5 Keterampilan menulis akan memperlancar mekanisme kerja masyarakat
intelektual, pelestarian,
pengembangan, dan
penyempurnaam ilmu
pengetahuan. Sedangkan Sabarti Akhaidah 1996:2, menyatakan bahwa menulis
memiliki kegunaan sebagi berikut. 1
Dengan menulis dapat lebih dikenali kemampuan dan potensi diri seseorang. 2
Melalui kegiatan menulis dikembangkan berbagai gagasan 3
Kegiatan menulis memaksa seseorang lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.
4 Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkapkannya secara tersurat. 5
Melalui tulisan akan dapat ditinjau serta dinilai gagasan seseorang secara lebih objektif.
6 Dengan menuliskan di atas kertas akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat, dalam konteks yang lebih konkret.
7 Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong seseorang belajar secara
aktif. 8
Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan seseorang berfikir serta berbahasa secara tertib.
g. Menulis Pengalaman
Menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi merupakan salah satu kompetensi berbahasa dan bersastra dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Pembelajaran menulis karangan
berdasarkan pengalaman pribadi menekankan pada proses dan hasil yang dicapai dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
siswa dapat menghasilkan siswa yang kompeten dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi dengan memperhatikan pemilihan pengalaman,
penentuan judul, dan pengembangan gagasan sebagai dampak kekompetenan siswa dalam menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, maka guru harus memilih strategi yang tepat dalam pembelajaran menulis karangan berdasarkan pengalaman pribadi Diani
Kusumawati, 2007:1
Knoers Haditono dalam Dwi Ananing Tyas Asih, 2008:26 menyatakan
pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada
suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Suatu pembelajaran juga mencakup perubahaan yang relatif tepat dari perilaku yang diakibatkan pengalaman,
pemahaman dan praktek. Pengalaman berarti yang pernah dialami Depdikbud, 2003: 22.
Sedangkan Ahmad Muklis 2005 menyatakan bahwa menulis pengalaman pada hakikatnya adalah upaya apa yang dilihat, dialami, dan diekspresikan dalam
bahasa tulis. Siswa menulis pengalaman dilatih untuk mengingat kembali hal apa yang telah dialami dalam kehidupannya dan diungkapkan kembali oleh siswa
melalui proses menulis. Menulis pengalaman termasuk menulis narasi. Narasi adalah tipe cerita
rekaan, tipe rekaan yang gaya ungkapanya menceritakan dan menuturkan.
Menulis narasi merupakan tulisan kisahan suatu penceritaan dari suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa untuk menimbulkan
pengertian yang merefleksi interpretasi penulisnya. Tomkins 1994: 153 menyatakan bahwa menulis narasi ialah menulis dari kehidupan sendiri.
Berhubungan dengan menulis pengalaman yang berarti menulis yang dialami oleh penulis dan tulisan narasi pribadi berisi menulis peristiwa dari kehidupan
penulis sendiri, maka ada kesamaan antara menulis pengalaman dengan menulis narasi pribadi yaitu menulis peristiwa yang dialami.
Pada dasarnya narasi mencakup dua unsur, yaitu: perbuatan atau tindakan waktu. Kedua unsur tersebutlah yang mendasari terjadinya suatu
peristiwa atau kejadian sebab kedua unsur tersebut terjalin dalam satu kesatuan. Gorys Keraf 2001:136, berpendapat bahwa pengertian narasi mencakup dua
unsur dasar, yaitu: perbuatan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Penekanan pada unsur waktu dilakukan dengan tujuan untuk membedakan
pengertian narasi dengan deskripsi sebab suatu peristiwa atau proses dapat disajikan dengan mempergunakan metode deskripsi. Selain itu, unsur waktu juga
membedakan antara narasi dengan deskripsi dengan menggambarkan situasi objeknya. Deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, sedangkan narasi
mengisahkan suatu objek yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu. Pada kemampuan berbahasa aspek menulis difokuskan agar siswa
mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam menyusun karangan, menulis surat pribadi, meringkas buku bacaan,
membuat poster, dan menulis catatan dalam buku harian. Sedangkan pada kemampuan bersastra, standar kompetensi aspek menulis dijadikan satu dengan
aspek keterampilan lainnya, yakni siswa mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan menaggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana,
memerankan drama
anak tanpa
teks, dan
menulis puisi
bebas Depdiknas,2006:16.
Adapun indikator pada kompetensi dasar menyusun prosa sederhana dalam menulis pengalaman adalah menyebutkan beberapa pengalaman yang
menarik menyenangkan, tidak menyenangkan, mengharukan, memilih salah satu, dan merinci segi-segi yang hendak diuraikan tentang satu pengalaman itu,
menyusun kerangka cerita, dan mengembangkan kerangka cerita pengalaman menjadi cerita yang utuh dan padu.
Berdasarkan uraian di dalam penelitian ini dapat disentesiskan bahwa hakikat kemampuan menulis pengalaman merupakan suatu kegiatan menuliskan
segala sesuatu yang pernah dilihat, dialami, dan dirasakan oleh seseorang yang dituangkan atau diekspresikan kedalam sebuah cerita dalam bentuk bahasa tulis
secara runtut, jelas, baik dan benar agar pembaca mengerti apa yang ingin disampaikan penulis. Menulis pengalaman termasuk jenis tulisan narasi.
h. Penilaian Menulis