dikatakan, besar kecilnya pajak yang dibebankan kepada masyarakat sangat tergantung pada besar kecilnya pendapatan wajib pajak. Penghasilan masyarakat
merupakan semua penerimaan yang dapat menambah konsumsi dan meningkatkan kekayaan atau tabungan Mangkoesoebroto dalam Munir, 2000.
Peningkatan penghasilan akan meningkatkan konsumsi masyarakat sehingga dapat meningkatkan PAD dalam bentuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Kewenangan untuk memungut PAD diatur dalam UU Nomor 34 Tahun 2000 dengan peraturan pelaksanaannya berupa PP Nomor 65 Tahun 2001 tentang
pajak daerah dan PP Nomor 66 tahun 2001 tentang retribusi Sitaniapessy, 2003. Selain pajak daerah dan retribusi, PAD juga berasal dari hasil pengelolaan
kekayaan yang dipisahkan. Pengelolaan atas kekayaan daerah yang dipisahkan menjadi sangat penting ketika pemda berusaha meningkatkan pendapatannya
untuk membiayai pembiayaan publik yang outcomes-nya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Utami, 2013
2.1.2. Dana Perimbangan
Sesuai dengan prinsip kesatuan bahwa pemerintah daerah tidak bisa terpisahkan dari pemerintah pusat UU No 322004. Berdasarkan undang-undang
tersebut maka setiap pemerintah daerah tidah harus dapat membiayai seluruh belanja daerah dari PAD Sitaniapessy, 2003. Pemerintah pusat akan
memberikan bantuan kepada setiap daerah melalui dana perimbangan. Besar kecilnya dana perimbangan yang didapat setiap pemerintah daerah berbanding
terbalik dengan PAD yang digali oleh pemerintah daerah tersebut. Dana perimbangan diberikan dengan tujuan membantu pemerintah daerah dalam
mengurus rumah tangga pemerintah daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Apabila PAD suatu pemerintah daerah tersebut besar maka dana perimbangan yang diberikan oleh pemerintah pusat akan kecil. Hal ini berarti
pemerintah daerah telah mampu membiayai belanja daerah tersebut. Sebaliknya, apabila PAD daerah tersebut kecil maka dana perimbangan yang diberikan oleh
pemerintah pusat akan besar. Hal ini berarti pemerintah daerah tersebut belum mampu membiayai belanja daerah sendiri. Dana perimbangan ini diberikan
dengan tujuan untuk membantu pembangunan daerah yang tidak memiliki sumber penerimaan daerah yang besar.
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi UU No 332004 pasal 1 : 19. Berdasarkan undang- undang tersebut dana perimbangan terdiri dari :
a. Dana Bagi Hasil DBH bersumber dari Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, Pajak Penghasilan PPh,
sumber daya alam yang berasal dari kehutanan, perikanan dan pertambangan. b. Dana Alokasi Umum DAU
c. Dana Alokasi Khusus DAK dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah yang sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN.
Penggunaan Dana Perimbangan agar diprioritaskan untuk kebutuhan Sumarsono, 2010 sebagai berikut :
a. Penerimaan DBH pajak supaya diprioritaskan untuk mendanai perbaikan lingkungan pemukiman diperkotaan dan di pedesaan, pembangunan irigasi,
jalan dan jembatan.
Universitas Sumatera Utara
b. Penerimaan DBH sumber daya alam agar diutamakan pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan, perbaikan dan
penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk standar pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan
perundang-undangan. c. DAU agar diprioritaskan penggunaannya untuk mendanai gaji dan tunjangan
pegawai, kesejahteraan pegawai, kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pembangunan fisik sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan
dasar dan pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat. d. DAK digunakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah.
2.1.3. Belanja Daerah