Aspek Daya Saing Daerah

II - 26 RKPD Kab Rem bang 2012

2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

Gambaran umum Kabupaten Rembang ditinjau dari aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu kondisi umum perekonomian, Nilai Tukar Petani, ketersediaan fasilitas wilayahinfrastruktur dan iklim berinvestasi. Kondisi umum perekonomian Kabupaten Rembang dapat dilihat dari pertumbuhan PDRB ADHK 2000 selama kurun waktu 2008–2010, pada tahun 2010 PDRB ADHK 2000 mencapai sebesar Rp 2,283 trilyun, jumlah tersebut meningkat cukup baik dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 2,093 trilyun. Nilai PDRB ADHK 2000 pada tahun 2010 didominasi oleh 3 sektor tertinggi yaitu pertanian sebesar Rp. 1,039 trilyun, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 388.765,60 juta dan sektor jasa-jasa Rp. 335.707,26 juta. Selengkapnya sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.42 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2000 Kabupaten Rembang Tahun 2008-2010 Juta Rupiah No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 1. Pertanian 977.600,61 1.007.820,18 1.039.899,07 2. Pertambangan dan penggalian 43.896,29 45.880,56 47.098,10 3. I ndustri pengolahan 84.634,72 86.908,28 89.799,32 4. Listrik, gas dan air bersih 8.734,04 9.279,48 9.947,58 5. Bangunan 171.166,22 185.133,88 196.343,75 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 356.075,53 371.205,25 388.765,60 7. Angkutan dan komunikasi 111.947,89 116.130,25 122.310,44 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 48.216,05 50.876,32 122.310,44 9. Jasa-jasa 291.141,24 313.502,30 335.707,26 10 Jumlah PDRB 2.093.412,59 2.186.736,49 2,283,381.51 Laju Pertumbuhan 4,67 4,46 4,42 Sumber: BPS Kabupaten Rembang 2008-2010 . Keterangan: Angka Sangat Sementara Hal yang sama, nampak pula dalam PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, bahwa dalam kurun waktu 2008-2010 mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun 2008 sebesar Rp.4,064 trilyun, pada tahun 2010 meningkat menjadi sebesar Rp. 4,930 trilyun. Tiga sektor perekonomian Kabupaten Rembang yang memberikan kontribusi terbesar adalah Sektor Pertanian dalam arti luas sebesar Rp. 2,216 trilyun, Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar Rp. 851.048,04 juta, dan Sektor jasa-jasa sebesar Rp.714.065,83 juta. Selengkapnya sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.43 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Kabupaten Rembang Tahun 2008-2010 Juta Rupiah No. Lapangan Usaha 2008 2009 2010 1. Pertanian 1.861.359,47 2.021.190,65 2.216.668,19 2. Pertambangan dan penggalian 76.626,49 82.903,78 88.684,07 3. I ndustri pengolahan 162.481,91 174.120,28 188.022,07 4. Listrik, gas dan air bersih 15.807,11 17.489,68 19.803,81 5. Bangunan 354.698.41 402.573,46 454.618,44 6. Perdagangan, hotel, dan restoran 706.708,16 774.277,91 851.048,04 7. Angkutan dan komunikasi 229.306,04 253.421,00 282.534,18 8. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 93.470,96 103.008,45 114.556,25 9. Jasa-jasa 563.779,36 625.496,14 714.065,83 Produk Domestik Regional Bruto 4.064.237,92 4.454.481,36 4.930.000,88 Laju Pertumbuhan 12,69 9,60 10,68 Sumber: BPS Kabupaten Rembang 2008-2010 . Keterangan: Angka Sangat Sementara II - 27 RKPD Kab Rem bang 2012 Sedangkan perkembangan nilai tukar petani NTP yang merupakan pengukur kemampuan tukar barang-barang produk pertanian yang dihasilkan petani terhadap barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian, Nilai Tukar Petani NTP tahun 2008-2010 mengalami pertumbuhan yang relatif stagnan. Tahun 2008 NTP Kabupaten Rembang sebesar 99, sedang pada tahun 2009 dan 2010 turun menjadi 98. Apabila dibandingkan dengan NTP Provinsi Jawa Tengah, nilai NTP Kabupaten Rembang masih di bawah NTP Jawa Tengah. Hal ini menunjukan kemampuandaya beli kesejahteraan petani menurun dibandingkan keadaan pada tahun dasar dan mempunyai arti bahwa indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian, relatif lebih tinggi dibandingkan indeks harga hasil produksi pertanian. Dalam hal ketersediaan fasilitas wilayahinfrastruktur untuk meningkatkan daya saing daerah, Pemerintah Kabupaten Rembang menetapkan kebijakan strategis daerah yaitu penyediaan dan peningkatan infrastruktur pelayanan publik, yang meliputi jalan Hotmix poros antar kecamatan, akses perekonomian daerah dan saranaprasarana ke-PU-an lainnya. Upaya lain juga dilakukan dalam rangka mengoptimalkan sumberdaya pesisir melalui pengembangan fasilitas infrastruktur sektor perikanan kelautan antara lain pelabuhan perikanan, TPI dan fasilitas pendukung lainnya. Peningkatan infrastruktur di Kabupaten Rembang juga dilakukan karena Rembang merupakan jalur utama Pantura Pulau Jawa, Rembang yang mempunyai potensi sebagai simpul transit mobilitas barang dan jasa tingkat Nasional. Disamping itu juga dikembangkan pelabuhan umum yang diorientasikan menjadi pelabuhan pengumpulutama yang diarahkan bagi pertumbuhan ekonomi wilayah dengan membuka pintu gerbang akses transportasi laut guna mengangkut barang komoditas yang memungkin untuk arus perdagangan antar pulau maupun export import antar negara. Keberadaan PLTU di Kabupaten Rembang juga memberikan keunggulan lebih bagi wilayah Kab Rembang dalam mencukupi kebutuhan energi listrik. Sedang berkaitan dengan pengelolaan tata ruang, Kabupaten Rembang telah menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang meliputi tata ruang darat dan tata ruang laut untuk mengatur pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Rembang. Pada tingkat kecamatan dilakukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan RDTRK. Pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW paling dominan adalah untuk aktivitas budidaya 97,16, meliputi permukiman, industri, pertanian sawah, tegalan dan tambak. Sementara itu kawasan lindung hanya sebesar 2,84 dari luas keseluruhan Kabupaten Rembang. Terkait dengan berbagai aktivitas pembangunan di Kabupaten Rembang, ada beberapa aspek penataan ruang yang perlu mendapatkan perhatian pada masa mendatang, yaitu kawasan lindung, kawasan ruang terbuka hijau, kawasan rawan bencana alam, kawasan budidaya dan kawasan pariwisata. Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk mengendalikan kebutuhan masing-masing kawasan agar tetap sinkron dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat. Untuk mendukung perkembangan wilayah perdesaan, diperlukan upaya mendorong pertumbuhan melalui penyediaan infrastruktur yang memadai, sehingga keberadaan fungsi permukiman perdesaan dapat tumbuh sebagai pusat kegiatan di wilayah sekitarnya. Pengaturan permukiman perdesaan yang kondusif dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: II - 28 RKPD Kab Rem bang 2012 a Pengembangan kawasan permukiman diarahkan menyebar terutama pada simpul-simpul kegiatan nodes. b Membuka hubungan pusat-pusat kegiatan dengan kantong-kantong permukiman perdesaan. Termasuk penyediaan infrastruktur secara memadai untuk mendukung interaksi desa terhadap wilayah luar. c Menciptakan pola permukiman yang mampu menampung kegiatan pengolahan pertanian baik berupa kerajinan, industri kecil, maupun pariwisata. d Permukiman perdesaan akan menjadi penyeimbang pertumbuhan pusat dan wilayah belakang, sehingga tidak terjadi kesenjangan yang semakin melebar antara perdesaan dan perkotaan. e Permukiman perdesaan diarahkan menjadi tempat transformasi fungsi perkotaan. Kawasan perdesaan, akan menjadi pusat distribusi dan koleksi sumberdaya yang diperlukan bagi pengembangan wilayah perdesaan. Penggunaan lahan wilayah Kabupaten Rembang secara umum dapat dikelompokkan menjadi lahan sawah seluas 29.958 Ha dan lahan kering seluas 71.450 Ha. Penggunaan lahan untuk kegiatan industri yang ada di Kabupaten Rembang cenderung menyebar di beberapa lokasi. Kecenderungan lokasi industri yang menyebar ini karena sifat dari kegiatan industri yang ada di Kabupaten Rembang masih berskala kecil dan rumah tangga. Hal lain yang perlu mendapatkan dukungan kebijakan adalah fasilitasi dan perlindungan usaha bagi pedagang sektor informal, perdagangan skala kecil dan menengah sejalan dengan berlakunya perdagangan bebas mulai 2010 berdasarkan kesepakatan C-AFTA 2010 dan NAFTA pada tahun 2015 serta perdagangan bebas sesuai dengan persetujuan dalam World Trade Organizaion WTO. Kemudian dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif, diupayakan melalui pembangunan di bidang politik, keamanan dan ketentraman lingkungan. Dalam hal Keamanan dan ketertiban lingkungan, kondisi di Kabupaten Rembang relatif stabil dan terkendali. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya gangguan keamanan baik oleh masyarakat maupun oleh sekelompok orang. Kejadian unjuk rasa di Kabupaten Rembang selama tahun 2008 terjadi 5 kali, pada tahun 2009 sebanyak 6 kali dan pada tahun 2010 sebanyak 7 Kali. Sedangkan jumlah kasus kriminalitas pada tahun 2008 sebanyak 310 kasus, pada tahun 2009 sebanyak 463 kasus, dan pada tahun 2010 turun menjadi 218 Kasus. Terkait dengan pelanggaran hukum di Kabupaten Rembang pada tahun 2008 sebanyak 123 perkara pidana dan 21 perkara perdata. Jumlah perkara yang terselesaikan sebanyak 47 perkara pidana dan 7 perkara perdata, pada tahun 2009 sebanyak 150 perkara pidana dan 10 perkara perdata, yang terselesaikan pidana 105 perkara, dan perdata 6 perkara dan pada tahun 2010 sebanyak 117 perkara pidana , perkara perdata 27 perkara. Jumlah Perkara hukum yang terselesaikan sebanyak 89 perkara pidana dan 2 Perkara perdata. Peran pemerintah kabupaten dalam meningkatkan daya saing daerah guna menjaring investasi sebanyak-banyaknya tercermin dari kinerja layanan One Stop Service OSS. Hingga saat ini telah terbentuk Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu KPPT yang telah memberikan ijin kepada 16 Unit usaha, dengan tingkat efisiensi pelayanan perijinan sebesar 3hrijin yang mencerminkan bahwa tingkat layanan KPPT mencapai tingkat yang efisien. II - 29 RKPD Kab Rem bang 2012

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan kegiatan RKPD Tahun 2010 dan Realisasi RPJMD