“Orang ini payah juga aku bilangnya bang. Yang ku lihat selama ini, siapa yang punya makanan, itu yang didekati sama yang lain.”
5.3.2 Komunikasi dan Interaksi dalam Kegiatan Belajar
Berdasarkan data hasil kuesioner dan wawancara yang dikumpulkan peneliti, keseluruhan dari responden sebanyak 12 orang 100 memberikan jawaban yang
sama ketika kegiatan belajar dan keterampilan berlangsung, yaitu melalui bahasa lisan, tulisan dan gerak isyarat. Sementara hasil observasi peneliti menunjukkan
bahwa aktivitas mengajar yang dilaksanakan oleh guru-guru di dalam kelas selalu menekankan pada penggunaan suara atau bahasa lisan, disamping penggunaan bahasa
isyarat dan bahasa melalui tulisan. Hal ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan kemampuan pendengaran responden dan warga binaan tuna rungu wicara, karena
sesuai dengan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendengaran yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana masih ada responden yang mampu mendengar
walaupun dalam tingkatan yang sangat lemah. Sementara itu, meskipun ada penekanan khusus penggunaan suara atau
bahasa lisan yang dilakukan guru-guru terhadap tuna rungu wicara dalam kegiatan belajar, hasil pengumpulan data peneliti menunjukkan bahwa responden yang diambil
datanya masih tergolong sulit dalam mengungkapkan dan menuliskan kata-kata ketika menjawab pertanyaan pada kuesioner dan wawancara. Selain itu, pola susunan
kalimat yang dituliskan responden pada kuesioner penelitian sangat tidak beraturan. Secara tidak langsung, peneliti menginterpretasikan bahwa tingkat kemampuan
bahasa dan komunikasi responden baik secara lisan maupun tulisan, masih rendah.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya kegiatan atau program bina wicara di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematangsiantar ini.
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan Lu’lu’il Mukaromah Drs. Wagino, M.Pd yang berjudul “PENGARUH BINA BICARA TERHADAP KEMAMPUAN
KOMUNIKASI ANTAR TEMAN PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB BC LEBO SIDOARJO” menunjukkan bahwa ada pengaruh bina bicara terhadap
kemampuan komunikasi antar teman pada anak tunarungu di SLB BC Lebo Sidoarjo. Hal ini dikemukakan dalam kesimpulan terdapat dalam jurnal elektonik
penelitian tersebut, yaitu “Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: terjadi peningkatan komunikasi antar teman pada anak tunarungu dapat
dilihat dari hasil analisis nilai ZH 5 yaitu 1,96 sehingga diketahui bahwa hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima. Hal ini berarti ada pengaruh
bina bicara terhadap kemampuan komunikasi antar teman pada anak tunarungu di SLB BC Lebo Sidoarjo.” ejournal.unesa.ac.idarticle335815article.pdf Diakses
pada tanggal1november 2013 pukul 01:01
5.3.3 Komunikasi dengan Orang Normal di Lingkungan Sekitar