama faktor pengeluaran pemerintah, investasi pemerintah yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan net ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan nasional Ernita, 2013. Pengeluaran pemerintah yang dimaksud adalah belanja daerah. Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah PP No 582005 pasal 20 : 3. Belanja daerah diprioritaskan untuk Universitas Sumatera Utara melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah UU No 322004 pasal 167. Belanja daerah diklasifikasikan menurut jenis belanja yaitu belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan serta belanja tidak terduga PP No 582005 pasal 27 : 3. Belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD diprioritaskan untuk Sumarsono, 2010 yaitu : a. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemda, terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. b. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasiitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

2.1.4. Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN

Teori pertumbuhan endogen endogeneous growth theory menjelaskan bahwa investasi pada modal fisik dan modal manusia berperan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang Ma’ruf, 2008. Investasi memainkan peran penting dalam menggerakkan kehidupan ekonomi bangsa, karena pembentukan modal memperbesar kapasitas produksi, menaikkan pendapatan nasional maupun menciptakan lapangan kerja baru, dalam hal ini akan semakin memperluas kesempatan kerja Torado dalam Sodik, 2005. Universitas Sumatera Utara Teori pertumbuhan endogen sesuai dengan teori keseimbangan pada pasar barang yang dikemukakan oleh Keynes. Teori ini menyatakan bahwa peningkatan invesasi akan mendorong peningkatan pendapatan nasional karena investasi merupakan komponen pembentuk pendapatan nasional Ernita, 2013. Teori Neoklasik menjelaskan tentang hubungan antara investasi domestik dengan perkembangan ekonomi, dimana investasi memiliki hubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Investasi domestik penting untuk peningkatan kemakmuran ekonomi bagi beberapa negara Alfa, 2012. Menurut metode pengeluaran dalam penghitungan pendapatan nasional, salah satu jenis agregatnya adalah pengeluaran investasi Utami, 2013. Pembangunan yang terjadi di Indonesia tidak merata. Beberapa daerah mencapai pertumbuhan cepat, sementara beberapa daerah lagi mengalami pertumbuhan yang lambat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya sumber-sumber yang dimiliki, adanya kecenderungan peranan modal investor memilih daerah perkotaan atau daerah yang telah memiliki berbagai fasilitas Sutarno, 2003. Investasi bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat Hidayat, 2011. Pemerintah daerah Pemda memiliki peranan yang besar dalam menunjang upaya memperbaiki iklim investasi. Pemda harus menindaklanjuti dengan menerbitkan Perda yang sejalan dengan UU Penanaman modal dan tidak boleh lepas dari tujuan negara secara nasional Utami, 2013. Pemda melakukan investasi dalam bentuk penyertaan modal pada BUMD. Dalam penganggarannya, investasi ini tidak diakui sebagai belanja, namun Universitas Sumatera Utara dimasukkan sebagai pengeluaran pembiayaan. Di sisi lain, hasil yang diterima dari investasi ini dikategorikan sebagai PAD. Pada kenyataannya, investasi yang dilakukan pemda tidak memberikan kontribusi terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat Utami, 2013. Modal dalam negeri adalah bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia, baik yang dimiliki oleh negara maupun swasta nasional atau swasta asing yang berdomisili di Indonesia, yang disediakan guna menjalankan suatu usaha di Indonesia dan harus sesuai dengan UU Penanaman Modal Widjaya, 2005. Modal dalam negeri dikenal dengan istilah PMDN. Tingkat tabungan yang tinggi akan meningkatkan investasi domestik dan akhirnya akan meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi Barro, 1996. Pertumbuhan ekonomi yang cepat melalui investasi domestik akan diharapkan dapat meningkatkan harapan untuk kesempatan berinvestasi Duncan, 1999.

2.1.5. Konsumsi

Konsumsi merupakan salah satu komponen permintaan agregat yang digerakkan oleh pengeluaran konsumsi. Berbagai jenis barang dan jasa ditawarkan kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Munculnya kegiatan produksi disebabkan adanya kegiatan konsumsi. Sebaliknya, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi. Meningkatnya produksi akan meningkatkan pendapatan. Peningkatan pendapatan merupakan salah satu indikator meningkatnya pertumbuhan ekonomi Ningsih, 2013. Dalam teori Keynes, konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan diposibel yaitu pendapatan setelah dikurangi pajak dan merupakan pendapatan yang siap Universitas Sumatera Utara dibelanjakan. Pada dasarnya pendapatan diposibel digunakan untuk kegiatan konsumsi dan untuk tabungan Ernita, 2013. Pendapatan yang tidak habis dikonsumsi maka akan ditabung. Jika suku bunga naik maka sisa pendapatan diposibel akan digunakan sebagai tabungan dan sebaliknya jika suku bunga turun maka masyarakat akan melakukan investasi. Investasi yang dilakukan pada umumnya adalah PMDN. PAD suatu daerah berbanding lurus dengan konsumsi. Jika konsumsi tinggi maka PAD yang diterima akan meningkat. Demikian sebaliknya jika konsumsi rendah maka PAD juga akan kecil. Retribusi merupakan salah satu bentuk penerimaan daerah yang tergolong kedalam PAD. Retribusi tinggi apabila masyarakat banyak mengkonsumsi barang dan jasa yang ditawarkan oleh pemerintah daerah seperti retribusi parkir, retribusi penerangan jalan dan lain sebagainya. DAK merupakan bagian dari dana perimbangan. DAK diberikan untuk memenuhi kebutuhan khusus setiap daerah seperti kebutuhan pendidikan. Semakin banyak jumlah penduduk suatu daerah maka tingkat konsumsi terhadap pendidikan akan meningkat. Meningkatnya konsumsi pendidikan dapat meningkatkan pemberian DAK untuk pendidikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. PAD yang diupayakan dan dana perimbangan yang diterima oleh pemerintah daerah digunakan untuk membiayai belanja daerah. Belanja daerah digunakan untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa konsumsi dapat memperkuat hubungan PAD, dana perimbangan, belanja daerah, dan PMDN dengan pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Pendapatan seseorang dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan nominal dan pendapatan riil Waluyo, 2007. Pendapatan nominal merupakan pendapatan yang diterima oleh seseorang dalam jumlah nominal. Sedangkan pendapatan rill merupakan pendapatan yang jumlahnya telah dideflasikan dengan dengan perubahan barang dan jasa. Pendapatan riil merupakan indikator yang paling realistis digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan seseorang. Pengeluaran konsumsi rumah tangga tidak terbatas hanya pengeluaran untuk barang-barang yang tidak tahan lama, tetapi dapat meliputi pengeluaran untuk barang-barang tahan lama durable goods Waluyo, 2007. Ada beberapa teori konsumsi, dimana dalam bahasan ini besar kecilnya konsumsi ditentukan oleh variabel-variabel lain selain pendapatan Waluyo, 2007. Adapun teori konsumsi yang dimaksud diatas adalah a. Teori konsumsi dengan hipotesa pendapatan absolut Pengeluaran konsumsi sangat ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan, dimana antara pendapatan dengan konsumsi memiliki hubungan yang positif. Keynes dalam bukunya yang berjudul The general Theory of Employment, Interest and Money memberikan perhatian besar terhadap hubungan antara konsumsi dan pengeluaran. Lebih lanjut Keynes mengatakan bahwa ada pengeluaran konsumsi minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat outonomous consumtion dan pengeluaran konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan. b. Teori konsumsi dengan hipotesis siklus hidup Teori konsumsi dengan menggunakan suatu pendekatan siklus hidup yang dikembangkan oleh Ando, Brumberg dan Modigliani ABM. Berdasarkan teori Universitas Sumatera Utara ini pengeluaran konsumsi seseorang sangat tergantung dari perjalanan umur seseorang yang terdiri atas tiga tahap yaitu: 1. Dimulai dari usia 0 tahun sampai dengan usia kerja usia tertentu belum bekerja. Di tahap ini seseorang melakukan konsumsi dalam kondisi dissaving karena seseorang melakukan konsumsi sangat tergantung pada orang lain orang tua atau saudara 2. Dimulai dari usia kerja sudah bekerja sampai dengan usia dimana orang tersebut sudah menjelang usia tua tidak produktif. Di tahap ini seseorang berkonsumsi dalam kondisi saving karena pengeluaran konsumsinya sudah tidak tergantung pada orang lain mandiri. 3. Di usia tua tidak produktif, seseorang kembali berada dalam kondisi dissaving karena dalam tahap ini seseorang tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. c. Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan relative Teori ini dikemukakan oleh James Duesenberry dengan buku “Income, Saving and the Theory of Consummer Behavior”, bermaksud merekonsiliasi hubungan yang tidak proporsional dan yang proporsional antara konsumsi dan pendapatan dengan maksud agar diperoleh gambaran mengenai alasan sebab- sebab timbulnya perbedaan tersebut. Di dalam teori ini ada dua asumsi yang digunakan yaitu : 1. Selera rumah tangga atas barang konsumsi adalah inter dependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya tetangga Universitas Sumatera Utara 2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversible artinya pola pengeluaran pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan. d. Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen Teori ini dikemukaan oleh Milton Friedman yang berisi pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara.

2.1.6. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu dan dapat dikaitkan juga sebagai keadaan kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional Ernita, 2013. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikasi keberhasilan pembangunan di suatu perekonomian Ma’ruf, 2008. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat Hidayat, 2011. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Kebijakan-kebijakan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menurut Sukirno dalam Hidayat 2011 yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Kebijakan diversifasi kegiatan ekonomi adalah suatu kebijakan melakukan transformasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional kepada kegiatan yang modern 2. Mengembangkan infrastruktur, sebab modernisasi ekonomi memerlukan infrastruktur yang modern 3. Meningkatkan taraf hidup, pendidikan masyarakat dapat menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan akan mempercepat pertumbuhan ekonomi 4. Mengembangkan institusi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Aspek pertumbuhan ekonomi memegang peranan terpenting selaku indikator pembangunan suatu negara. Bahkan tidak jarang pertumbuhan ekonomi diidentikkan pula dengan kesejahteraan dan tingkat kehidupan. Sebagian besar dari komponen pertumbuhan ekonomi ini berorientasi terhadap aspek konsumsi dari perkiraan pendapatan nasional. Komponen konsumsi ini dianggap lebih penting dari pada komponen pendaptan, karena komopnen ini secara langsung akan mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat kehidupan masyarakat Esmara dalam Maryati, 2009. Perekonomian juga dapat digerakkan oleh pengeluaran konsumsi masyarakat. Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro ekonomi yang merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang-barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yang melakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan Ningsih, 2013. Pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang masih relatif rendah tersebut ditopang oleh konsumsi masyarakat. Universitas Sumatera Utara Secara teori pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi tidak akan menjadi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh invetasi Ernita, 2013. Pertumbuhan yang ditopang oleh investasi dianggap akan meningkatkan produktivitas sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Krisis ekonomi global yang melanda sebagian negara di dunia termasuk Indonesia, memperlihatkan bahwa keseimbangan dalam perekonomian suatu negara tidak bisa dengan hanya mengandalkan sektor swasta. Kontribusi sektor pemerintah juga sangat dihandalkan. Terutama faktor pengeluaran pemerintah, investasi pemerintah dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan net ekspor yang dapat meningkatkan pendapatan nasional Ernita, 2013. Di dalam makroekonomi, konsumsi rumah tangga dan investasi dapat merangsang pengeluaran agregat, sehingga peningkatan konsumsi dan investasi diharapkan dapat menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi Karim, 2010. Untuk mengukur keberhasilan suatu perekonomian salah satunya dapat dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi economic growth merupakan besaran yang diukur dari kenaikan besarnya pendapatan nasional produksi nasional pada periode tertentu Waluyo, 2007. Pertumbuhan ekonomi dijadikan sebagai alat ukur untuk menganalisa tingkat perkembangan perekonomian di suatu Negara Utami, 2013. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Produk nasional atau pendapatan nasional dapat dibedakan menjadi dua bagian Universitas Sumatera Utara yaitu Produk Domestik Bruto PDB dan Produk Nasional Bruto PNB Supriana, 2008. PDB merupakan barang dan jasa yang diproduksi dalam satu negara pada tahun tertentu. Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto PDRB untuk di daerah-daerah. PNB merupakan barang dan jasa yang diproduksi oleh warga negara yang bekerja dalam negerinya sendiri maupun yang bekerja di luar negeri. Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pertumbuhan PDRB yang mencerminkan nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas produksi di perekonomian tiap-tiap daerah. Angka PDRB atas dasar harga konstan yaitu PDRB yang sudah mengeleminasi faktor inflasi Maryati, 2010. Untuk menghitung pendapatan nasional terdapat tiga pendekatan approach yang dapat digunakan, pendekatan tersebut Waluyo, 2007 adalah : a. Pendekatan produksi production approach b. Pendekatan pendapatan income approach adalah dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh dari semua pelaku ekonomi yakni sektor rumah tangga, sektor swasta, sektor pemerintah dan sektor luar negeri dalam suatu negara pada periode waktu tertentu. c. Pendekatan pengeluaran expenditure approach yaitu dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi antara lain sektor rumah tangga, sektor perusahaan swasta, sektor pemerintah, dan sektor luar negeri pada suatu negara pada periode tertentu.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada alinea dibawah ini. 1. Maryati 2010 Penelitian ini menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Data yang digunakan adalah data PDRB atas harga konstan, realisasi PAD, DAU dan DAK di kabupatenkota di Sumatera Barat dari tahun 2004 sampai dengan 2006 yang terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota. Analisis data dengan menggunakan analisa regresi berganda. Hasil analisis membuktikan bahwa PAD berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi, DAU berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan DAK tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 2. Ma’ruf 2008 Penelitian ini menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah secara agregat terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang pada tingkat provinsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan analisis data panel yang terdiri dari 26 provinsi selama kurun waktu 1980 sampai 2006. Data yang digunakan telah melalui uji stasioneritas dengan menggunakan uji Augmented Dickey Fuller ADF – Fisher . Hasilnya, data stasioner pada tingkat first difference. Penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien pengeluaran pemerintah riil adalah positif signifikan. Artinya pengeluaran pemerintah memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 3. Utami 2013 Universitas Sumatera Utara Penelitian ini menganalisis pengaruh investasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap PAD. Penelitian ini dilakukan di pemerintahan kota Tasikmalaya dengan menggunakan data dari tahun 2004 sampai 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan mengunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dalam hal ini Dinas Pendapatan, Bappeda di Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1 Hubungan antara investasi dan pertumbuhan ekonomi tidak kuat 2 Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah 3 Pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah 4 Investasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah. 4. Sodik 2005 Penelitian ini menganalisis dampak investasi terhadap pertumbuhan ekonomi regional 26 propinsi dengan membagi kurun waktu analisis sebelum dan sesudah otonomi. Metode analisis yang dilakukan menggunakan data runtut waktu times series dari tahun 1998-2003 dan data Cross section dari Propinsi- propinsi di Indonesia 26 propinsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi baik PMA maupun PMDN berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan arah yang positif. Variabel penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional, sehingga bagaimanapun investasi baik PMA maupun PMDN sangat diperlukan oleh suatu daerah untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri . 5. Hidayat 2011 Universitas Sumatera Utara Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru. Variabel yang diteliti adalah pertumbuhan ekonomi, PMDN, ekspor, tenaga kerja, dan infrastruktur. Penelitian ini menggunakan data tahun 1995 sampai 2009 dan menggunakan regresi linear berganda untuk menguji kebenaran hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 PMDN secara statistik negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Pekanbaru, 2 ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, 3 tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, 4 infrastruktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, 5 PMDN, ekspor, tenaga kerja, dan infrastruktur secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi . 6. Setiyawati 2007 Penelitian ini menganalisis pengaruh PAD, DAU, DAK dan Belanja Pembangunan terhadap pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan APBD Jawa Timur dan realisasinya untuk tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Sampel penelitian ini adalah 29 kabupaten dan 9 kota di Provinsi Jawa Timur. Analisis data menggunakan hasil statistik deskriptif dan analisis jalur dengan menggunakan regresi linier. Hasil penelitian adalah 1 PAD, DAU, DAK dan belanja pembangunan secara langsung berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, 2 pertumbuhan ekonomi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dan pengangguran, 3 PAD, DAU, DAK dan belanja pembangunan secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dan pengangguran. Universitas Sumatera Utara 7. Tuasikal 2008 Penelitian ini menganalisis pengaruh DAU, DAK, dan PDRB terhadap belanja modal pemerintah daerah kabupatenkota di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari BPS dan laporan realisasi APBD pemerintah daerah kabupatenkota sebanyak 326 kabupatenkota dengan periode pengamatan tahun 2005. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian adalah DAU, DAK, PAD dan PDRB berpengaruh terhadap belanja modal pemerintah daerah kabupatenkota di Indonesia secara parsial dan simultan. 8. Ernita 2013 Penelitian ini menganalisis pertumbuhan ekonomi, investasi dan konsumsi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia SEKI, BPS dan Bank Indonesia yang dimulai dari kuartal I sampai dengan kuartal IV tahun 2010 dengan jumlah data adalah 40 periode. Hasil penelitian yang diperoleh adalah konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 9. Sitaniapessy 2013 Penelitian ini menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap PDRB dan PAD. Penelitian ini bertujuan untuk menetukan pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap PDRB dan PAD kabupaten Maluku Tengah periode 2005 sampai 2011. Penelitian ini lebih difokuskan pada tiga sektor utama yaitu pengeluaran pemerintah sektor pertanian, sektor perikanan serta sekoto peindustrian dan perdagangan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi Universitas Sumatera Utara berganda dan regresi sederhana. Hasil penelitian yang diperoleh adalah pengeluaran pemerintah sektor pertanian, perikanan dan kelautan, sektor perindustrian dan perdagangan berpengaruh signifikan positif terhadap PDRB dan PDRB berpengaruh signifikan positif terhadap PAD. Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu No Nama dan Tahun Penelitian Topik Variabel Hasil yang Diperoleh 1 Ulfi Maryati dan Endrawati 2010 Pengaruh PAD, DAU dan DAK terhadap pertumbuhan ekonomi Variabel independen  PAD  DAU  DAK Variabel dependen  Pertumbuhan ekonomi  PAD berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi  DAU berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi  DAK tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 2 Ahmad Ma’ruf dan Latri Wihastuti 2008 Pertumbuhan ekonomi Indonesia: determinan dan prospeknya Variabel independen  Pengeluaran Pemerintah Variabel dependen  Pertumbuhan ekonomi Pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi. 3 Ayu Mita Utami 2013 Pengaruh investasi dan pertumbuhan ekonomi terhadap PAD Variabel independen  Investasi  Pertumbuhan ekonomi Variabel dependen  PAD  Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah  Pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah  Investasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan asli daerah. 4 Jamzani Sodik dan Didi Nuryadin 2005 Investasi dan pertumbuhan ekonomi regional Variabel independen  PMA  PMDN Variabel dependen  Pertumbuhan ekonomi PMA dan PMDN berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi secara simultan dan parsial. 5 Muhammad Hidayat, Lapeti Sari, dan Nobel Aqualdo 2011 Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Variabel independen  PMDN  Ekspor  Tenaga kerja  Infrastruktur Variabel dependen  Pertumbuhan ekonomi  PMDN tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.  Ekspor berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi,  Tenaga kerja berpengaruh Universitas Sumatera Utara positif terhadap pertumbuhan ekonomi,  Infrastruktur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi,  PMDN, ekspor, tenaga kerja, dan infrastruktur secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi 6 Anis Setiyawati dan Ardi Hamzah 2007 Analisis Pengaruh PAD, DAU, DAK, dan Belanja Pembangunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Pengangguaran Variabel independen  PAD  DAU  DAK  Belanja pembangunan Variabel intervening  Pertumbuhan Ekonomi Variabel dependen  Kemiskinan  Pengangguran  PAD, DAU, DAK dan belanja pembangunan secara langsung berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,  Pertumbuhan ekonomi secara langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dan pengangguran,  PAD, DAU, DAK dan belanja pembangunan secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan dan pengangguran. 7 Askam Tuasikal 2008 Pengaruh DAU, DAK, PAD, dan PDRB terhadap Belanja Modal Variabel independen DAU DAK PAD PDRB Variabel dependen Belanja Modal DAU, DAK, PAD dan PDRB berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal secara parsial dan simultan. 8 Dewi Ernita, Syamsul Amar, dan Efrizal Syofyan 2013 Analisis pertumbuhan ekonomi, investasi dan konsumsi Variabel Independen  Konsumsi  Investasi  Pengeluaran pemerintah  Net ekspor Variabel dependen  Pertumbuhan ekonomi  Konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan net ekspor berpengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan ekonomi 9 Harry A.P. Sitaniapessy 2013 Pengaruh pengeluaran Pemerintah terhadap PDRB dan PAD Variabel independen  Pengeluaran pemerintah Variabel dependen  PDRB  PAD  Pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap PDRB  PDRB berpengaruh signifikan positif terhadap PAD Universitas Sumatera Utara 30

BAB III Kerangka Konsep dan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh

1 80 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Perimbangan terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 38 82

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah Dengan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebagai Variabel Moderating Pada Propinsi Sumatera Utara

4 79 97

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 36 72

PENGARUH DANA PERIMBANGAN, PERTUMBUHAN EKONOMI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN BELANJA MODAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN JUMLAH PENDUDUK SEBAGAI VARIABEL MODERASI

0 3 75

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI.

0 3 47