Komunikasi Verbal Komunikasi Non-verbal

2.3.2 Komunikasi Sosial

Hogg dan Vaughan dalam Nasution, 2006 :48 mendefinisikan komunikasi sebagai proses memindahkan informasi yang memiliki arti dari satu orang kepada lainnya. Komunikasi adalah suatu proses saling memberikan tafsiran kepada atau dari perilaku orang lain. Melalui tafsiran pada perilaku pihak lain, seseorang mewujudkan perilaku sebagai reaksi terhadap maksud atau pesan yang ingin disampaikan oleh pihak lain itu. Komunikasi dapat diwujudkan dengan pembicaraan, gerak-gerik fisik ataupun perasaan. Selanjutnya, dari sini timbul sikap dan ungkapan perasaan, seperti senang, ragu-ragu, takut atau menolak, bersahabat dan sebagainya yang merupakan reaksi atas pesan message yang diterima. Saat ada aksi dan reaksi itulah terjadi komunikasi. Basrowi, 2005: 143 Menurut Scherer dan Giles dalam Nasution, 2006: 49, dalam berkomunikasi ada istilah social makers, yaitu ciri-ciri gaya bahasa verbal seseorang yang menginformasikan suasana hati, konteks, status dan dari kelompok mana individu tersebut berasal. Manusia pada umumya dengan sengaja menyesuaikan gayanya dalam berbicara dengan situasi yang dihadapi dalam berkomunikasi tersebut. Tentu saja berbeda-beda gaya yang digunakan dalam menyampaikan pesan kepada orang orang tertentu. Contoh : kita memiliki kecenderungan untuk berbicara secara perlahan dengan kalimat yang pendek-pendek dan tata bahasa yang sederhana ketika kita bicara dengan anak kecil maupun orang asing.

2.3.2.1 Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam Universitas Sumatera Utara kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Suatu sistem kode verbal disebut bahasa. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual kita Mulyana, 2007 : 260-261.

2.3.2.2 Komunikasi Non-verbal

Komunikasi antara individu yang melibatkan bahasa non lisan dari ekspresi wajah, kontak mata, gerak tubuh dan postur disebut sebagai komunikasi non verbal Zebrowitz dalam Nasution, 2006: 7. Ada empat saluran dasarutama dalam komunikasi non-verbal, yaitu : 1. Ekspresi wajah Perasaan dan emosi manusia seringkali terbaca di wajahnya dan dapat dikenali melalui berbagai ekspresinya. Mempelajari banyak hal tentang suasana hati seseorang dan perasaannya melalui ekspresi wajah adalah sesuatu yang mungkin dilakukan. Ada enam emosi dasar yang terlihat jelas dan telah kita pelajari sejak kecil yaitu marah, takut, bahagia, sedih, terkejut dan jijik. 2. Kontak mata Tatapan mata yang dalam dan lama dari seseorang merupakan sinyal rasa suka atau pertemanan. Sebaliknya, jika seseorang menhindar kontak mata, kita bisa berkesimpulan bahwa dia tidak tidak ramah, tidak menyukai kita, atau mungkin Universitas Sumatera Utara pemalu. Jika seseorang memandang kita terus menerus dan mempertahankan kontak mata ini tanpa peduli apa yang sedang kita kerjakan, maka jenis pandangan ini disebut sebagai staring menatap. Tataran sering kali diartikan sebagai sinyal kemarahan atau kebrutalan, seperti tatapan yang dingin, dan dinilai sebagai petunjuk nonverbal yang mengganggu oleh kebanyakan orang. 3. Gerak tubuh : postur posisi tubuh dan gestur sikap tubuh-emblem Mood atau emosi kita seringkali direfleksikan dalam posisi postur dan gerakan tubuh. Makin banyak pola gerakan tubuh dan makin banyak bagian tubuh yang digerakkan juga menyimpan makna tersendiri. Perbedaan orientasi tubuh atau postur terjadi sesuai dengan perubahan kondisi emosi. Gerak tubuh dan postur yang mengiringi bahasa lisan berfungsi memberi ilustrasi. Emblem merupakan gestur yang menggantikan bahasa lisan misalnya pada saat melambaikan tangan 4. Sentuhan Satu cara dimana orang dari latar belakang budaya bisa menerima sentuhan orang asing adalah melalui jabat tangan. Secara keseluruhan, bentuk sentuhan yang satu ini ternyata sangat mengungkap kepribadian seseorang. Jabat tangan yang kuat dan tegas adalah modal yang penting; setidaknya untuk budaya yang menghargai jabat tangan sebagai salam pertemuan dan perpisahan Nasution, 2006 : 7-8

2.4 Pola atau Bentuk Interaksi Sosial

Dokumen yang terkait

Strategi Pekerja Sosial dalam Pelayanan Anak Tuna Rungu Wicara (Studi Kasus di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar)

3 95 103

Efektivitas Program Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Cacat Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar

8 67 136

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 8 151

Implementasi Sistem Pelayanan Penyandang Disabilitas Tuna Rungu Wicara dalam Mencapai Kemandirian di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Kecamatan Siantar Sitalasari Kota Pematangsiantar

2 25 147

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 15

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 8

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 1 30

Efektivitas Program Pelayanan Sosial bagi Perkembangan Biopsikososial Spiritual Remaja Tuna Rungu Wicara di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lansia Pematang Siantar

0 0 2

Strategi Pekerja Sosial dalam Pelayanan Anak Tuna Rungu Wicara (Studi Kasus di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar)

0 0 12