II - 9
RKPD Kab Rem bang 2012
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
Aspek pelayanan umum di Kabupaten Rembang dapat dilihat dari beberapa indikator pelayanan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Rembang sesuai dengan urusan dan kewenangannya, meliputi layanan urusan wajib dan urusan pilihan.
a. Layanan urusan wajib.
Dibidang pendidikan proses belajar mengajar tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi merupakan tugas dan tanggung
jawab masyarakat secara bersama baik melalui penyelenggaraan pendidikan formal maupun penyelenggaraan pendidikan non formal.
Sampai dengan tahun 2010 penyediaan prasarana dan sarana pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar hingga menengah adalah sebagi
berikut :
Tabel 2.18 Jumlah Sekolah di Kabupaten Rembang Tahun 2008 -2010
No. Jenjang Pendidikan
2008 2009
2010
1 TK + RA
397 400
404 2
SD + MI 411
412 414
3 SMP+ Mt s
90 91
91 4
SMA+ SMK+ MA 38
45 48
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang
Sedangkan jumlah murid menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Rembang adalah sebagai berikut:
Tabel 2.19 Jumlah Murid di Kabupaten Rembang Tahun 2008 – 2010 orang
No. Jenjang Pendidikan
2008 2009
2010
1 SD + MI
62.140 61.654
61.755 2
SMP+ Mt s 29.579
29.466 28.725
3 SMA+ SMK+ MA
14.822 16.161
17.433
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang
Sementara itu, jumlah guru di Kabupaten Rembang selama tahun ajaran 2008 hingga 2010 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.20 Jumlah Guru di Kabupaten Rembang Tahun 2008 – 2010
No. Jenjang Pendidikan
2008 2009
2010
1 SD + MI
4.560 4.677
4.259 2
SMP+ Mts 1.913
2.090 1.958
3 SMA+ SMK+ MA
1.248 1.372
1.472
Sumber : Dinas pendidikan kabupaten Rembang 2010
Tabel di atas menunjukkan jumlah guru baik di tingkat SDMI dan SMPMTs selama kurun waktu tahun 2008 – 2010 mengalami penurunan.
Penurunan tersebut dipengaruhi oleh jumlah guru yang pensiun. Ratio guru terhadap murid di Kabupaten Rembang tahun ajaran
2008 – 2010 terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.21 Ratio Guru Terhadap Murid Tahun Ajaran 2008 – 2010
No. Jenjang Pendidikan
2008 2009
2010
1 SD + MI
1: 16 1: 13
1: 14 2
SMP+ Mts 1: 15
1: 14 1: 16
3 SMA+ SMK+ MA
1: 14 1: 12
1: 12
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang
II - 10
RKPD Kab Rem bang 2012
Ratio di atas menunjukkan bahwa di tingkat SDMI pada tahun 2010 satu orang guru rata-rata membimbing 14 orang murid. Hal ini menunjukkan
bahwa ketersediaan guru rata-rata sudah mencukupi, Kondisi tersebut cenderung sama apabila dilihat dari rasio sekolah terhadap murid dan
kelas terhadap murid. Selengkapnya sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.22 Ratio Kelas terhadap Murid Tahun Ajaran 2008 – 2010
No. Jenjang Pendidikan
2008 2009
2010
1 SD + MI
1:26 1:20
1:24 2
SMP+Mts 1:37
1:35 1:33
3 SMA+SMK+MA
1:35 1:36
1:34
Sumber : Dinas Pendidkan Kabupaten Rembang
Tabel 2.23 Ratio Sekolah terhadap Murid Tahun Ajaran 2008 -2010
No. Jenjang Pendidikan
2008 2009
2010
1 SD + MI 1:164
1:150 1:149
2 SMP+Mts 1:287
1:322 1:314
3 SMA+SMK+MA 1:330
1:359 1:365
Sumber : Dinas Pendidkan Kabupaten Rembang
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa per sekolah menunjukkan kondisi yang masih ideal. Sedangkan kondisi sekolah
berdasarkan tingkat kerusakan sebagai berikut:
Tabel 2.24 Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan
Berdasarkan Tingkat Kerusakan 2008-2010 Unit
Pendidikan Kriteria
2008 2009
2010
TK dan RA Baik
193 534
527 Rusak ringan
143 72
83 Rusak berat
53 8
19
Jumlah 389
614 629
SD Baik
986 1.706
1.426 Rusak ringan
1.076 457
561 Rusak berat
577 516
500
Jumlah 2.639
2.679 2.487
MI Baik
106 162
169 Rusak ringan
57 53
61 Rusak berat
38 45
30
Jumlah 201
260 260
SMP Baik
426 470
502 Rusak ringan
108 97
83 Rusak berat
36 21
29
Jumlah 570
588 614
MTS Baik
187 205
189 Rusak ringan
72 53
48 Rusak berat
32 31
20
Jumlah 291
289 257
SMA Baik
186 184
175 Rusak ringan
16 15
27 Rusak berat
9
Jumlah 202
199 211
MA Baik
90 111
120 Rusak ringan
16 16
10 Rusak berat
3 3
3
Jumlah 109
130 133
SMK Baik
101 114
149 Rusak ringan
14 24
25 Rusak berat
4
Jumlah 119
138 174
Sumber : Dinas Pendidkan Kabupaten Rembang
II - 11
RKPD Kab Rem bang 2012
Persentase kondisi ruang kelas untuk semua jenjang pendidikan dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2.25 Persentase Kondisi Ruang Kelas Masing-masing Satuan Pendidikan
di Kabupaten Rembang Berdasarkan Tingkat Kerusakan 2008-2010
Pendidikan Kriteria
2008 2009
2010
TK dan RA Baik
49,61 86,97
86,97 Rusak ringan
36,76 11,73
11,73 Rusak berat
13,62 1,30
1,30
Jumlah 100,00
100,00 100,00
SD Baik
37,36 63,68
55,44 Rusak ringan
40,77 17,06
19,45 Rusak berat
21,86 19,26
25,11
Jumlah 100,00
100,00 100,00
MI Baik
52,74 62,31
65,06 Rusak ringan
28,36 20,38
23,36 Rusak berat
18,91 17,31
11,58
Jumlah 100,00
100,00 100,00
SMP Baik
74,74 79,93
81,76 Rusak ringan
18,95 16,50
13,52 Rusak berat
6,32 3,57
4,72
Jumlah 100,00
100,00 100,00
Baik 64,26
70,93 84,21
MTS Rusak ringan
24,74 18,34
10,53 Rusak berat
11,00 10,73
5,26
Jumlah 100,00
100,00 100,00
SMA Baik
92,08 92,46
82,94 Rusak ringan
7,92 7,54
12,80 Rusak berat
0,00 0,00
4,27
Jumlah 100,00
100,00 100,00
MA Baik
82,57 85,38
90,23 Rusak ringan
14,68 12,31
7,56 Rusak berat
2,75 2,31
2,26
Jumlah 100,00
100,00 100,00
SMK Baik
84,87 82,61
85,63 Rusak ringan
11,76 17,39
14,37 Rusak berat
3,36 0,00
0,00
Jumlah 100,00
100,00 100,00
Sumber : Dinas Pendidkan Kabupaten Rembang
Kualitas pendidikan juga ditentukan oleh guru yang mengajar. Semakin banyak guru yang layak mengajar diharapkan mutu pendidikan
akan semakin meningkat. Jumlah guru yang layak mengajar terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.26 Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasinya Untuk Jenjang Pendidikan SDMI,
SMPMTs dan SMASMKMA di Kabupaten Rembang 2008 – 2010 Uraian
2008 2009
2010
1. Persentase Guru SDMI berkualifikasi S1D4 28,35
29,35 42,99
2. Persentase Guru SMPMTs berkualifikasi S1D4 70,89
72,89 84,78
3. Persentase Guru SMASMKMA berkualifikasi S1D4 84,65
86,65 90,65
4. Persentase Guru TK bersertifikasi 2,63
3,15 0,03
5. Persentase Guru SDMI bersertifikasi 13,75
23,07 23,59
6. Persentase Guru SMPMTs bersertifikasi 21,69
32,76 32,17
7. Persentase Guru SMASMKMA bersertifikasi 16,10
17,92 42,61
Sumber : Dinas pendidikan kabupaten Rembang 2010
II - 12
RKPD Kab Rem bang 2012
Sekolah Standar Nasional di Kabupaten Rembang pada tahun 2010 untuk satuan pendidikan Sekolah Dasar adalah sebanyak satu unit pada
masing-masing kecamatan dan untuk SMP sebanyak 8 unit, sedang SMASMK sebanyak 4 unit. Sekolah RSBI untuk SMP dan SMA
sebanyak 4 unit, secara rinci terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.27 Jumlah Sekolah Standar Nasional, Rintisan Sekolah Berbasis Internasional
Untuk Jenjang Pendidikan SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA di Kabupaten Rembang 2008 – 2010
Uraian 2008
2009 2010
1. Jumlah SD SSN 14
14 14
2. Jumlah SMP SSN 7
7 8
3. Jumlah SMASMK SSN -
- 4
4. Jumlah SD RSBI -
- -
5. Jumlah SMP RSBI 1
2 2
6. Jumlah SMASMK RSBI 2
2 2
Sumber : Dinas pendidikan kabupaten Rembang 2010
Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran di semua jenjang pendidikan memiliki nilai strategis dalam layanan peningkatan mutu
pendidikan. Sekolah yang memiliki perpustakaan dan laboratorium standar di Kabupaten Rembang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.28 Persentase SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA yang Memiliki Sarana
Pendukung Pembelajaran di Kabupaten Rembang 2008 – 2010 Uraian
2008 2009
2010
Persentase SDMI yang memiliki sarana perpustakaan standar
24,26 29,85
28,76 Persentase SMPMTs yang memiliki
perpustakaan standar 67,78
72,53 68,17
Persentase SMPMTs yang memiliki lab computer
38,89 40,66
12,09
Sumber : Dinas pendidikan kabupaten Rembang 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa belum banyak SD yang memiliki perpustakaan standar. Dari sekitar 404 SD yang ada baru sekitar 28,76
yang memiliki perpustakaan standar. Di tingkat SMP sudah cukup banyak SMPMTs yang memiliki perpustakaan standard dan laboratorium
computer.
Sedangkan untuk tatakelola dan pencitraan publik penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat dari persentase sekolah yang telah
melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah MBS secara optimal, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.29 Persentase SDMI, SMPMTs dan SMASMKMA
yang melaksanakan MBS di Kabupaten Rembang 2008 – 2010 Uraian
2008 2009 2010
1. Persentase SDMI melaksanakan MBS 95,10
99,27 100,00 2. Persentase SMPMTs melaksanakan MBS
100,00 100,00 100,00 3. Persentase SMASMKMA melaksanakan MBS
100,00 100,00 100,00
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang 2010.
II - 13
RKPD Kab Rem bang 2012
Di bidang pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas hidup sehat masyarakat sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana dan prasarana
kesehatan. Pelayanan kesehatan dasar dilayani Puskemas, sedangkan pelayanan kesehatan rujukan dilayani rumah sakit. Jumlah puskesmas
pada tahun 2010 sebanyak 16 unit dengan puskemas rawat inap sebanyak 10 unit dan puskesmas rawat jalan 6 unit. Sedangkan jumlah
puskesmas pembantu sebanyak 71 unit, Puskesling 16 unit dan PKD Pos Kesehatan Desa sebanyak 154 unit. Dari segi jumlah, pelayanan
dasar sudah cukup dilayani oleh Puskesmas, namun dari segi kualitas belum cukup baik. Sampai dengan tahun 2010 jumlah rumah sakit di
Kabupaten Rembang adalah 1 unit milik Pemerintah Daerah, dan rumah bersalin sebanyak 2 unit. Sedangkan sarana kesehatan yang lain adalah
pondok bersalin 2 unit, balai pengobatan sebanyak 3 unit, dan praktek dokter swasta 87 unit.
Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Rembang masih kurang dibanding jumlah penduduk. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya jumlah
tenaga kesehatan dibandingkan dengan jumlah penduduk mengacu pada Kepmenkes No 1202MenkesSKVIII2003 tentang Indikator Indonesia
Sehat 2010 Tabel 2.4. Kondisi ini perlu mendapat perhatian sehingga pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.
Tabel 2.30 Kebutuhan Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Rembang
Indikator Jumlah
Kebutuhan Untuk Penduduk 653.078
Jiwa Kekurangan
Jumlah tng kesehatan 9564
2.332 1376
a.
Dokter Umum 58
243 185
b.
Dokter Spesialis 12
36 24
c.
Dokter Gigi 12
67 55
d.
Bidan 385
608 223
e.
Perawat 388
711 313
f.
Ahli Gizi 23
121 98
g.
Tenaga Farmasi 36
60 24
h.
Tenaga Sanitasi 21
243 222
i.
Tenaga Kesmas 21
243 222
Sumber : Dinas Kesehatan, 2010
Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Kabupaten Rembang secara keseluruhan mengalami peningkatan, hal ini ditandai dengan
meningkatnya persentase rumah tangga yang memiliki jamban yang mencapai 49,29. pada tahun 2010. Sedangkan persentase rumah
tangga sehat pada tahun 2010 mencapai 77,2. Persentase institusi yang dibina kesehatan lingkungannya mencapai 68,43, persentase
rumah sehat mencapai 50,46, persentase pengguna air sehat mencapai 54,57 dan persentase rumah tangga yang memiliki SPAL
Saluran Pembuangan Air Limbah mencapai 31,2.
Pelaksanaan jaminan pemeliharaan kesehatan untuk masyarakat miskin di Kabupaten Rembang mengalami peningkatan yang sangat baik.
Cakupan Jamkesmas sampai dengan tahun 2010 mencapai 100. Artinya kuota penduduk miskin yang telah ditetapkan untuk Kabupaten Rembang
telah dilayani oleh Jamkesmas. Sementara penduduk non kuota jamkesmas dilayani oleh progam JKRS Jaminan Kesehatan Rembang
Sehat. Di Kabupaten Rembang JKRS tidak hanya menangani penduduk miskin non kuota tetapi seluruh penduduk Kabupaten Rembang yang
belum memiliki Jaminan Kesehatan.
II - 14
RKPD Kab Rem bang 2012
Selanjutnya kesehatan lingkungan masih dihadapkan pada permasalahan persampahan. Sistem pengolahan sampah di Kabupaten
Rembang menggunakan dua sistem yaitu sistem pengolahan sampah on- site pengolahan pada lokasi atau cara tradisional dibakar atau ditimbun,
dan sistem pengolahan sampah off-site pengolahan secara terstruktur. Selama ini pengelolaan sampah yang tidak terangkut lebih banyak
dilakukan dengan sistem on-site. Sampai dengan tahun 2010 volume sampah yang tidak terangkut masih lebih besar dibandingkan sampah
yang terangkut.
Sistem pengolahan sampah yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum bidang Kebersihan dan Drainase sampai tahun 2010 baru melayani
kecamatan Rembang, Lasem, Pamotan, Kragan, Sarang, Sedan dan Sulang. Data persampahan terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.31 Persampahan di Kabupaten Rembang Tahun 2008-2010
No Uraian
Tahun 2008
2009 2010
Persampahan
1 Volum sampah m
3
495.453 549.424
607.665 2
Volume sampah terangkut m
3
296.678 348.556
391.551 3
Volume sampah tidak terangkut m
3
198.774 200.867
216.114
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2010
Kabupaten Rembang memiliki panjang saluran drainase sepanjang 25.9 Km yang berfungsi sebagai saluran untuk pembuangan industri,
niaga dan pemukiman penduduk di. Kondisi drainase di kabupaten Rembang adalah sebagai berikut: 13.4 Km kondisinya baik, panjang
drainase ini mengalami perbaikan rata-rata pertahun 2,34. Kondisi rusak ringan mengalami perbaikan sebesar 2,44 pertahun. Untuk kondisi
drainase yang rusak berat mengalami perbaikan setiap tahunnya 1,81. Tahun 2010 saluran drainase tersebut memiliki panjang keseluruhan 25,9
km, dengan kondisi baik sepanjang 14 km, kondisi rusak ringan sepanjang 3.5 km, dan kondisi rusak berat sepanjang 7. km. Sebagai saluran
pembuangan, saluran drainase juga harus dapat mengakomodir limpahan air pada saat musim penghujan.
Penataan jaringan drainase yang baik di seluruh wilayah Kabupaten, terutama kawasan pemukiman perlu terus dikembangkan di
Kabupaten Rembang. Pengembangan jaringan drainase tersebut dilakukan dengan mengikuti kontour tanah, dan sungai sebagai muara
akhir. Pada sisi sebelah kanan dan kiri jalan perlu dibangun jaringan drainase agar air hujan langsung dapat disalurkan ke sungai lewat jaringan
drainase yang ada. Dengan demikian, jaringan drainase dapat berfungsi secara sempurna dalam pencegahan terjadinya banjir. selengkapnya
terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.32 Panjang Saluran Drainase di Kabupaten Rembang Tahun 2008 – 2010
No I ndikator
Tahun 2008
2009 2010
Drainase
1 Panjang Drainase Km
25,9 25,9
25,9 2
Panjang Drainase dalam Kondisi Baik Km 13,4
13,75 14
Panjang drainase dalam kondisi Rusak ringan Km 3,85
3,7 3,5
3 Panjang Drainase dalam kondisi rusak berat Km
7,4 7,2
7
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2010
II - 15
RKPD Kab Rem bang 2012
Untuk pengelolaan prasarana air bersih selama ini dilayani dua instansi, DPU menangani embung, sedang PDAM yang melaksanakan
pengelolaan dan pemanfaatan air. PDAM memiliki peran sangat penting dalam pemanfaatan sumber air yang ada untuk diolah menjadi air yang
bersih dan layak dikonsumsi masyarakat.
Selama ini produksi air minum oleh PDAM Kabupaten Rembang memanfaatkan beberapa sumber air baku yang berasal dari berbagai
tempat, antara lain mata air Mudal Pamotan, Gowak, Kajar Kursi, Kajar Sanggrahan, serta memanfaatkan air embung. Jumlah embung baik besar
maupun kecil yang menjadi sumber air bersih di Kabupaten Rembang sebanyak 16 buah.
Sumber air perlu dipelihara dan dikelola dengan sebaik-baiknya karena wilayah Kabupaten Rembang yang berlokasi di bagian hilir
merupakan daerah yang sangat tergantung dengan daerah di atasnya. Upaya peningkatan penyediaan air bersih perlu dilakukan melalui
penggalian potensi sumber daya air yang masih tersedia. Sistem pengeloaan prasarana air bersih sudah baik, tetapi perlu pemeliharaan
dan penambahan prasarana, terutama embung sebagai sumber air bersih dan reservoir serta pipa-pipa pendistribusiannya.
Kemudian untuk jalan yang ada di Kabupaten Rembang terdiri dari jalan Kabupaten sepanjang 642,75 Km, jalan provinsi sepanjang 57,45
Km dan jalan nasional sepanjang 60,81 km. Selengkapnya panjang dan kondisi jalan di Kabupaten Rembang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.33 Panjang Jalan Kabupaten Rembang Tahun 2008-2010
No Uraian
Tahun 2008
2009 2010
Bina Marga
1 Panjang jalan kabupaten Km
642,75 642,75
642,75 Kondisi jalan baik
456,36 311,66
346,61 Kondisi sedang
115,58 105,59
90,31 Kondisi jalan rusak ringan
128,55 132,98
89,93 Kondisi jalan rusak berat
57,84 92,53
115,9
2 Panjang jalan Provinsi Km
57,45 57,45
57,45 Kondisi jalan baik
26,78 28,95
37,45 Kondisi sedang
18,31 17,35
11,00 Kondisi jalan rusak ringan
10,83 10,00
4,00 Kondisi jalan rusak berat
1,52 1,15
5,00
3 Panjang jalan Nasional Km
60,81 60,81
60,81 Kondisi jalan baik
16,85 30,65
40,81 Kondisi sedang
20,50 18,36
5,00 Kondisi jalan rusak ringan
15,47 10,58
6,00 Kondisi jalan rusak berat
7,99 1,22
9,00
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2010
Berdasarkan fungsinya, jaringan jalan di Kabupaten Rembang terdiri dari :
1. Jalan Arteri Primer Jalan arteri melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata
tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. Jalan arteri primer di Kabupaten Rembang yaitu jalan antar propinsi yang melintasi
Kabupaten Rembang di sepanjang jalur pantai utara melalui Kecamatan Kaliori – Rembang – Lasem – Sluke – Kragan - Sarang.
2. Jalan Kolektor Primer Jalan kolektor melayani angkutan perjalanan jarak dekat dengan
kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi. Di Kabupaten Rembang Jalan kolektor primer menghubungkan
Kabupaten Rembang dengan Kabupaten Blora melalui Kecamatan Rembang – Sulang – Bulu dan menghubungkan Kabupaten Rembang
dengan Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur, melalui Kecamatan Lasem – Pancur - Pamotan – Sedan – Sale.
II - 16
RKPD Kab Rem bang 2012
3. Jalan Lokal Primer Jalan lokal melayani angkutan setempat dengan perjalanan jarak
dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal primer di Kabupaten Rembang yaitu jalan-jalan
yang melalui kota-kota kecamatan.
Ruas jalan arteri khususnya di Kota Rembang dan Lasem tidak hanya menghubungkan kota atau jalur regional namun saat ini juga
berfungsi sebagai jalur internal kota. Hal ini menyebabkan jalan tersebut sangat padat dan berkecepatan rendah.
Untuk panjang jembatan di Kabupaten Rembang selama kurun waktu 3 tahun terakhir tidak mengalami perubahan. Walaupun sebagian
besar jembatan masih dalam kondisi baik, namun perlu diwaspadai karena sebagian jembatan telah berusia tua. Perbaikan kondisi jembatan, tidak
hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga di wilayah perdesaan sangat diperlukan untuk mendukung aktivitas perekonomian masyarakat.
Tabel 2.34 Jumlah dan Panjang Jembatan di Kabupaten Rembang Tahun 2008 – 2010
No Uraian
Tahun 2008
2009 2010
1 Jembatan Kabupaten
Kondisi Jembatan baik unit 96
96 96
Kondisi Jembatan rusak ringan unit 26
26 30
kondisi Jembatan rusak berat unit 4
4 2
Panjang jembatan kabupaten m 1.239,90 1.239,90 1.239,90
3 Panjang jembatan Propinsi m
398,80 398,80
398,80 4
Panjang jembatan Nasional m 627,60
627,60 627,60
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, 2010
Kabupaten Rembang memiliki sumber daya air yang potensial untuk dikelola dengan baik melalui pembangunan prasarana pengairan
agar dapat terus menerus memberikan manfaat dalam jangka panjang. Prasarana pengairan utamanya digunakan untuk irigasi dan penyediaan
air bersih. Prasarana pengairan tersebut meliputi : bendungan, bendung, waduk, embung, checkdam, saluran irigasi, dan bangunan pelengkapnya.
Wilayah Kabupaten Rembang memiliki 5 lima Daerah aliran Sungai DAS besar yang mempunyai beberapa anak sungai mulai dari
hulu sampai hilir yaitu : 1 DAS Randugunting; 2 DAS Karanggeneng; 3 DAS Babagan; 4 DAS Kalipang dan 5 DAS Kali KeningSemen.
Pemanfaatan sumber daya air untuk irigasi didukung dengan saluran irigasi primer, sekunder dan tersier. Panjang saluran irigasi primer
Kabupaten Rembang tiga tahun terakhir adalah 130,953 Km, dimana sebesar 45 52,929 Km dalam baik, 15 19,643 Km mengalami
rusak ringan, dan sisanya 40 52,381 Km mengalami kerusakan berat. Sedangkan saluran irigasi sekunder selama tiga tahun terakhir memiliki
panjang 119,495 Km dimana sebesar 45 53.772 Km dalam kondisi baik, 10 11.950 Km mengalami rusak ringan dan 45 53.773 Km
mengalami kerusakan berat. Untuk saluran irigasi tersier sepanjang 36.567 Km dimana sebesar 2,65 0,968 Km dalam kondisi baik, 7,35
2.689 Km mengalami kerusakan ringan dan sisanya 90 32,910Km mengalami kerusakan berat. Dari luas persawahan sebesar 29.172 ha,
sawah yang terairi dengan sarana pengairan teknis sebanyak 18, sedangkan yang menggunakan sarana pengairan setengah teknis
sebanyak 11,3, dan lainnya 60,94 masih tergantung dengan air hujan tadah hujan.
II - 17
RKPD Kab Rem bang 2012
Sampai dengan tahun 2010 Kabupaten Rembang memiliki embung sebanyak 16 unit , bendungan 105 unit dan rawa 1 unit, baik
skala besar maupun kecil. Embung yang ada di Kabupaten Rembang meliputi embung Jatihadi, embung Banyukuwung, embung Lambangan,
embung Jatimudo, embung Kerep, embung Kemendung, embung Rowosetro, embung Padaran, embung Kasreman, embung Brogo,
embung Lodan, embung Kasur, embung Precet, embung Surutan, embung Sumbreng, dan rawa Bolodewo.
Melihat kondisi diatas, maka pengelolaan prasarana pengairan perlu terus ditingkatkan baik secara kuantitas maupun kualitas guna
meningkatkan luas wilayah tangkapan air, sehingga dapat menambah volume pasokansimpanan air. Peningkatan pengelolaan prasarana
sumberdaya air juga dilakukan melalui Program Pengembangan Sungai Terpadu PPST yang bertujuan agar sungai lebih lama menampung air
sehingga tidak cepat mengalir ke laut dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Tabel 2.35 Sumberdaya Air dan Panjang Saluran Irigasi
di Kabupaten Rembang Tahun 2008-2010
No Uraian
Tahun 2008
2009 2010
1 Jumlah Sumber Air
43 43
40 Jumlah sumber air yang dilindungi
43 43
40
2 Panjang saluran irigasi primer Km
125,870 130,953
130,953 a. kondisi rusak ringan Km
21,398 19,643
19,643 b. kondisi rusak berat Km
60,418 52,381
52,381
3 Panjang saluran irigasi sekunder Km
119,423 119,495
119,50 a. kondisi rusak ringan Km
17,913 11,950
11,95 b. kondisi rusak berat Km
- 53,74
53,78
4 Panjang saluran irigasi tersier Km
36,567 36,567
36,57 a. kondisi rusak ringan Km
1,828 2,689
2,69 b. kondisi rusak berat Km
50,785 32,910
32,91
Sumber : Dinas Pekerjaan Bidang Sumber Daya Air 2010
Kondisi permukiman di wilayah Kabupaten Rembang berada pada kawasan di luar kawasan lindung sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian di daerah perkotaan atau perdesaan. Kriteria kawasan permukiman adalah kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
permukiman yang aman dari bahaya bencana alam, sehat, dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha. Secara keruangan,
kawasan permukiman ini terdiri dari permukiman perdesaan dan permukiman perkotaan. Kawasan permukiman perdesaan pada dasarnya
adalah tempat tinggal yang tidak dapat dipisahkan atau letaknya tidak boleh terlalu jauh dengan tempat usaha. Oleh karenanya, pengembangan
permukiman atau rumah tempat tinggal di desa yang bersangkutan, dengan jarak maksimum dari pusat desa 250 meter. Kawasan
permukiman yang saat ini belum terbangun, diutamakan peruntukkannya bagi perluasan permukiman penduduk yang tinggal di perkampungan
terdekat. Kawasan permukiman perkotaan dapat terdiri atas bangunan rumah tempat tinggal, baik berskala besar, sedang, atau kecil; bangunan
rumah
campuran tempat
tinggalusaha; dan
tempat usaha.
Pengembangan permukiman pada tempat-tempat yang menjadi pusat pelayanan penduduk di sekitarnya, seperti pada pusat desa, ibukota
kecamatan, ibukota kabupaten yang dialokasikan di sekitar kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan yang bersangkutan atau
merupakan perluasan areal permukiman eksisting yang telah ada.
II - 18
RKPD Kab Rem bang 2012
Kawasan permukiman terkoneksi dalam struktur ruang wilayah kabupaten yang terimplementasikan dalam sistem pusat kegiatan dan
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten. Sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten terbagi atas sistem perkotaan dan sistem perdesaan
sebagai berikut :
a. Pusat Kegiatan Lokal PKL adalah Perkotaan Rembang. b. Pusat Kegiatan Lokal Promosi PKLp meliputi:
1. Perkotaan Lasem; 2. Perkotaan Pamotan; dan
3. Perkotaan Kragan.
c. Pusat Pelayanan Kawasan PPK meliputi: 1. Perkotaan Sulang;
2. Perkotaan Sluke; 3. Perkotaan Kaliori;
4. Perkotaan Pancur; 5. Perkotaan Sumber;
6. Perkotaan Bulu; 7. Perkotaan Gunem;
8. Perkotaan Sedan; 9. Perkotaan Sale; dan
10. Perkotaan Sarang.
d. Pusat Pelayanan Lingkungan PPL, memiliki fungsi utama sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan meliputi:
1. PPL Desa Padaran Kecamatan Rembang; 2. PPL Desa Mojorembun Kecamatan Kaliori;
3. PPL Desa Landoh Kecamatan Sulang; 4. PPL Desa Sudo Kecamatan Sulang;
5. PPL Desa Krikilan Kecamatan Sumber; 6. PPL Desa Kedungasem Kecamatan Sumber;
7. PPL Desa Tlogotunggal Kecamatan Sumber; 8. PPL Desa Lambangan Wetan Kecamatan Bulu;
9. PPL Desa Kajar Kecamatan Lasem; 10. PPL Desa Tuyuhan Kecamatan Pancur;
11. PPL Desa Japerejo Kecamatan Pamotan; 12. PPL Desa Kepohagung Kecamatan Pamotan;
13. PPL Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke; 14. PPL Desa Tahunan Kecamatan Sale;
15. PPL Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem; 16. PPL Desa Pandangan Wetan Kecamatan Kragan;
17. PPL Desa Sendangwaru Kecamatan Kragan; 18. PPL Desa Lodan Wetan Kecamatan Sarang; dan
19. PPL Desa Gandrirejo Kecamatan Sedan.
Di bidang perumahan, sebagian besar masyarakat di Kabupaten Rembang dalam memenuhi kebutuhan perumahan secara swadaya yang
dilaksanakan secara gotong royong. Dari data Pokjanis sejumlah 114.327 unit rumah diperoleh dengan cara membangun sendiri, 1.278 unit
diperoleh dengan cara membeli dari pengembang dan 68.597 unit membeli dari perorangan, sedang perumahan yang diperoleh dengan cara
lainnya sejumlah 44.462 unit.
Kabupaten Rembang memiliki 7 kompleks perumahan, meliputi perumahan Permata Hijau, RSS. Mondoteko, RS. Puri Mondoteko, RSS.
Sumber Mukti Indah, Perumnas ABRI Desa Sumberejo, Madina Asri, Perumnas ABRI Desa Turusgede. Jumlah total unit rumah yang
II - 19
RKPD Kab Rem bang 2012
disediakan sebanyak 1.498 unit. Sedangkan data perumahan dan permukiman di Kabupaten Rembang dilihat dari status kepemilikan rumah
yaitu rumah milik sendiri sebesar 249.446 unit rumah pada tahun 2010. Untuk rumah sewa sebanyak 3.291 unit rumah. Sementara untuk
penyediaan rumah oleh Perumnas tahun 2010 sebanyak 1.419 unit, dan penyediaan rumah oleh KPRBTN sebanyak 1.141 unit.
Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Rembang yang terus naik secara signifikan, maka perlu adanya peran pemerintah yang dapat
membantu menyediakan lahan dan pembangunan rumah, dengan demikian harga rumah akan menjadi relatif lebih murah dan terjangkau
oleh masyarakat. Pembangunan perumahan tersebut tentunya diharapkan dapat merata disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Rembang guna
menjaga integrasi pembangunan yang berkelanjutan. Namun demikian perkembangan sarana hunian berupa rumah ini sebagian besar status
lahannya tidak memiliki IMB sesuai norma pertanahan.
Di bidang layanan perhubungan, untuk memperlancar kegiatan transportasi pada simpul-simpul jalur transportasi disediakan fasilitas
terminal. Berdasarkan jenis angkutannya maka terminal dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Terminal angkutan penumpang 2. Terminal angkutan barang
Terminal yang tersedia terdiri dari dua terminal kelas B yaitu Terminal Lasem dan Terminal Rembang, dan tujuh terminal kelas C yang
menghubungkan wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan di Kabupaten Rembang, yaitu Rembang, Lasem, Sulang, Gunem, Sarang,
Pamotan, dan Sumber. Sampai saat ini pelayanan terminal di Kabupaten Rembang sudah berfungsi sesuai dengan peruntukkannya, meskipun
masih memerlukan perbaikan.
Sedangkan antar daerah dilayani dengan armada Antar Kota Antar Propinsi AKAP, Antar Kota Dalam Propinsi AKDP dan kendaraan
umum berupa angkutan kota dan angkutan perdesaan. Jumlah pergerakan arus lalu lintas di Terminal Rembang untuk bus AKDP sebanyak 1.024 trip,
bus AKAP sebanyak 1.628 trip. Sementara itu, di Lasem banyaknya perjalanan trip bus AKDP sebanyak 4.683 trip, AKAP sebanyak 35.217
trip dan Angkudes sebanyak 41.219 trip.
Selain angkutan umum dan kendaraan pribadi, di Kabupaten Rembang juga banyak dilintasi kendaraan angkutan barang. Angkutan
barang ini sangat berkontribusi terhadap kerusakan jalan dan jembatan, serta kemacetan lalu lintas. Selama ini kontrol terhadap angkutan barang
masih kurang, masih banyak angkutan barang yang membawa muatan melebihi daya angkut yang ditetapkan, dimana kewenangan dimiliki oleh
Provinsi Jawa Tengah. Banyak pula angkutan barang yang berhenti di pangkalan truk ilegal di Desa Manggar, Sumbersari Kragan, Cikalan
Lasem, Pancur, dan Wuwur. Selain itu banyak pula yang berhenti di sembarang tempat, sehingga menghambat arus lalu lintas jalan raya.
Dengan melihat kondisi tersebut, diperlukan peningkatan pelayanan terhadap angkutan barang dengan melakukan pengontrolan beban
muatan angkutan barang, khususunya angkutan barang yang melalui jaringan jalan Kabupaten Rembang kelas II dan kelas III. Selain itu,
diperlukan pula pengembangan rest area atau pool truck yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat istirahat pengendara angkutan barang.
II - 20
RKPD Kab Rem bang 2012
Kondisi perhubungan laut di Kabupaten Rembang dimana Pelabuhan Rembang eksisting merupakan pelabuhan pengumpan yang
berada di Desa Tasik Agung Kecamatan Rembang yang berada pada posisi strategis terletak di antara dua pelabuhan besar yaitu Tanjung Mas
Semarang dan Tanjung Perak Jawa Timur. Pelabuhan Tasik Agung tersebut digunakan untuk kegiatan bongkar muat hasil penangkapan ikan.
Pada tahapan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, Pelabuhan Rembang dikembangkan melalui pembangunan
terminal pelabuhan Sluke sebagai pelabuhan pengumpan yang selanjutnya diproyeksikan menjadi pelabuhan pengumpul dan pelabuhan
utama. Pengembangan terminal pelabuhan Sluke di Desa Sendangmulyo Kecamatan Sluke diharapkan menjadi infrastruktur pemicu bagi
pertumbuhan ekonomi wilayah dengan membuka pintu gerbang akses transportasi laut guna mengangkut arus barang komoditas dan hasil
olahan hinterland Kabupaten Rembang dengan peluang kegiatan antara lain :
1. Mendorong pengembangan industri berbasis bahan galian tambang
dan pengolahan produk pertanian. 2. Mengoptimalkan terminal pelabuhan niaga antar pulau dan ekspor
impor. 3. Penyediaan fasilitas terminal curah cair dalam rangka pengolahan dan
distribusi minyak Blok Cepu dan Blok Randugunting Rembang. 4. Pengembangan pelabuhan terintegrasi dengan pembangunan
kawasan industri Kabupaten Rembang. Potensi penanaman modal di bidang pertambangan, antara lain:
pasir kuarsa, batu gamping, bentonite, tanah liatlempung, di bidang industri Perikanan dan kelautan antara lain: galangan kapal kayu, garam
krosokrakyat, teri nasi dan rajungan, pengolahan ikan kering, di bidang industri pengolahan mebel kayu, kerajinan kuningantembaga maupun
batik tulis. Di bidang industri pengolahan hasil perkebunan antara lain industri pengalengan buah mangga, pengolahan mete, tebu, siwalan,
kelapa. Peluang penanaman modal di bidang lainnya adalah pembangunan fasilitas umum seperti pasar, mall, hotel dan restoran,
mengingat letak strategis Kabupaten Rembang yang berada pada Jalur Pantai Utara. Diharapkan dimasa mendatang besarnya penanaman
modal lebih banyak berasal dari kalangan swasta BUMN dan hanya sebagian kecil dari pemerintah.
Dibidang ketenagakerjaan, pada tahun 2009 jumlah pencari kerja di Kabupaten Rembang didominasi oleh lulusan SMA yang mencapai
1.218 orang, dan 1.023 orang pada tahun 2010. Untuk meningkatkan kualitas pencari kerja, Balai Latihan Kerja mengadakan berbagai jenis
pelatihan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
II - 21
RKPD Kab Rem bang 2012
Tabel 2.36 Jenis dan jumlah Peserta pelatihan di BLK Kabupaten Rembang
Tahun 2008-2010
No Jenis Ketrampilan
Kejuruan 2008
2009 2010
L P
Jml L
P Jml
L P
Jml
1 Menjahit
6 42
48 - 16
16 4
12 16
2 Montir Sepeda Motor
32 - 32
- -
- 36
36 3
Operator Komputer 28
36 64
16 16
32 6
30 36
4 Las Listrik
32 - 32
- -
- 16
16 6
RadioTV -
- - 32
- 32 -
- -
7 Mobil Bensin
- -
- 16 - 16
- -
- 8
Ukir Kayu 32
- 32 -
- -
- -
- 9
Bordir -
- -
- 32 32
- -
- 10
Tata Rias Pengantin -
- -
- -
- -
- -
11 Tata Rias Rambut
- 32 32
- 16 16
- -
- 12
Teknik Pendingin 32
- 32 -
- -
- -
- 13
Mebeleir 32
- 32 -
- -
- -
- 14
Elektro 16
- 16 -
- -
5 -
5 16
Weekel -
- - 32
- 32 -
- -
17 Prosesing Pertanian
- 32 32
- 32 32
- -
- 18
Prosesing Perternakan -
- -
- -
- -
- -
19 Ukir Kayu
16 - 16
32 - 32
- -
- 20
Menjahit -
- -
- 32 32
- -
- 21
Teknik Pendingin 16
- 16 -
- -
- -
- 22
Mebeleir 32
- 32 -
- -
- -
- 23
Las Karbit 16
- 16 -
- -
- -
- 24
Elektro 16
- 16 -
- -
- -
- 25
Teknik Batik - 16
16 -
- -
10 6
16 26
Ternak Kambing 16
- 16 -
- -
- -
- Jumlah
338 158 496 128 144 272 77
48 125
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Kab. Rembang Tahun 2010
Dibidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Total Fertility Rate TFR pada tahun 2008 sebesar 2,03 dan pada tahun 2010 TFR
tetap dan tidak mengalami perubahan peserta KB tahun 2008 – 2010 mengalami penurunan dan partisipasi laki-laki dalam mengikuti KB
mengalami peningkatan. Berikut gambaran perkembangan pembangunan di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten
Rembang tahun 2008 – 2010:
Tabel 2.37 Perkembangan Pembangunan Keluarga Berencana
dan Keluarga Sejahtera Tahun 2008 – 2010
I ndikator 2008
2009 2010
Total Fertility rate TFR 2.03
1.95 2.03
Prevalensi peserta KB aktif 81.109
82.54 83.07
Keluarga Pra Sejahtera 99,102
98,363 97,352
Keluarga Sejahtera I 12,973
13,270 12,965
Laki-laki ber KB 0.84
1.36 1.29
Persentase Unmetneed 8.03
7.96 7.81
Jumlah peserta KB baru 10,301
14,187 5,359
Jumlah peserta KB Drop Out 10,275
11,563 4,854
Sumber : BPMPKB Kab.Rembang
II - 22
RKPD Kab Rem bang 2012
Terkait dengan penyelenggaraan pos dan telekomunikasi, saat ini di Kabupaten Rembang terdapat 10 kantor pos yang melayani pengiriman
surat dan paket pos baik lokal di daerah maupun hingga ke luar daerah dalam lingkup nasional. Perkembangan pelayanan telekomunikasi dilihat
dari jumlah satuan sambungan telepon yang terpasang dan terpakai, sampai tahun 2010 telah terpasang sebayak 4.823 unit dan yang terpakai
sebanyak 4.463 SST. Arus informasi juga semakin berkembang pesat seiring dengan pemakaian layanan internet yang telah menjadi bagian
penting dalam kehidupan masyarakat. pada tahun 2008 layanan internet 2 unit, tahun 2009 meningkat menjadi 23 unit warnet, sedang di Tahun
2010 sebanyak 43 warnet. Sedangkan pelayanan di bidang kelistrikan, telah menjangkau seluruh desa di Kabupaten Rembang meskipun tidak
semua rumah tangga terlayani.
Di bidang
kependudukan, cakupan
layanan administrasi
kependudukan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.38 Cakupan Pelayanan Administrasi kependudukan
Kabupaten Rembang Tahun 2008 - 2010
Uraian 2008
2009 2010
Jumlah Kepala Keluarga 160.053
168.182 187.718
Persentase penduduk memiliki KTP Dan KK 55,90
57,30 57,50
Jumlah KTP yang dikeluarkan 161.990
100.063 64.199
Jumlah KK yang dikeluarkan 51.885
82.983 50.892
Akta Kelahiran 35.171
15.010 17.210
Akta Perkawinan 44
44 46
Akta Perceraian 3
5 3
Akte kematian 48
53 52
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2010
Dalam pembinaan organisasi kepemudaan dilakukan dengan melakukan pendampingan dan pemberdayaan kelembagaanorganisasi
kepemudaan di Kabupaten Rembang seperti KNPI, AMPI, Pemuda Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Karang Taruna, Pramuka dan organisasi
kepemudaan lainnya. Pada tahun 2010 jumlah organisasi kepemudaan sebanyak 93 organisasi yang terdiri dari KNPI sebanyak 1 organisasi,
AMPI, Pemuda Ansor, Pemuda Muhamadiyah, Pramuka, Karang Taruna dan Kosgoro masing-masing sejumlah 15. Organisasi olahraga ada 15
yaitu PSSI, PASI, IPSI, PERCASI, GABSI, PBVSI, PERBASI, PBSI, Tae Kwondo, Wusu, PERPANI, PTMSI, FORKI, FPTI dan PSTI.
Dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS, dilibatkan segenap partisipasi sosial masyarakat yang tercakup
dalam Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS. PSKS tersebut meliputi Pekerja Sosial Masyarakat PSM, Karang Taruna KT,
Organisasi Sosial ORSOS, Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial WPKS, Dunia Usaha serta Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis
Masyarakat WKSBM.
Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan desa, pada tahun 2010 telah dibentuk 10 Badan Usaha Milik Desa BUMDes, 25 pasar desa
dan 70 kelompok lembaga ekonomi masyarakat. Sedangkan upaya untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengelolan
sumber daya alam telah dilakukan pembentukan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Posyantek di 14 kecamatan dan pelatihan 16 kelompok
usaha khusus perempuan dalam penerapan Teknologi Tepat Guna TTG.
Di Kabupaten Rembang sampai dengan tahun 2010 terdapat koperasi aktif meliputi 16 KUD, 334 Koperasi Primer dan 42 Koperasi
Simpan Pinjam. Sedangkan yang tidak aktif terdiri dari 1 KUD dan 180 koperasi primer. Sedang untuk jumlah UMKM selama kurun waktu tahun
2008-2010 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah UMKM sebanyak 11.800 meningkat menjadi 31.324 tahun 2009 dan menjadi
34.054 pada tahun 2010.
II - 23
RKPD Kab Rem bang 2012
b. Layanan Urusan Pilihan