pendengarannya sangat kurang. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan melakukan kontak tidak langsung melalui pesan singkat dan surat. Lain halnya dengan responden
yang sama sekali tidak dapat mendengar yang cenderung hanya melakukan kontak tidak langsung melalui pesan singkat sms dan surat. Aktivitas-aktivitas yang
dilakukan responden dalam hal tersebut diatas merupakan salah satu bentuk kontak sosial sekunder. Hal ini seperti yang disebutkan Basrowi 2005, bahwa kontak sosial
sekunder terjadi bila pihak-pihak yang mengadakan hubungan tidak bertemu secara langsung, melainkan melalui perantara.
5.2.5 Intensitas Dikunjungi Orangtua
Sesuai data dari hasil kuesioner yang telah dikumpulkan oleh peneliti, keseluruhan responden yaitu sebanyak 12 orang dengan persentase 100
memberikan jawaban kadang-kadang mendapat kunjungan dari orang tua mereka. Kunjungan orang tua merupakan sesuatu yang penting bagi responden dalam hal
perhatian dan kasih sayang, mengingat karakteristik responden yang masih didominasi kelompok umur remaja. Hasil observasi dan pengamatan peneliti, hal
tersebut juga mempengaruhi rasa percaya diri warga binaan sosial tuna rungu wicara dihadapan teman-temannya. Kecenderungan ini dikarenakan warga binaan sosial tuna
rungu wicara tersebut menerima sesuatu dari orangtuanya, seperti pakaian baru, uang, roti ataupun makanan lainnya
Universitas Sumatera Utara
5.2.6 Bekerjasama
Berdasarkan hasil dari pengisian kuesioner dan wawancara, seluruh responden yaitu sebanyak 12 orang 100 yang diambil datanya dalam penelitian ini
memberikan jawaban pernah melakukan suatu pekerjaan bersama, dengan teman dan orang lain yang berada di lingkungan panti. Bentuk-bentuk aktivitas kerjasama yang
dituliskan responden meliputi, menyapu ruangan kelas, asrama dan halaman, menanam dan menyiram bunga, serta aktivitas membuat barang jadi dalam
pertukangan kayu. Selain itu, hasil observasi dan pengamatan peneliti dilapangan juga menemukan
kegiatan lainnya yang dapat dikategorikan dalam kerjasama seperti belajar bersama, aktivitas bermain bola, termasuk juga kegiatan kebersihan lingkungan yang rutin
dilaksanakan sekali dalam seminggu. Keseluruhan aktivitas dan kegiatan kerjasama yang disebutkan diatas merupakan kontak sosial positif, dimana terdapat saling
pengertian antara pihak-pihak yang mengadakan interaksi, saling membantu, disamping itu juga menguntungkan masing-masing pihak tersebut.
5.2.7 Berkelahi
Sesuai data dari hasil kuesioner yang telah dikumpulkan oleh peneliti, keseluruhan responden sebanyak 12 orang 100 memberikan jawaban yang
mengungkapkan bahwa responden mengetahui dan pernah melihat temannya berkelahi dengan temannya yang lain. Berbagai penyebab yang disebutkan responden
antara lain, karena masalah kecurian uang, pemindahan program televisi sesuka hati, masalah kecemburuan terhadap pacar, dan masalah handphone teman yang dibawa
lari. Seperti yang diungkapkan petugas asrama putri, Laila Fitriani 22:
Universitas Sumatera Utara
“ Si Angel pernah berkelahi dengan si Intan. Penyebabnya pas nonton TV, si Intan merasa tersinggung karena tanpa seizinnya si Angel mengganti acara yang
disukai si Intan. Jadi berantemlah orang itu dua, bang”. Interaksi-interaksi yang diutarakan responden dan informan tersebut pada
dasarnya mengakibatkan pertentangan atau perselisihan, dimana hubungan antara kedua belah pihak tidak melahirkan saling pengertian atau mungkin merugikan
masing-masing atau salah satu pihak. Bentuk aktivitas tersebut lebih tepatnya dikatakan sebagai kontak sosial negatif. Sementara dalam pola atau bentuk interaksi
sosial disebut sebagai pertikaian conflict.
5.3 Komunikasi Sosial