Fourseas. Selain itu, Hotel Citi Inn juga bekerja sama dengan perusahaan- perusahaan manufaktur yang terdapat di Sumatera Utara seperti PT. Growth
Sumatera, PT. Intan Nasional Iron Industri, PT. Intan Suar Kartika dan perusahaan manufaktur laiannya yang berada di sekitar kota Medan.
2.7. Dampak Sosial terhadap Lingkungan
Berdirinya Hotel Citi Inn memiliki dampak positif dalam rangka mengurangi jumlah pengangguran untuk wilayah kota Medan dan sekitarnya
karena mampu menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja yang terdapat pada Hotel Citi Inn mayoritas adalah penduduk kota Medan dan sekitarnya.
Selain itu, Hotel Citi Inn juga mengadakan acara-acara sosial misalnya acara sosial di bidang kesehatan tradisional. Hal ini ditujukan agar memberikan
dampak positif kepada masyarakat khususnya kota Medan.
2.8. Organisasi dan Manajemen Hotel Citi Inn
2.8.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menunjukkan aspek hubungan langsung maupun tidak langsung antar bagian, aspek pengawasan,
aspek tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian. Oleh karena itu dalam suatu perusahaan sangat perlu dilakukan kerja sama dan koordinasi yang baik dari
setiap elemen pada organisasi perusahaan yang membentuk satu unit kesatuan perusahaan dari berbagai departemen dan fungsi yang berbeda sehingga dapat
menciptakan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan demi kemajuan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Struktur organisasi dapat dijadikan sebagai suatu skema yang menghubungkan fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan serta menunjukkan
hubungan yang tetap diantara karyawan yang melaksanakan fungsi dan tugasnya masing-masing.
Struktur organisasi yang digunakan Hotel Citi Inn adalah tipe struktur organisasi fungsional. Organisasi fungsional merupakan suatu bentuk organisasi
yang di dalamnya terdapat hubungan yang tidak terlalu menekankan kepada hierarki struktural akan tetapi lebih banyak didasarkan kepada sifat dan jenis
fungsi yang perlu dijalankan. Struktur organisasi ini memiliki perintah langsung dari atasan ke bawahan. Organisasi ini biasanya digunakan ketika suatu bagian
fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan wewenang
untuk mengkoordinir proyek yang sedang dikembangkan oleh perusahaan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari struktur organisasi fungsional
yakni: 1. Kelebihan Struktur Organisasi Fungsional:
a. Paling sesuai untuk lingkungan yang stabil b. Dapat mencapai skala ekonomis anggaran, personalia dan sarana tepat
dan sesuai pada masing-masing bagian. c. Merangsang berkembangnya keterampilan yang bersifat fungsional.
d. Sesuai untuk organisasi berukuran kecil sampai sedang. e. Baik bagi organisasi yang menghasilkan satu atau sejumlah kecil jenis
produk.
Universitas Sumatera Utara
2. Kekurangan Struktur Organisasi Fungsional: a. Respon organisasi terhadap perubahan kondisi lingkungan agak lambat.
b. Pengambilan keputusan menumpuk pada puncak organisasi. c. Koordinasi antar bagian fungsi tidak terlalu baik.
d. Inovasi terbatas e. Pandangan terhadap sasaran organisasi agak terbatas, anggota organisasi
cenderung hanya memperhatikan sasaran bagiannya sendiri Hotel Citi Inn ini dipimpin oleh seorang Hotel Manager yang mengatur
seluruh kegiatan operasional hotel dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional hotel. Adapun bentuk struktur organisasi perusahaan dapat
dilihat pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Hotel Manager
Hotel Citi Sun Yat Sen
Head of Department Front Office
Department Head of Department
Engineering Department
Head of Department Back Office
Department Head of Department
Stockeeper Checker Department
Karyawan Pelaksana Engineering
Karyawan Pelaksana Personalia
Karyawan Pelaksana Keuangan
Accounting Karyawan Pelaksana
Resepsionist Reservation
Karyawan Pelaksana Kasir Cashier
Karyawan Pelaksana Information
Technology Karyawan Pelaksana
Stockeeper Checker Karyawan Pelaksana
Airport Representative Driver
Head of Department Public Area
Department Head of Section
Public Area Bellboy Head of Section
Public Area Food Beverages
Head of Section Public Area Laundry
Karyawan Pelaksana Bellboy Section
Karyawan Pelaksana Room Service Section
Karyawan Pelaksana Laundry Section
Head of Department Security
Department Karyawan Pelaksana
Keamanan Satpam Head of Department
Housekeeping Department
Karyawan Pelaksana Housekeeping
Roomboy Karyawan Pelaksana
Food Beverages Section
Sumber: Hotel Citi Inn Medan
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Hotel Citi Inn Medan
Universitas Sumatera Utara
V-1 2.9.
Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.9.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja di Hotel Citi Inn sebanyak 63 orang yang terdiri atas tenaga kerja pria dan wanita. Adapun rincian jumlah karyawan Hotel Citi Inn
dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Hotel Citi Inn No.
Departemen Hotel
Manager Head of
Department Head of
Section Karyawan
1 Hotel Manager
1 2.
Front Office Department 1
- ResepsionistReservation 6
3. Housekeeping Department
1 - HousekeepingRoomboy
8 4.
Security Department 1
- Keamanan Satpam 9
- Airport Representative Driver 1
5. Back Office Department
1 - Personalia
1 - KeuanganAccounting
1 - Kasir
1 - Information Technology
1 6.
Public Area Department 1
- Public Area Bellboy 1
11 - Public Area FoodBeverage
1 7
- Public Area Laundry 1
2 7.
Stockeeper Checker Department 1
- Stockeeper Checker Stockist
1 8.
Engineering Department 1
- Engineering 3
Jumlah 1
7 3
52
Universitas Sumatera Utara
2.9.2. Jam Kerja Karyawan
Jam kerja di Hotel Citi Inn terdiri dari dua pembagian jam kerja, yaitu: 1. Jam kerja Non-Shift Regular
Jam kerja Non-Shift merupakan jam kerja yang digunakan tenaga kerja atau karyawan yang bekerja pada Hotel Citi Inn setiap hari Senin hingga Sabtu
dengan jam kerja pukul 08.30 WIB – 17.00 WIB. Untuk hari Sabtu, jam kerja pukul 08.30 WIB – 15.00 WIB. Karyawan yang termasuk pada jam kerja
Non-Shift adalah karyawan pada departemen Back Office yang terdiri dari bagian personalia SDM, bagian kasir, bagian accountingkeuangan dan
bagian teknologi informasi Information Technology. Adapun jadwal kerja Non Shift dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jam Kerja Non-Shift
Hari Waktu Kerja
Waktu Istirahat
Senin – Jumat 08.30 WIB – 17.00 WIB
12.00 WIB – 13.00 WIB Sabtu
08.00 WIB – 15.00 WIB -
Minggu Libur
2. Jam kerja Shift Jam kerja Shift merupakan jam kerja yang digunakan tenaga kerja atau
karyawan yang bekerja pada Hotel Citi Inn yang dilakukan setiap hari Senin- Minggu. Jam kerja Shift terdiri dari 3 Shift waktu kerja yang diberlakukan
setiap hari. Jadwal jam kerja shift ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3. Jam Kerja Shift
Shift Kerja Waktu Kerja
Shift Istirahat
Shift I 06.00 WIB – 14.30 WIB
10.00 WIB – 11.00 WIB Shift II
14.00 WIB – 22.30 WIB 18.00 WIB – 19.00 WIB
Shift III 22.00 WIB – 06.30 WIB
02.00 WIB – 06.30 WIB
2.10. Sistem Penggajian Karyawan dan Fasilitas 2.10.1. Sistem Penggajian Karyawan
Karyawan Hotel Citi Inn merupakan karyawan tetap yang proses perekrutannya dilakukan secara langsung oleh pihak manajemen Hotel Citi Inn.
Karyawan Hotel Citi Inn memperoleh gaji setiap bulannya disesuaikan dengan peraturan yang berlaku serta mendapat fasilitas kesehatan dan asuransi. Gaji
diperoleh pada tanggal terakhir setiap bulan. Apabila tanggal tersebut merupakan hari minggu atau hari besar maka pembayaran gaji dilakukan pada tanggal
sebelumnya.
2.10.2. Fasilitas Tenaga Kerja
Hotel Citi Inn menyediakan berbagai insentif dan fasilitas kepada karyawan berupa:
1. Fasilitas Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja Jamsostek berupa asuransi kesehatan dan keselamatan kerja untuk melindungi karyawan dari hal-hal
yang tidak diinginkan. 2. Tunjangan Hari Raya THR dan tunjangan prestasi tergantung performansi
kerja dan lama kerja karyawan. 3. Pemberian alat-alat keselamatan kerja untuk departmen-departemen tertentu.
Universitas Sumatera Utara
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Teknik Pemasaran
2
Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka menyadari bahwa pada
dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat berpencar dan tersebar serta bervariatif
3.1.1. Definisi Pemasaran
Sebagaiman kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran adalah berbeda dengan penjualan, transaksi ataupun perdagangan. American Marketing
Association 1960, mengartikan pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah pelaksanaan dunia usaha yang mengarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari
produsen ke konsumen atau pihak pemakai. Defenisi ini hanya menekankan aspek distribusi ketimbang kegiatan pemasaran. Sedangkan fungsi-fungsi lain tidak
diperlihatkan, sehingga kita tidak memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap tentang pemasaran. Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler
1994 dalam bukunya Marketing Management Analysis, Planning, and Control mengartikan pemasaran secara lebih luas, yaitu pemasaran adalah suatu proses
sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai
dengan individu dan kelompok lainnya.
2
Tjiptono, Fandi. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.
Universitas Sumatera Utara
dalam tuntutan kebutuhan dan keinginannya. Jadi arti dari pasar sasaran adalah: Sebuah pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan
tertentu yang mungkin maupun mampu untuk ambil bagian dalam jual beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
3.1.2. Unsur atau Variabel Pemasaran
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan
dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix
merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan
seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja,
akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.
Kotler 2000, p15 mengemukakan definisi bauran pemasaran marketing
mix sebagai berikut: “Marketing Mix is the set of marketing tools that the firm uses
to pursue its marketing objective in the target market”. Bauran pemasaran adalah
sekumpulan alat pemasaran oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya
dalam pasar sasaran.
Universitas Sumatera Utara
Zeithaml and Bitnet 2001, p18 mengemukakan definisi bauran pemasaran sebagai berikut: “Marketing mix defined as the elemets an
organizations controls that can be used to satisfy or communicate with customer. These elements appear as core decisions variabels in any marketing text or
marketing plan”. Didalam hal ini berarti bauran pemasaran jasa adalah elemen- elemen organisasi perusahaan yang dapat dikontrol oleh perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan konsumen dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir
dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Selanjutnya Zeithaml dan Bitner mengemukakan konsep bauran pemasaran tradisional traditional marketing mix terdiri dari 4P, yaitu product
produk, price harga, place tempatlokasi dan promotion promosi. Sementara itu, untuk pemasaran jasa perlu bauran pemasaran yang diperluas
expanded marketing mix for service dengan penambahan unsur non-traditional marketing mix, yaitu people orang, physical evidence fasilitas fisik dan process
proses, sehingga menjadi tujuh unsur 7P. Masing-masing dari tujuh unsur bauran pemasaran tersebut saling
berhubungan dan tergantung satu sama lainnya dan mempunyai suatu bauran yang optimal sesuai dengan karakteristik segmennya Zeithaml, 2000, 18-21.
Universitas Sumatera Utara
Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk, yaitu tidak berwujud,
tidak dapat dipisahkan, beraneka ragam dan mudah lenyap. Seperti yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner 2000, p19 bauran pemasaran jasa terdiri
dari 7 P yaitu product, place, price, promotion, people, physical evidence, dan process. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa 7P ini dapat dilihat pada Gambar
3.1 sebagai berikut:
Sumber: Valarie Zethaml Mary Jo Bitner 2000, p19 Service marketing
Gambar 3.1. Bauran Pemasaran Jasa
Universitas Sumatera Utara
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan. Disamping itu marketing mix merupakan perpaduan dari
faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying decision, maka variabel-variabel marketing mix diatas tadi dapat dijelaskan sedikit
lebih mendalam sebagai berikut: 1. Product Produk
Kebijaksanaan mengenai produk atau jasa meliputi jumlah barangjasa yang akan ditawarkan perusahaan, pelayanan khusus yang ditawarkan perusahaan
guna mendukung penjualan barang dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan. Produk merupakan elemen yang paling penting. sebab
dengan inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. namun keputusan itu tidak berdiri sebab
produkjasa sangat erat hubungannya dengan target market yang dipilih. Sedangkan sifat dari produkjasa tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tidak berwujud Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, karena tidak bisa dilihat, dirasa,
diraba, didengar atau dicium, sebelum ada transaksi pembelian. b. Tidak dapat dipisahkan
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, apakah sumber itu merupakan orang atau benda. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah
hotel tidak akan bisa terlepas dari bangunan hotel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c. Berubah-ubah Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah-ubah, sebab jasa ini
sangat tergantung kepada siapa yang menyajikan, kapan disajikan dan dimana disajikan. Misalnya jasa yang diberikan oleh sebuah hotel
berbintang satu akan berbeda dengan jasa yang diberiakan oleh hotel berbintang tiga.
d. Daya tahan Jasa tidak dapat disimpan. Seorang pelanggan yang telah memesan sebuah
kamar hotel akan dikenakan biaya sewa, walaupun pelanggan tersebut tidak menempati kamar yang ia sewa.
2. Price Harga Setiap perusahaan selalu mengejar keuntungan guna kesinambungan
produksi. Keuntungan yang diperoleh ditentukan pada penetapan harga yang ditawarkan. Harga suatu produk atau jasa ditentukan pula dari besarnya
pengorbanan yang dilakukan untuk menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari
suatu perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.
Kebijaksanaan harga erat kaitannya dengan keputusan tentang jasa yang dipasarkan. Hal ini disebabkan harga merupakan penawaran suatu produk
atau jasa. Dalam penetapan harga, biasanya didasarkan pada suatu kombinasi barangjasa ditambah dengan beberapa jasa lain serta keuntungan yang
memuaskan. Berdasarkan harga yang ditetapkan ini konsumen akan
Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Juga konsumen menetapkan berapa jumlah barangjasa yang harus dibeli
berdasarkan harga tersebut. Tentunya keputusan dari konsumen ini tidak hanya berdasarkan pada harga semata, tetapi banyak juga faktor lain yang
menjadi pertimbangan, misalilya kualitas dari barang atau jasa, kepercayaan terhadap perusahaan dan sebagainya.
Perusahaan harus dapat menetapkan harga yang paling tepat, dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik, baik untuk jangka
pendek maupun untuk jangka panjang. 3. Place TempatSaluran Distribusi
Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode
penyampaian produkjasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat yang tepat, dengan harapan produkjasa tersebut berada
ditengah-tengah kebutuhan dan keinginan konsumen yang haus akan produkjasa tersebut.
Hal yang tidak boleh diabaikan dalam langkah kegiatan memperlancar arus barangjasa adalah memilih saluran distribusi Channel Of Distribution.
Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang berpengaruh bagi marketing, karena kesalahan dalam memilih dapat menghambat bahkan
memacetkan usaha penyaluran produkjasa dari produsen ke konsumen. Distributor-distributor atau penyalur ini bekerja aktif untuk mengusahakan
perpindahan bukan hanya secara fisik tapi dalam arti agar jasa-jasa tersebut
Universitas Sumatera Utara
dapat diterima oleh konsumen. Dalam memilih saluran distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut:
a. Sifat pasar dan lokasi pembeli b. Lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang perantara
c. Pengendalian persediaan, yaitu menetapkan tingkat persediaan yang ekonomis.
d. Jaringan pengangkutan. Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk
menyalurkan jasanya kepada konsumen. Jadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam kebijaksanaan saluran distribusi itu sendiri dengan
memperhitungkan adanya perubahan pada masyarakat serta pola distribusi perlu mengikuti dinamika para konsumen tadi.
4. Promotion Promosi Aspek ini berhubungan dengan berbagai usaha untuk memberikan informasi
pada pasar tentang produkjasa yang dijual, tempat dan saatnya. Ada beberapa cara menyebarkan informasi ini, antara lain periklanan advertising,
penjualan pribadi Personal Selling, Promosi penjualan Sales Promotion dan Publisitas Publicity yakni:
a. Periklanan Advertising : Merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh
pengusaha lewat surat kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-
tempat yang strategis.
Universitas Sumatera Utara
b. Penjualan Pribadi Personal selling : Merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya. Dengan
kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya itu. Hal yang
termasuk dalam personal selling adalah: door to door selling, mail order, telephone selling, dan direct selling.
c. Promosi Penjualan Sales Promotion : Merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkarlnya sedemikian rupa sehingga
konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu, maka produk tersebut akan menarik
perhatian konsumen. d. Publisitas Pubilicity : Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh
perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang
dipasarkannya, hal ini berbeda dengan promosi, dimana didalam melakukan publisitas perusahaan tidak melakukan hal yang bersifat
komersial. Publisitas merupakan suatu alat promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga sering disebut sebagai
usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah tercapainya keseimbangan
yang efektif, dengan mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam suatu strategi promosi yang terpadu untuk berkomunikasi dengan
para pembeli dan para pembuat keputusan pembelian.
Universitas Sumatera Utara
5. People Manusia Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka manusia yang berfungsi
sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Pentingnya manusia dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan internal
marketing. Internal marketing adalah interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dari departemen. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah
untuk mendorong manusia dalam kinerja memberikan kepuasan konsumen. Menurut Arif 2006, p102, manusia adalah peranan dalam memainkan
suatu bagian dalam penyampaian layanan yang mempengaruhi persepsi pembeli, yaitu karyawan perusahaan, pelanggan, dan pelanggan lain dalam
lingkup pelayanan. 6. Process Proses
Menurut Rambat Lupiyoadi dan Ahmad Hamdani Manajemen Pemasaran Jasa, 2006, p812, proses dalam pemasaran jasa terkait dengan kualitas jasa
yang diberikan, terutama dalam hal sistem penyampaian jasa. Kemampuan membangun proses yang menghasilkan pengurangan biaya, peningkatan
produktivitas, dan kemudahan distribusi. 7. Physical Evidence Sarana Fisik
Menurut Adrian Plamer 2004 sarana fisik merupakan lingkungan fisik tempat produk atau jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan
konsumen. Ada dua tipe sarana fisik yakni:
Universitas Sumatera Utara
a. Essential Evidence : Merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemberi produk atau jasa mengenai desain dan layout gedung, ruang, dan
lain-lain. b. Peripheral Evidence : Merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri
tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian peranannya sangat penting dalam produksi jasa.
3.2. Analytical Network Process ANP
3
ANP menggunakan jaringan tanpa harus menetapkan level seperti pada hierarki yang digunakan dalam Analytic Hierarchy Process AHP, yang
merupakan titik awal ANP. Konsep utama dalam ANP adalah influence pengaruh, sementara konsep utama dalam AHP adalah preference pilihan.
AHP dengan asumsi-asumsi dependensinya tentang cluster dan elemen merupakan kasus khusus ANP. ANP merupakan pendekatan baru dalam proses
pengambilan keputusan yang memberikan kerangka kerja umum dalam memperlakukan keputusan-keputusan tanpa membuat asumsi-asumsi tentang
independensi elemen-elemen pada level yang lebih tinggi dari elemen-elemen Analytic Network Process ANP adalah teori umum pengukuran relatif
yang digunakan untuk menurunkan rasio prioritas komposit dari skala rasio individu yang mencerminkan pengukuran relatif dari pengaruh elemen-elemen
yang saling berinteraksi berkenaan dengan kriteria kontrol Saaty,1999.
3
Saaty, T. L. 2005. Theory and Applications of the Analytic Network Process. Pittsburgh, PA: RWS Publications, 4922 Ellsworth Avenue, Pittsburgh, PA 15213
Universitas Sumatera Utara
pada level yang lebih rendah dan tentang independensi elemen-elemen dalam suatu level Saaty, 1999.
Perbedaan antara hierarki dan jaringan network digambarkan pada Gambar 3.2 dimana hirearki memiliki tujuan goal atau titik sumber source
node serta kriteria dan sub kriteria atau titik tumpahan sink node. Bentuknya berupa struktur linear dari atas ke bawah tanpa adanya timbal balik feedback
dari level terendah ke level diatasnya. Selain itu, loop hanya terjadi pada pada level terendah. Jaringan network menyebar dalam segala arah dan
memungkinkan terjadinya pengaruh influence dari suatu cluster terhadap custer lainnya maupun cluster itu sendiri dan timbal balik feedback yang membentuk
siklus Saaty, 2004. ANP merupakan gabungan dari dua bagian. Bagian pertama terdiri dari
hierarki kontrol atau jaringan dari kriteria dan subkriteria yang mengontrol interaksi. Pada kontrol ini tidak membutuhkan struktur hierarki seperti pada
metode AHP. Bagian kedua adalah jaringan pengaruh-pengaruh diantara elemen dan cluster Saaty, 1999.
Sumber : Saaty, 2004
Gambar 3.2. Perbedaan Hierarki dan Jaringan Network
Universitas Sumatera Utara
Boyokyazici dan Sucu 2003 menjelaskan bahwa model network tidak dapat digambarkan dengan struktur hirearki dan bukan merupakan bentuk linear
dari level atas ke bawah. Istilah level dalam AHP digantikan dengan istilah cluster dalam ANP. Model ANP memiliki lingkaran hubungan antara elemen satu dengan
yang lain serta dalam cluster itu sendiri yang disebut dengan system with feedback.
Hubungan ketergantungan antar elemen pada pendekatan ANP digambarkan dengan tanda anak panah bolak-balik pada masing-masing cluster.
Cluster atau komponen dalam ANP adalah kumpulan elemen-elemen yang diturunkan dari sinergi interaksi yang tidak ditemukan dalam elemen tunggal
Saaty, 2004. Perbandingan tingkat kepentingan dalam setiap elemen maupun cluster
direpresentasikan dalam sebuah matriks dengan memberikan skala rasio dengan perbandingan berpasangan pairwise comparison. Perbandingan berpasangan
menggunakan rasio dominasi pasangan dengan menggunakan pengukuran aktual. Dalam hal penggunaan judgements, dalam AHP seseorang bertanya: “Mana yang
lebih disukai atau lebih penting?”, sementara dalam ANP seseorang bertanya: “Mana yang mempunyai pengaruh lebih besar?”. Pertanyaan terakhir jelas
memerlukan observasi dan pengetahuan untuk menghasilkan jawaban-jawaban yang valid, yang membuat pertanyaan kedua lebih obyektif dari pada pertanyaan
pertama Yamanita, 2005. Saaty 2004 merekomendasikan sebuah skala 1-9 untuk membandingkan
antara dua komponen. Skala 1 menunjukkan tingkat kepentingan yang sama
Universitas Sumatera Utara
antara dua komponen dan skala maksimal 9 untuk menunjukkan dominasi antara komponen pada baris dan komponen pada kolom. Masing-masing skala rasio
menunjukkan perbandingan kepentingan antara elemen di dalam sebuah komponen dengan elemen di luar komponen outer dependence atau di dalam
elemen terhadap elemen itu sendiri yang berada di komponen dalam inner dependence. Tidak setiap elemen memberikan pengaruh terhadap elemen dari
komponen lain. Elemen yang tidak memberikan pengaruh pada elemen lain akan memberikan nilai nol.
Matriks hasil perbandingan direpresentasikan kedalam bentuk vertikal dan horisontal dan berbentuk matriks yang bersifat stokastik yang disebut sebagai
supermatriks. Supermatriks diharapkan dapat menangkap pengaruh dari elemen- elemen pada elemen-elemen lain dalam jaringan Saaty, 2004. Matriks
merupakan suatu kumpulan angka-angka sering disebut elemen-elemen yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang,
dimana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom-kolom dan baris-baris Supranto, 1992. Supermatriks adalah dua dimensional matriks dari
elemen terhadap elemen matriks dari matriks-matriks. Supermatriks dibangun dengan menempatkan cluster dan semua elemen masing-masing cluster dalam
urutan secara vertikal di sebelah kiri dan secara horisontal di sebelah atas. Vektor prioritas dari perbandingan berpasangan nampak dalam suatu kolom yang sesuai
dari suatu supermatriksSaaty, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Supermatriks terdiri dari 3 tahap yaitu : 1. Tahap supermatriks tanpa bobotunweighted supermatrix
Merupakan supermatriks yang didirikan dari bobot yang diperoleh dari matriks perbandingan berpasangan.
2. Tahap supermatriks terbobot weighted supermatrix Merupakan supermatriks yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen di
dalam komponen dari unweighted supermatrix dengan bobot cluster yang sesuai sehingga setiap kolom pada weighted supermatrix memiliki jumlah 1.
Jika kolom pada unweighted supermatrix sudah memiliki jumlah 1, maka tidak perlu membobot komponen tersebut pada weighted supermatrix.
3. Tahap supermatriks batas limit supermatrix Merupakan supermatriks yang diperoleh dengan menaikkan bobot dari
weighted supermatrix. Menaikkan bobot tersebut dengan cara mengalikan supermatriks itu dengan dirinya sendiri sampai beberapa kali. Ketika bobot
pada setiap kolom memiliki nilai yang sama, maka limit matrix telah stabil dan proses perkalian matriks dihentikan.
Hasil akhir perhitungan memberikan bobot prioritas dan sintesis. Prioritas merupakan bobot dari semua elemen dan komponen. Didalam prioritas terdapat
bobot limiting dan bobot normalized by cluster. Bobot limiting merupakan bobot yang didapat dari limit supermatrix sedangkan bobot normalized by cluster
merupakan pembagian antara bobot limiting elemen dengan jumlah bobot limiting elemen-elemen pada satu komponen. Sintesis merupakan bobot dari alternatif.
Didalam sintesis terdapat bobot berupa ideals, raw dan normals. Bobot normals
Universitas Sumatera Utara
merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada bobot normalized by cluster prioritas. Bobot raw merupakan hasil bobot alternatif seperti terdapat pada bobot
limiting prioritas atau limit matrix. Bobot ideals merupakan bobot yang diperoleh dari pembagian antara bobot normals pada setiap alternatif dengan bobot normals
terbesar diantara alternatif-alternatif tersebut. Dalam penelitian ini, salah satu metode MCDM yakni Analytic Network
Process ANP akan diimplementasikan untuk dipakai dalam penentuan kriteria- kriteria pemasaran guna mendapatkan kriteria pemasaran yang tepat untuk
dikembangkan oleh pihak perusahaan. Dimulai dengan melakukan identifikasi dan mengkaji visi, misi, dan kriteria-kriteria pembangun strategi pemasaran serta
alternatif-alternatif yang digunakan oleh pihak perusahaan yang nantinya akan dirumuskan menjadi tujuan strategis strategic objectives yang digunakan acuan
manajemen menyusun program dan rencana kerjanya. Setelah semua tujuan strategis teridentifikasi, dilakukan penyebaran kuesioner perbandingan
berpasangan pairwase comparison pada expert judgements dalam strukur organisasi prusahaan yang berkaitan dengan perspektif untuk mengetahui
preferensi mereka terhadap rancangan tujuan strategis yang telah terbentuk. Adapun kuesioner yang diberikan dalam bentuk kuesioner perbandingan
berpasangan. Skala yang digunakan adalah skala terbatas yang dimulai dari sama pentingnya equally prefered hingga mutlak pentingnya extremelly prefered.
Pemilihan skala 1 hingga 9 didasarkan pada penelitian psikologi yaitu berdasarkan kemampuan otak manusia menyuarakan urutan preferensinya Harker Vargas,
Universitas Sumatera Utara
1987. Penilaian yang diberikan diharapkan berdasarkan dari penilaian pakar. Skala untuk penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Dasar Perbandingan Kriteria Intensitas
Kepentingan Definisi
Penjelasan
1 Kedua elemen sama penting
Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu
3 Elemen yang satu sedikit lebih
penting ketimbang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit
menyokong satu elemen atas lainnya
5 Elemen yang satu essensial
atau sangat penting ketimbang elemen lainnya
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas
elemen lainnya
7 Satu elemen jelas lebih penting
dari elemen lain Satu elemen dengan kuat disokong, dan
dominannya telah terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih
penting ketimbang elemen lainnya
Bukti yang menyokong elemen yang satu yang lain memiliki tingkat
penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua
pertimbangan berdekatan Kompromi diperlukan antara dua
pertimbangan
Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat
satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j
mempunyai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
According to Saaty 2005
3.2.1. Langkah-langkah Pengerjaan ANP
4
Dalam langkah ini hal yang perlu ditekankan adalah pendefinisian masalah yang akan menjadi objek penelitian harus jelas. Kriteria, subkriteria, maupun
alternatif dipilih berdasarkan brainstorming atau metode pengumpulan ide
Adapun langkah-langkah dalam pengerjaan metode ANP yakni:
1. Bangun model permasalahan secara terstruktur
4
Ibid. Saaty, T. L. 2005
Universitas Sumatera Utara
lainnya. Selanjutnya membuat cluster-cluster dari kriteria, subkriteria dan alternatif tersebut sehingga membentuk jaringan Network.
2. Perhitungan matriks berpasangan dan prioritas Adapun langkah langkah dalam perhitungan matriks berpasangan dan
prioritas adalah sebagai berikut: a. Jumlahkan harga dari semua elemen dalam 1 kolom
b. Bagikan nilai dari setiap elemen dengan harga tersebut c. Jumlahkan nilai setiap elemen dalam setiap baris dan dibagikan dengan
jumlah elemennya. Hal ini disebut dengan prioritas relatif tiap elemen. 3. Membangun supermatriks
Adapun langkah-langkah dalam membangun supermatriks adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan unweight supermatrix dari prioritas setiap elemen b. Mendapatkan weighted supermatrix.
3.3. Metode TOPSIS
Technique for Others Reference by Similarity to Ideal Solution
5
5
Torfi, F., Farahani, R. Z., Rezapour, Sh., 2010. Fuzzy AHP to determine the relative weights of evaluation criteria and fuzzy TOPSIS to rank the alternative. Applied Soft Computing, 10, 520-
528.
Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai definisi, kelebihan dan kekurangan, serta langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penggunaan
metode TOPSIS.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1. Definisi TOPSIS
TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang 1981. TOPSIS
menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut
pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi ideal positif
didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut.
TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif
terhadap solusi ideal positif. Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai.
Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah
dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dan alternatif-alternatif keputusan.
Metode ini juga serupa dengan cluster analysis, sebagai bagian dari multivariate atribute decision making methods. TOPSIS tidak memperhatikan
harga dimensi yang menentukan kriteria elemen r
ij
dari matriks R korelasi dapat dihitung sebagai berikut:
r
ij
=
�ij ⅀�ij
2
1
Universitas Sumatera Utara
3.3.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode TOPSIS
Dalam metode TOPSIS, dipertimbangkan adanya solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Solusi ideal positif merupakan nilai terbaik dari semua kriteria
sedangkan solusi ideal negatif adalah nilai terburuk untuk tiap kriteria dari alternatif yang ada. Dengan adanya kedua solusi ini maka alternatif yang dipilih
dalam metode TOPSIS merupakan alternatif yang memiliki jarak terdekat dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dengan solusi ideal negatif. Karena itulah
maka dapat disimpulkan beberapa kelebihan metode TOPSIS sebagai berikut: 1. Menggunakan perhitungan sederhana dalam komputasi yakni perhitungan
jarak. Umumnya komputasi yang digunakan dalam permasalahan pemilihan alternatif terbaik adalah hal yang rumit. Namun, untuk metode TOPSIS hal
ini tidak berlaku. Hal ini dikarenakan metode TOPSIS menggunakan pendekatan jarak sehingga komputasinya sudah banyak dikenal dan mudah
digunakan. 2. Mempertimbangkan adanya solusi ideal positif dan negatif.
Dalam mencapai suatu tujuan tertentu, terdapat atribut yang harus dipertimbangkan. Untuk itu umumnya permasalahan yang ada akan menjadi
permasalahan multi objektif. Solusi terbaik untuk permasalahan tersebut merupakan solusi kompromi dari beberapa alternatif yang ada. Setiap
alternatif menghasilkan nilai yang berbeda untuk setiap objektif yang ada. Misalnya satu alternatif memiliki nilai yang tinggi untk objektif tingkat
keuntungan sekaligus nilai tinggi untuk objektif biaya operasional. Alternatif lain memiliki nilai sedang untuk objektif tingkat keuntungan tetapi memiliki
Universitas Sumatera Utara
nilai rendah untuk objektif biaya operasional. Dalam metode TOPSIS akan dipertimbangkan solusi terbaik dan solusi terburuk dari tiap alternatif
sehingga alternatif terpilih merupakan solusi yang mampu menghasilkan kombinasi objektif terbaik.
3. Mempertimbangkan adanya preferensibobot untuk tiap kriteria. Selain mempertimbangkan solusi terbaik dan terburuk untuk tiap kriteria,
metode TOPSIS juga membutuhkan informasi mengenai preferensibobot tiap kriteria. Informasi ini dibutuhkan dalam menentukan jarak terbobot tiap
alternatif terhadap solusi ideal terbaik dari solusi ideal terburuk. 4. Langkah-langkah pengerjaanya mudah dipahami.
Langkah-langkah pengerjaan metode TOPSIS sistematis sehingga memudahkan pemahaman. Secara umum langkah-langkah metode ini adalah
membuat matriks keputusan ternormalisasi, membuat matriks keputusan ternomalisasi terbobot, menentukan matriks solusi ideal terbaik positif dari
terburuk negatif, menentukan jarak antara nilai alternatif dengan solusi ideal terbaik positif dan terburuk negatif, dan menentukan alternatif terbaik.
Pada aplikasinya, sering kali metode TOPSIS ini digabungkan dengan metode lain dalam pengambilan suatu keputusan. Hal ini dikarenakan masih
terdapat kekurangan pada metode ini, antara lain: 1. Metode TOPSIS ini dapat digunakan dalam menentukan perangkingan
alternatif dengan memperhitungkan solusi ideal dari suatu masalah dan penentuan bobot setiap kriteria. Namun, kurang baik jika digunakan dalam
mendapatkan bobot yang memperhitungkan hubungan antara kriteria.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun dapat dilakukan dengan pairwase comparison, tetapi membutuhkan matriks dan perhitungan yang lebih rumit. Oleh karena itu,
dilakukan penggabungan dengan metode lain seperti ANP Analytic Network Process dalam mengatasi masalah pembobotan tersebut.
2. Pada proses yang menggunakan metode TOPSIS, perangkingan dan pembobotan kriteria adalah memiliki nilai yang telah pasti. Padahal, dalam
aplikasinya dikehidupan nyata, terdapat informasi yang tidak lengkap atau informasi yang dibutuhkan tidak tersedia. Contoh penyebab informasi yang
tidak lengkap tersebut adalah karena adanya penilaian dari manusia yang seringkali bersifat tidak pastikabur fuzzy dan tidak dapat mengestimasikan
perangkingan dalam data numerik yang pasti. Ketidakpastian ini merupakan sesuatu yang tidak dapat diatasi jika menggunakan metode TOPSIS, kecuali
jika dilakukan perhitungan algoritma lebih lanjut dalam perumusan metode TOPSIS tersebut.
3. Metode TOPSIS menentukan solusi berdasarkan jarak terpendek menuju solusi ideal dan jarak terbesar dari solusi negatif yang ideal. Namun, metode
ini tidak mempertimbangkan kepentingan relatif relative importance dari masing-masing jarak tersebut.
4. Pada metode TOPSIS, seringkali digunakan asumsi pada tingkat kepentingan relatif masing-masing respon dan digunakan kombinasi dengan metode lain
untuk menyelesaikan asumsi tersebut. Contohnya adalah dengan menggunakan metode AHP Analytical Hierarchy Process atau ANP
Universitas Sumatera Utara
Analytic Network Process untuk memperoleh nilai bobot yang mewakili tingkat kepentingan relatif masing-masing kriteria.
5. Pada metode TOPSIS, alternatif dengan ranking tertinggi merupakan solusi yang terbaik, namun belum tentu ranking tertinggi tersebut adalah yang
terdekat dari solusi ideal. Sehingga perlu dilakukan perhitungan lagi untuk memastikannya.
3.3.3. Langkah-langkah dalam Metode TOPSIS
Pada metode TOPSIS ini terdapat dua artifisial alternatif yang dilakukan hipotesa sebagai berikut:
1. Positive Ideal Alternative: satu alternatif memiliki tingkat terbaik untuk semua atribut yang dipertimbangkan
2. Negative Ideal Alternative: satu alternatif yang memiliki nilai atribut terburuk Metode TOPSIS memiliki alternatif yang paling dekat dengan solusi ideal
dan paling jauh dari alternatif yang ideal negatif. Dalam metode TOPSIS diasumsikan bahwa terdapat sejumlah “m” alternatif dan “n” atribut atau kriteria
dimana masing-masing alternatif memiliki score berkaitan dengan kriteria masing-masing yakni :
a. Nilai X
ij
adalah hubungan alternatif i yang berkaitan dengan kriteria j. Selanjutnya disebut dengan matriks X = X
ij
mxn matriks b. J adalah set dari kriteria keuntungan
c. J’ adalah set dari kriteria yang bersifat negative Berikut langkah dalam metode TOPSIS, Cheng-Shing Wu, 2009:
Universitas Sumatera Utara
1. Langkah pertama : membuat matriks keputusan yang ternormalisasi Konversi matriks dengan keputusan alternatif m dan n kriteria untuk sebuah
matriks berdimensi x
ij
adalah nilai i dengan alternatif dalam kriteria j R
ij
= x
ij
⅀
�=1 �
�
�� 2
12
i = 1,….., m ; j = 1,…..,n 2
2. Langkah kedua : membuat matriks keputusan ternormalisasi yang terbobot. Menentukan bobot untuk setiap kriteria w
j
for j = 1,…..n. Mengkalikan setiap kolom dari matriks keputusan yang dinormalisasi dengan berat yang terkait.
Dengan melakukan perhitungan untuk nilai Vij tertimbang sebagai berikut: v
ij
= w
ij
, i = 1,……,m ; j = 1,…….n 3
Dimana w
j
adalah bobot dari kriteria j 3. Langkah ketiga : menentukan solusi ideal positif A
+
dan solusi ideal negatif A
-
A
+
= v
1 +
,…., v
j +
,…., v
n +
= �
min � ��� l j∈Ј
max � ��� l j∈Ј � i=1,….,m
� 4 A
-
= v
1 -
,…., v
j -
,…., v
n -
= �
min � ��� l j∈Ј′
max � ��� l j∈Ј′ � i=1,….,m
� V
j +
dan V
j -
adalah nilai normalisasi terbobot terbaik dan terburuk dari semua alternatif berdasarkan kriteria j. dari rumus di atas dapat dijelaskan bahwa
Ј
adalah set dari atribut keuntungan dimana
Ј
’
adalah set dari atribut biaya. 4. Langkah keempat : menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan
matriks solusi ideal positif dan negatif Melakukan perhitungan dengan menggunakan metode perhitungan jarak
Euclidean sebagai berikut: S
i +
= ∑ = 1
� �
v
ij
– v
j +
2 2
1
5
Universitas Sumatera Utara
S
i -
= ∑ = 1
� �
v
ij
– v
j -
2 2
1
, i = 1,…..,m 5. Langkah kelima : mengkalkulasi nilai preferensi setiap alternatif terdekat
dengan solusi ideal 0 ≤ C
i
’
≤1. C
i +
= S
i +
S
i +
+ S
i -
,I = 1,…..,m 6
6. Langkah keenam : mengurutkan alternatif dari urutan kecil ke besar C
i
’
dan memilih alternatif dengan nilai C
i
’
maksimum.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di hotel Citi Inn International Medan yang berlokasi di Jalan Sun Yat Sen No. 77 Medan Sumatera Utara. Adapun
pelaksanaan penelitian di hotel ini karena perusahaan dalam proses peningkatan kualitas layanan jasa perhotelan guna peningkatan jumlah konsumen. Penelitian
dilakukan dari bulan Maret 2013 sampai dengan Juli 2013.
4.2. Jenis Penelitian
6
6
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. USU Press. Hlm. 28
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk memaparkan temuan-temuan praktis untuk keperluan
pengambilan keputusan. Penelitian deskriptif menggunakan data-data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara yang didukung oleh schedule
questionaire ataupun interview guide. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui teknik pemasaran terbaik yang dapat digunakan untuk meningkatkan occupancy
rate hotel Citi Inn Medan.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah segala bentuk kriteria dan jenis alternatif dari teknik pemasaran jasa perhotelan yang dilakukan oleh manajemen hotel Citi
Inn Medan. Adapun penelitian ini dikonsentrasikan pada teknik pemasaran jasa perhotelan di Hotel Citi Inn Medan.
4.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual merupakan suatu bentuk kerangka berpikir yang dapat digunakan sebagai pendekatan dalam memecahkan masalah.
Adapun gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Price Place
Promotion Product
People Physical Evidence
Process Aplikasi Metode ANP
dan TOPSIS
Alternatif Pemasaran Perhotelan Terbaik
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual
Dari Gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa kriteria dari konsep marketing mix 7P yang
dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner 2000, p19 menjadi variabel
yang akan dipilih salah satunya menjadi kriteria teknik pemasaran hotel dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan metode ANP Analytic Network Process. Dari kriteria yang terpilih dengan bobot paling besar, kemudian akan ditentukan alternatif yang
paling baik dengan menggunakan metode TOPSIS Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution untuk dikembangkan dari alternatif-
alternatif yang ada pada kriteria tersebut untuk diaplikasikan pada pemasaran hotel Citi Inn. Alternatif dengan bobot tertinggi akan menjadi suatu keputusan
pemasaran yang sesuai dengan kondisi manajemen hotel, sehingga alokasi dana yang dikeluarkan dapat lebih efektif dan efisien.
4.5. Identifikasi Variabel Penelitian