c Mengandung dinamika. Artinya, dalam proses interaksi sosial terdapat
berbagai keadaan nilai sosial yang diproses, baik yang mengarah pada kesempurnaan maupun kehancuran. Contohnya, penerapan nilai-nilai agama
dalam kehidupan masyarakat dapat menciptakan keteraturan sosial. d
Tidak mengenal waktu, tempat, dan keadaan tertentu. Berarti interaksi sosial dapat terjadi kapan dan di manapun, dan dapat berakibat positif atau negatif
terhadap kehidupan masyarakat. Contohnya, sebuah sekolah yang terkenal memiliki disiplin dan tata tertib yang ketat dan mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat, pada suatu ketika menjadi tercemar karena ada siswanya yang melakukan tindakan amoral
http:books.google.co.idbooks?id=1ayp70vvhXMCpg=PA44lpg=PA44 dq=pola+interaksi+sosialsource=blots=vDEerffq3gsig=xOH8uZ5n3
Yc31LfrSZlshlNECQwhl=ensa=Xei=Ky8GUo3dJMLUrQeSwIGwDQ redir_esc=yv=onepageq=pola20interaksi20sosialf=false
Diakses pada tanggal 10 Agustus 2013 pukul 19:25
2.2 Interaksi Sosial
H. Boner dalam Ahmadi, 2007: 49 mengemukakan interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu
mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. Maryati dan Suryawati menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh
Murdiyatmoko dan Handayani, “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial” http:jurnal-
sdm.blogspot.com200905interaksi-sosial-definisi-bentuk-ciri.html Diakses pada tanggal 15 Juni 2013 pukul 13:00
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Dalam hidup bersama antara manusia dan manusia atau manusia dan kelompok tersebut terjadi
hubungan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui hubungan itu manusia ingin menyampaikan maksud dan tujaunnya masing-masing. Sedangkan
untuk mencapai keinginan itu harus diwujudkan melalui hubungan timbal balik. Hubungan inilah yang disebut dengan interaksi.
Interaksi sosial merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk tindakan- tindakan yang berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Bila interaksi itu berdasarkan pada tindakan yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka kemungkinan hubungan tersebut berjalan lancar.
Misalnya, apabila kita mengutarakan sesuatu dengan hormat dan sopan terhadap orang tua, maka kita akan dilayani dengan baik. Sebaliknya, jika kita berperilaku
tidak sopan dan tidak hormat terhadap orang tua, maka mereka akan marah, yang akhirnya hubungan antara kita dan orang tua tersebut tidak lancar.
Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud karena adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing masing pihak dalam suatu hubungan
sosial. Menurut Roucek dan Warren, interaksi adalah salah satu masalah pokok karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan proses timbal
Universitas Sumatera Utara
balik, dimana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan demikian, ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. Orang mempengaruhi tingkah
laku orang lain melalui kontak. Kontak ini mungkin berlangsung melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan pada beberapa bagian
badan, melihat dan lain-lain atau secara tidak langsung, melalui tulisan atau dengan cara berhubungan dari jauh. Basrowi, 2005: 138-140
Interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Ada selalu dengan jumlah lebih dari satu orang. 2.
Ada komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol. 3.
Ada dimensi waktu masa lampau, masa kini, dan masa mendatang yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung.
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan oleh pengamat. Menurut Sitorus dalam Basrowi, 2005 berlangsungnya interaksi sosial dapat
didasarkan pada berbagai faktor, antara lain : a. Imitasi
Imitasi adalah suatu proses belajar dengan meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam interaksi sosial imitasi dapat bersifat positif, artinya imitasi
tersebut mendorong seseorang untuk melakukan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun, imitasi juga dapat berpengaruh negatif apabila yang dicontoh itu
adalah perilaku-perilaku menyimpang. Selain itu, imitasi juga dapat melemahkan atau mematikan kreativitas seseorang. Misalnya, anak yang terus-menerus meniru dan
mengikuti perintah atau kehendak orang lain, akhirnya tidak dapat mengembangkan daya kreativitasnya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
b. Sugesti Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang
kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti terjadi karena pihak yang
menerima anjuran tersebut tergugah secara emosional dan biasanya emosi ini menghambat daya pikir rasionalnya. Proses sugesti lebih mudah terjadi apabila orang
yang memberikan pandangan itu adalah orang yang yang berwibawa dan bersifat otoriter.
c. Identifikasi Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi dapat membentuk kepribadian seseorang, misalnya seorang pemuda mengikuti mode potongan rambut panjang
karena menurutnya hal itu sudah menjadi mode kesukaan para bintang film terkenal. d. Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Simpati merupakan suatu
proses dimana seseorang merasa tertarik pada perasaan pihak lain. Dalam hal tertentu, simpati mirip dengan identifikasi yakni kecenderungan untuk menempatkan
diri dalam keadaan orang lain. Perbedaannya adalah bahwa di dalam simpati perasaan memegang peranan penting walaupun dorongan utama adalah keinginan untuk
memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya tanpa memandang status dan kedudukan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial 2.3.1 Kontak Sosial