Masa Bercocok Tanam Padi dan Ubi

48 para petani untuk tetap bertahan dengan menanam padi saja. Hasil panen yang dihasilkan biasanya untuk kelangsungan hidup selama setahun, namun tidak jarang juga masyarakat harus menjual hasil panen sebagian untuk biaya sekolah anaknya itupun jika hasil panen tanaman padi bagus. Namun, lain hal lagi jika para petani mengalami kegagalan panen. Masyarakat harus berusaha menghemat biaya hidup sehari-hari, dan harus mencari solusi lain yaitu mencari tanaman lain yang bisa mencukupi kebutuhan perekonomian keluarga. Akibat hasil tanaman padi yang sangat menurun masyarakat kesulitan terhadap kelangsungan hidupnya, hal inilah yang membuat perekonomian masyarakat hanya seperti jalan di tempat. Berkurangnya hasil produksi pertanian padi dari tahun ke tahun,membuat masyarakat berpikir dan melirik tanaman yang lebih cocok dan sesuai dengan kondisi alam dan iklim Desa Parulohan.

3.2 Masa Bercocok Tanam Padi dan Ubi

Semakin menurunya hasil produksi pertanian padi yang tidak cukup lagi untuk membutuhi kebutuhan perekonomian keluarga para petani. Keadaan ini menuntut masyarakat mencari alternatif lain untuk mencari tanaman yang lebih cocok selain padi, untuk membantu keterpurukan perekonomian yang dialami petani. Sebagai solusi yang tepat dalam perbaikan pertanian dan perekonomian, para petani harus mencari tanaman yang lebih cocok dan sesuai dengan keadaan alam di desa ini. Usaha pertanian yang hanya mengharapkan hasil tanaman padi memang sudah tidak sanggup lagi untuk mencukupi kebutuhan petani. Untuk mengatasi keadaan pertanian dan perekenomian yang semakin merosot, para petani memilih bercocok tanam ubi sebagai solusi yang tepat untuk memenuhi dan menambah kebutuhan ekonomi keluarga. Awalnya jenis tanaman ubi yang ditanam di Desa Parulohan hanya dua jenis yaitu ubi jalar dan ubi kayu yang sering disebut dengan gadong dan attirha. Berbeda dengan hasil panen padi, hasil panen padi memang lebih Universitas Sumatera Utara 49 banyak membantu dan menguntungkan masyarakat petani. Selain menjadi makanan pokok, padi juga bisa dijual yang bisa menambah penghasilan masyarakat. Dalam hal penanaman tanaman padi dan ubi, para petani melakukanya dengan pola atupun sistem berbeda. Untuk areal penanam ubi para petani di desa ini hanya menanam di daerah perladangan saja, lahan penanaman ubi biasanya ditanam dekat dengan pemukiman penduduk. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya ancaman hewan liar seperti babi hutan. Berbeda dengan lahan untuk tanaman padi, lahan penanaman padi yang biasanya ditanam di persawahan dan perladangan. Waktu penaman ubi dan padi yang dilakukan petani di desa ini juga berbeda. Para petani yang biasnya menanam padi hanya sekali dalam satu tahun tetapi untuk penanaman ubi dilakukan secara tidak beraturan, pola penanaman bisa dilakukan kapan saja. Pola penanaman dan perawatan ubi yang hanya menggunakan cara sederhana, hal ini banyak membantu petani selama masa bercocok tanam ubi. Apabila dibandingkan dari segi pengelolaan lahan dan pengurusan tanaman. Tanaman ubi memang lebih mudah dilakukan oleh petani, untuk pengelolaan lahan penanaman ubi petani biasanya hanya menggunakan cara yang sederhana yaitu: cukup dengan mencangkul lahan yang digunakan sebagai lahan penanaman ubi. Tanaman ubi yang bisa ditanaman tanpa mengeluarkan modal, untuk hal pengurusan para petani biasanya hanya menggunakan pupuk alami pupuk kandang tanpa menggunakan bantuan pestisida dan pupuk organik lain. Bagi petani di Desa Parulohan bercocok tanam ubi merupakan usaha sampingan selain bercocok tanam padi. Adapun latar belakang pertanian ubi dilakukan disebabkan oleh karena minimnya sumber mata pencaharian hidup, juga karena semakin menurunya hasil produksi pertanian padi. Jika dilihat dari segi manfaat dan fungsi hasil tanaman, hasil pertanian padi memang lebih ekonomis dapat diperjualbelikan sedangkan hasil Universitas Sumatera Utara 50 pertanian ubi hanyalah dimanfaatkan sebagai sumber makanan tambahan yang dijadikan para petani akibat menurunya hasil produksi padi. Akibat kurangnya hasil pertanian padi, masyarakat melakukan penghematan dengan melakukan sebuah tradisi. Bagi petani di Desa Parulohan tradisi ini sering disebut dengan manggadong 48 . Tradisi manggadong bukan hanya dilakukan oleh sebagian petani, namun hampir seluruh rumah tangga juga merasakanya. Menurut cerita dari beberapa petani di Desa Parulohan yang berumur 50 tahun ke atas, bagi mereka manggadong menjadi sebuah momentkisahyang tak terlupakan, manggadong bukanlah hanya cerita belaka namun tradisi ini menggambarkan betapa pahitnya kondisi kehidupan yang dirasakan oleh petani pada saat itu. 49 Selama dalam masa bercocok tanam ubi keadaan petani di Desa Parulohan hampir tidak ada perubahan dengan keadaan yang sebelumnya selama bercocok tanam padi. Nilai dan harga jual ubi yang tidak laku di pasaran semakin mempersulit petani dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga petani hanya bisa menjual hasil panen padi tanpa memanfaatkan hasil tanaman ubi yang hanya digunakan sebagai makanan tambahan selain nasi. Nilai harga jual ubi yang tidak laku di pasaran diperdagangkan semakin menambah rasa malas dan kejenuhan para petani untuk bertani. Para petani hanya bisa memanfaatkan ubi sebagai makanan tambahan disamping sebagai makanan hewan ternak mereka. Dalam kondisi yang sama, para petani terus dilanda oleh hal sama dikarenakan hasil panen ubi yang tidak begitu bermanfaat bagi masyarakat. Hasil produksi pertanian padi dari tahun ke tahun mengalami penurunan, juga hasil pertanian ubi yang tidak laku dijual membuat masyarakat kembali mengalami 48 Manggadong yaitu tradisi memakan ubi sebelum makan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghematan sumber makanan pokok yaitu beras. Tradisi manggadong biasanya dilakukan satu jam sebelum makan, bagi masyarakat di Desa Parulohan, manggadong identik dengan ikkan nahona tutung ikan asin yang dibakar dipanggang karena manggadong lebih enak ditambah dengan ikan asin yang dibakar ditambah dengan cabai yang digiling. 49 Wawancara dengan Sabam Samosir Op. Martabe di Lobutua 16 Juni 2013. Universitas Sumatera Utara 51 kesulitan dalam perekonomian. Keberhasilan masyarakat Desa Parulohan dalam mengelola tanaman ubi seolah tidak berarti, sehingga kehidupan masyarakat Desa Parulohan ini kembali sulit. Dalam hal pendidikan terutama untuk kebutuhan sekolah anak petani di Desa Parulohan terpaksa menjual tanah untuk menutupi biaya pendidikan anaknya, namun ada juga masyarakat yang tidak mau menjual tanahnya sehingga mereka menarik kembali anaknya untuk tidak melanjutkan pendidikannya ke tingkat tingkat lebih tinggi. Masih ada pola pikir masyarakat yang lebih mementingkan warisan untuk anaknya nanti daripada untuk menyekolahkan anaknya. Namun, ada sebagian warga masyarakat yang rela menjual tanahnya demi keperluan pendidikan anaknya. Mengingat kegiatan usaha pertanian padi dan ubi di Desa Parulohan yang pada saat itu yang sedang mengalami pasang surut. Maka pada saat berakhirnya musim panen padi, para kepala keluarga kaum lelaki yang ada di desa ini berinisiatif mencari pekerjaan sampingan ke daerah lain. Adapun kegiatan seperti ini disebut dengan istilah marripang 50 , pada saat itu para kepala keluarga kebanyakan pergi mencari pekerjaan ke daerah Leidong sabagai buruh pada musim panen padi. Para kepala keluarga yang sedang marripang, mereka harus rela berpisah dengan anggota kelurganya. 51 Kondisi dan keadaan pertanian yang tidak mendukung pola kehidupan para petani, disertai kurangnya harga jual produksi pertanian ubi. Kondisi seperti ini membuat masyarakat menjadi lebih sulit dan kehidupan serta perekonomian yang itu kembali lagi ke titik nol. Banyak masyarakat yang tetap mencoba untuk menanam tanaman padi dan namun tetap tidak mendapatkan hasil yang layak. Mininmya sarana dan prasarana pertanian untuk untuk pengelolaan produksi tanaman padi seperti mengurus serta obat 50 Marripang yaitu merantau ke daerah lain dalam waktu yang singkat, biasanya dalam waktu 1-2 bulan. Pada saait itu kebanyakan para kepala keluarga dari Desa Parulohan banyak yang bekerja ke daerah Leidong sekarang menjadi kawasan Labuhan Batu Usaha. Disana mereka dipekerjakan sebagai buruh harian dan adajuga sebagai buruh borongan pada musim panen padi. 51 Wawancara dengan Jahasian Siregar di Lumban Tarias, 17 Juli 2013 Universitas Sumatera Utara 52 pengendalian hama semakin mengurangi hasil panen padi petani. Selain itu dibarengi juga dengan harga ubi yang tidak laku dipasaran pada saat itu semakin membuat masyarakat malas untuk mengusahakan usaha pertanian ubi. Keterbatasan ekonomi petani di Desa Parulohan sebelum tahun bercocok tanam kopi, sangat jelas kelihatan. Ini terlihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang rendah. Sebelum tahun 1960, pendidikan di Desa Parulohan ini sangat rendah, masih banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya hanya sebatas tingkat SD Sekolah Dasar dan yang paling tinggi saat itu adalah hanya setingkat SMP Sekolah Menengah Pertama. Rendahnya perekonomian masyarakat yang hanya mengandalkan tanaman padi dan ubi sebagai mata pencaharian juga dapat dilihat dari bentuk-bentuk rumah yang ada di Desa Parulohan. Rumah-rumah tempat tinggal masih tetap sederhana, seperti rumah gubuk kecil dan masih banyak ditemukan rumah-rumah penduduk yang tidak layak untuk ditempati. Sekalipun ada yang sudah mempunyai rumah Batak rumah bolon itu adalah beberapa orang saja, karena masyarakat yang mempunyai rumah bolon adalah masyarakat yang sudah dikategorikan kaya pada saat itu. Pembangunan terhadap infrastruktur pada saat itu juga belum maju di Desa Parulohan, salah satu contohnya adalah sekolah yang ada di desa ini hanyalah sekolah dasar. Keadaan pertanian yang tidak mendukung pola kehidupan petani di Desa Parulohan pada saat itu. Kondisi ini memaksa petani berusaha untuk mencari solusi ataupun jalan keluar, yaitu dengan mencari tanaman yang lebih cocok untuk daerah Desa Parulohan yang kebetulan wilayah daerah ini daerah dataran tinggi. Masyarakat mencari tanaman yang lebih mudah perawatannya dan tidak terlalu banyak memakan tenaga serta pemeliharaan yang intensif. Universitas Sumatera Utara 53 BAB IV LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN PERTANIAN KOPI DI DESA PARULOHAN

4.1 Latar Belakang Pertanian Kopi di Desa Parulohan