II - 31
RKPD Kab Rem bang 2012
Rembang yang terus membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Dalam jangka panjang, Pemerintah kabupaten Rembang telah
memformulasi kebijakan dan berkomitmen penuh bahwa pembangunan sumber daya manusia merupakan kunci utama bagi pengentasan persoalan
pengangguran yang perlu terus ditangani melalui perbaikan kualitas pendidikan. Selain itu peningkatan kapasitas, kualitas, produktifitas dan
daya saing angkatan kerja perlu terus dipacu agar menghasilkan tenaga kerja yang handal, terlatih dan siap bersaing serta mampu menciptakan
lapangan kerja baru ditengah-tengah masyarakat.
5 Tingkat kemiskinan
Pada tahun 2010 penduduk Kabupaten Rembang yang masih berada di bawah garis kemiskinan mencapai 24,54. Jika dilihat dari angka
kemiskinan pada tahun 2009 sebesar 25,86, pada tahun ini menunjukkan ada penurunan sebesar 1,32 atau setara dengan 8.620 jiwa. Sedangkan
jika dilihat dari target tingkat kemiskinan pada tahun 2010 sebesar 24,00 maka capaian kinerja indikator tingkat kemiskinan adalah sebesar 97,75.
Kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat dinamis, mengingat faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan belanja
masyarakat juga bergerak dinamis disamping berbagai faktor internal yang mempengaruhi daya tahan masyarakat terhadap gejolak ekonomi yang
terjadi. Menurunnya jumlah penduduk miskin di kabupaten Rembang tidak lepas dari kondisi perekonomian nasional maupun daerah yang relatif stabil
diikuti dengan meningkatnya pendapatan perkapita. Nilai kinerja yang belum mencapai 100 salah satunya disebabkan oleh belum optimalnya
penggunaan dana maupun program pengentasan kemiskinan untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif yang mampu meningkatkan
pendapatan masyarakat. Selain itu, prioritas ataupun pilihan pembangunan fisikpun belum sepenuhnya berorientasi ke arah memberikan dukungan
bagi pengembangan ekonomi lokal namun lebih banyak berorientasi pada pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, talud, paving dan lain-lain.
Kompleksnya permasalahan kemiskinan selama ini telah dicoba ditanggulangi melalui berbagai kegiatan di beberapa SKPD maupun melalui
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM-Mandiri baik perkotaan maupun perdesaan.
b. Optimalnya Pengelolaan Potensi Lingkungan Ekosistem
Kondisi lingkungan ekosistem yang potensial untuk dikelola dalam pengembangan ekonomi wilayah di Kabupaten Rembang meliputi : Potensi
sumber daya air, potensi pertambangan, potensi energi alternatif, potensi kelautan, serta potensi kehutanan. Komulatif capaian kinerja sasaran
optimalnya pengelolaan potensi lingkungan ekosistem mencapai 99,64. Adapun capaian kinerja masing-masing indikator adalah sebagaimana tabel
berikut :
II - 32
RKPD Kab Rem bang 2012
Tabel 2.45
Capaian Indikator Kinerja Optimalisasi Pengelolaan Potensi Lingkungan Ekosistem
No Indikator Kinerja
Satuan Target
Realisasi Capaian
1 Rumah tangga
pengguna air bersih 50
51,44 102,88
2 Produksi Pertambangan
gol C Ton
2.000.0 00
2.032.296 101,61
3 Rumah tangga
pengguna energi alternatif PLTS
Perdesaan KK
52 52
100.00 4
Produksi Perikanan - Perikanan laut
Ton 35.000
35.004 100,01
- Perikanan darat Ton
860 862,76
100,32 5
Luas hutan Rakyat ha
13.000 13.770
98,36 6
Pengelolaan sumber daya air
- Normalisasi sungai m’
2.000 2.132,11
106,61 - Rehabilitasi embung
unit 5
5 100
- Pembangunan sumur resapan
unit 20
20 100
7 Rehabilitasi lahan kritis
Ha 600
600 100,00
8 Pemeliharaan RTH
Ha 5,208
4,600 88,33
9 Pemantauan UPLUKL
Kaw 19
18 94,74
10 Penanganan sampah 16
16,39 102,44
Capaian Kinerja Sasaran 99,64
1 Penduduk Berakses Air Bersih
Prosentasi penduduk berakses air bersih adalah rasio jumlah penduduk yang berakses air bersih terhadap jumlah penduduk secara keseluruhan.
Capaian kinerja indikator ini adalah 102,88, dimana kegiatan penyediaan prasarana air bersih baru dapat melayani 96.557 KK dari jumlah rumah
tangga sebesar 187.718 KK. Capaian ini secara terus menerus ditingkatkan dalam pemenuhan pelayanan air bersih masyarakat Kabupaten Rembang.
2 Produksi Pertambangan
Produksi pertambangan adalah jumlah hasil tambang golongan C yang meliputi pasir kuarsa, phospat, batu kapur, dolomite, kalsit, andesit, tras,
batubara bit, batubara lig dan tanah liat. Capaian kinerja indikator ini adalah 101,61 yang berarti dari target produksi tambang sebesar 2 juta
ton terealisasi 2,032 juta ton. Potensi-potensi tambang yang belum terkelola terus dilaksanakan promosi
kepada investor. Pemetaan area tambang di Kabupaten Rembang telah dilakukan untuk memudahkan bagi para stakeholder yang berniat
mengembangkan pertambangan di Kabupaten Rembang. Eksplorasi pertambangan didorong untuk meningkatkan hasil olahan pertambangan
dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
II - 33
RKPD Kab Rem bang 2012
3 Rumah Tangga Pengguna Energi Alternatif
Jumlah bulan kering di Kabupaten Rembang dapat mencapai 10 bulan, sehingga energi matahari hampir tersedia sepanjang hari. Prosentase
rumah tangga pengguna energi alternatif merupakan angka yang menunjukkan perbandingan jumlah rumah tangga pengguna energi
alternatif surya terhadap keseluruhan rumah tangga. Capaian kinerja indikator ini adalah 100. Capaian kinerja ini dilaksanakan melalui program
Pembinaan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan dengan kegiatan Koordinasi Pengembangan Ketenaga Listrikan, Kegiatan Pengembangan
Listrik Alternatif dan Kegiatan Pendampingan pembangunan PLTS. Secara kuantitatif memang masih sedikit rumah tangga yang memanfaatkan
energi alternatif dalam hal ini tenaga surya. Namun di masa depan hal ini sangat potensial untuk dikembangkan mengingat semakin mahalnya energi
dari minyak dan gas. Data tahun 2010 menunjukkan ada sejumlah 52 KK pemanfaat listrik tenaga surya di Kabupaten Rembang.
4 Produksi Perikanan
Produksi perikanan adalah angka yang menunjukkan produksi perikanan laut dan perikanan darat per tahun. Capaian kinerja indikator dari perikanan
laut adalah sebesar 100,01, dimana dari target produksi 35.000 ton terealisasi sebesar 35.004 ton, sedangkan perikanan darat sebesar
100,32 dari target produksi 860 ton terealisasi sebesar 862,76 ton. Sifat sumber daya perikanan laut yang memiliki batas maksimum
pemanenannya, sehingga sangat diperlukan pengaturan eksploitasi untuk menjaga produktivitas tangkapan ikan serta dapat mendorong pelestarian
sumber daya.
5 Luas Hutan Rakyat
Kerusakan hutan yang disebabkan penjarahan kayu yang terjadi pada awal- awal masa reformasi terus mengancam kelangsungan produksi kayu
khususnya jati. Sementara itu kebutuhan material kayu baik untuk bangunan maupun mebelair setiap tahun terus meningkat. Dari kondisi
tersebut
perlu terus
diusahakan pengembangan
hutan rakyat.
Pengembangan hutan rakyat disamping menjaga kelestarian lingkungan, juga dapat memberikan keuntungan ekonomi masyarakat.
Luas hutan rakyat sampai dengan tahun 2009 mencapai 12.600 ha. Dengan adanya Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan, yang didukung kegiatan
pengembangan hutan rakyat seluas 425 Ha, pengembangan KBR 28 unit, serta gerakan penanaman 1 miliar pohon, terjadi peningkatan luas hutan
rakyat seluas 1.170 ha, sehingga menjadi 13.770 ha
6 Pengelolaan sumber daya air
Ketersediaan air baku yang terbatas merupakan realitas yang dialami Kabupaten Rembang setiap tahunnya. Upaya yang telah dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut adalah dengan mempertahankan volume air baku dan memperbaiki kondisi infrastrukturnya dengan melaksanakan beberapa
program, yaitu:
• Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan. Kegiatan yang dilakukan adalah memperbaiki kondisi tanggul sungai menjadi lebih stabil, sehingga dapat meminimalisir
kerusakan badan sungai. Pada tahun 2010 telah dibangun talud sungai sepanjang 2.132,11 m’, melebihi target yang ditetapkan yaitu sepanjang
2.000 m’. sehingga capaian kinerjanya adalah sebesar 106,61.
II - 34
RKPD Kab Rem bang 2012
• Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, danau
dan Sumber Daya Air. Kegiatan yang dilakukan adalah memperbaiki embung-embung yang mengalami kerusakan dan kebocoran. Dari 5 unit
embung yang ditargetkan diperbaiki, dapat terlaksana 100. •
Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Salah satu kegiatan dari program ini adalah upaya konservasi tanah dengan melakukan pembuatan sumur
resapan, yang berfungsi untuk menampung dan meresapkan air hujan dalam rangka meningkatkan permukaan air tanah. Pada tahun 2010
telah dibangun sumur resapan sebanyak 20 unit di Kecamatan Pancur.
7 Rehabilitasi Lahan Kritis
Berdasarkan hasil pengamatan Citra Satelit yang lakukan oleh Balai Pengelolaan DAS Pemali Jratun menunjukkan bahwa di Kabupaten
Rembang pada tahun 2009 terdapat 11.605 Ha lahan kritis. Untuk mengurangi luas kawasan lahan kritis tersebut pada tahun 2010 telah
ditargetkan penanganan lahan kritis seluas 600 Ha, dan tercapai 100 . Keberhasilan tersebut didukung oleh 2 dua SKPD, yaitu:
• Dinas Pertanian dan Kehutanan melalui program Rehabilitasi Hutan dan
Lahan yang didukung kegiatan pengembangan hutan rakyat seluas 425 Ha, pengembangan KBR 28 unit, persemaian bibit mangrove 50.000
batang, pembangunan dam penahan 4 unit dan pembangunan 5 unit sumur resapan serta kegiatan gerakan penanaman 1 miliar pohon.
• Kantor Lingkungan Hidup melalui Program Perlindungan dan Konservasi
Sumber Daya Alam, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, serta Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya
Alam yang didukung kegiatan penanaman bibit di daerah tangkapan air 2.880 batang, peningkatan keanekaragaman hayati 6.773 batang dan
pemantauan kualitas lingkungan 7.086 batang
. 8 Pemeliharaan RTH
Ruang terbuka hijau di kota Rembang terdiri dari jalur hijau, taman kota dan alun-alun kota dengan luas total 5,208 ha. Untuk mengoptimalkan fungsi
runag terbuka hijau, dilakukan pemeliharaan rutin, yaitu dengan perawatan, penyiraman dan penggantian pohon yang mati, melalui Program
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Dari luas total ruang terbuka hijau, penanganannya baru seluas 4,6 ha atau 88,33.
9 Pemantauan UPLUKL
Kegiatan yang menimbulkan dampak lingkungan perlu dilengkapi dokumen pengelolaan lingkungan. Salah satu dokumen yang harus disusun sebelum
kegiatan fisik dilaksanakan namun tidak berdampak besar adalah dokumen UPLUKL. Pada tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Rembang melalui
Kantor Lingkungan Hidup telah melaksanakan penyusunan dokumen UPLUKL di 18 lokasi, dari 19 lokasi yang ditargetkan.
10 Pengelolaaan Sampah
Sampah telah menjadi permasalahan yang tiada henti. Peningkatan volume produksinya secara umum tidak diimbangi kemampuan menampung dan
mengolahnya. Dari volume sampah yang mencapai 607.665 m3 pada tahun 2010, volume sampah terangkut baru sebesar 391.551 m3. Capaian kinerja
tersebut merupakan pelaksanaan program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan yang didukung oleh kegiatan-kegiatan yaitu
pemeliharaan dan peningkatan K3 serta Pembangunan Jalan Operasional TPA. Pengelolaan sampah tersebut juga telah berkonstribusi dalam upaya
meraih penghargaan adipura pada tahun 2010.
II - 35
RKPD Kab Rem bang 2012
Mengingat kecenderungan produksi sampah yang tidak akan menurun, maka Pemerintah Kabupaten Rembang terus berupaya meningkatkan
proporsi tempat pembuangan sampah TPS per satuan penduduk serta berencana mengadakan alat pengolah sampah berskala besar. Upaya
penanganan sampah tidak hanya dilakukan secara fisik, namun secara non fisik atau penyadaran kepada masyarakat juga dilakukan melalui
penyuluhan-penyuluhan.
c. Meningkatnya Kualitas Sumberdaya