2. Siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran menulis pengalaman
Kesulitan siswa dalam menulis pengalaman disebabkan karena siswa menganggap semua pelajaran menulis itu sulit dan membosankan. Kebanyakan
siswa masih sulit untuk menuliskan suatu tulisan yang runtut. Siswa masih menuliskan alur yang meloncat-loncat dan berputar-putar. Hal ini terlihat dalam
observasi yang peneliti lakukan dari melihat buku tugas bahasa Indonesia yang ada di sekolah dan hasil latihan yang dilakukan guru. Sebagian besar siswa belum
bisa menulis pengalaman dengan tepat dan menggunakan kalimat yang efektif.
3. Guru kesulitan dalam membangkitkan minat siswa
Selama pembelajaran
menulis pengalaman
dilaksanakan, siswa
menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias. Siswa terlihat menunjukkan sikap seenaknya dan tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada
pelajaran. Saat ditugasi untuk membuat tulisan pengalaman, siswa langsung mengeluh terlalu sulit dan malas jika disuruh menentukan topik, judul karangan
dan mendeskripsikan. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberi pendekatan secara langsung baik melalui tugas membuat tulisan
pengalaman berdasarkan pengalaman pribadinya serta menegur langsung siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. Akan tetapi, cara ini belum mampu
membangkitkan minat siswa, kadang sikap guru dianggap siswa menakutkan karena dari teguran guru tersebut.
4. Guru kesulitan menemukan pendekatan yang tepat dalam mengerjakan
materi menulis pengalaman.
Selama ini dalam mengerjakan materi menulis pengalaman pada siswa guru menggunakan metode ceramah dan tugas sehingga sifatnya masih
konvensional. Pada awal kegiatan belajar mengajar, guru menerapkan pembekalan materi mengenai pengertian menulis pengalaman sambil memberi
pertanyaan-pertanyaan sederhana mengenai tulisan pengalaman. Kemudian guru mengerjakan kepada siswa tentang langkah-langkah bagaimana menulis
pengalaman, bagaimana membedakan tulisan pengalaman. Kemudian, siswa langsung membuat tulisan pengalaman sesuai dengan penjelasan yang guru
sampaikan. Siswa mengalami kesulitan dalam membuat tulisan pengalaman yang baik, terbukti hasil pekerjaan menulis pengalaman yang telah siswa kerjakan
belum maksimal. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada siswa diketahui bahwa pembelajaran menulis pengalaman memang membosankan. Guru selalu
menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Di akhir pembelajaran, guru selalu memberikan tugas sebagai evaluasi. Metode ceramah
dan tugas selain meyebabkan kejenuhan, metode tersebut tidak memudahkan siswa untuk memahami materi cerita meskipun materi tersebut diajarkan
berulang-ulang oleh guru. Hal ini diperkuat oleh hasil angket pratindakan yang dibagikan pada siswa. Dari 29 siswa, siswa menyatakan tidak menyukai cara
mengajar yang digunakan guru sebanyak 21 siswa 72,4, dalam angket yang sama menyatakan bahwa siswa tidak memahami materi yang disampaikan guru.
Di samping itu, materi yang diajarkan guru kurang menyasar.
B. Pelaksanaan Penelitian