55
coba-coba penelitian tetapi karena hasil yang memuaskan dan dipandang oleh VOC cukup menguntungkan sebagai komoditi perdagangan maka VOC menyebarkan bibit
kopi ke berbagai daerah agar penduduk menanamnya. Perkembangan kopi lebih meluas lagi ketika adanya peraturan yang disebut
“cultur stelsel” atau lebih dikenal dengan tanam paksa. Salah satu jenis tanaman yang ditanam pada jaman tanam paksa adalah tanaman
kopi. Mulai saat itulah masyarakat Indonesia mengenal kopi. Dalam perkembanganya, adapun jenis kopi yang pernah dibudidayakan di Desa
Parulohan yaitu:
4.2.1 Masa Pertanian Kopi Robusta
Pada awalnya jenis kopi yang pertama kali dikembangkan petani di Desa Parulohan yaitu jenis kopi Robusta.
53
Bibit kopi robusta yang ditanam oleh para petani di desa ini diperoleh dari penduduk setempat yang bermigrasi ke wilayah Kabupaten Dairi
yang telah lama mengenal dan bercocok tanam kopi Robusta. Pola usaha pertanian kopi memang sudah jauh lebih lama dikembangkan di Kabupaten Dairi sebelum petani di Desa
Parulohan mengenal dan mengembangkan pertanian kopi.
54
Awalnya loksi yang digunakan untuk penanaman kopi Robusta di Desa Parulohan belum menggunakan lahan khusus seperti pola yang dilakukan untuk penanaman kopi
sekarang ini. Kopi Robusta hanya ditanam di sekitar areal pertanian yang dekat ataupun tidak dari lokasi pemukiman penduduk, sehingga pada saat itu hampir di seluruh areal
pertanian yang dekat dengan perkampungan di desa ini dihiasi dengan tanaman kopi Robusta. Pola penanaman kopi yang hanya ditanam di areal pertanian yang dekat dengan
perkampungan dilakukan untuk mempermudah para petani dalam melakukan pengurusan,
53
Adapun ciri-ciri kopi robusta yaitu:pohon tinggi dan banyak mengeluarkan cabang reproduksi, daun sempit dengan permukaan berombak dan daun mudah biasanya berwarna kemerahan, buah mudah
berwarna coklat kemerahan.
54
Wawancara dengan Parluhutan Sihombing di Banjar Dolok,18 Juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
56
dan juga tidak merugikan ataupun menghabiskan waktu para petani untuk membuka lahan yang baru. Pada saat areal pertanian yang sebelumnya digunakan para petani untuk
lahan penanaman ubi beralih fungsi menjadi lahan penanaman kopi Robusta. Sekalipun petani di Desa Parulohan pada saat itu telah bercocok tanam kopi
Robusta, namun para petani tidak meninggalkan tanaman padi dan ubi. Hanya saja padi yang ditanam pada saat itu tidak sebanyak dan seluas seperti yang sebelumnya. Padi
yang ditanam sekali dalam setahun ini hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja yaitu untuk kebutuhan makan dan adat. Tanaman ubi juga tidak mereka tinggalkan karena tanaman
tersebut bisa ditanam berdampingan dengan tanaman kopi. Pertanian kopi Robusta menjadi tanaman utama masyarakat desa ini pada saat itu, tetapi pada saat itu belum
seluruhnya yang menanam kopi Robusta. Manfaat dan fungsi hasil pertanian padi dan ubi yang tidak boleh terlepas dari kehidupan para petani pada saat itu, menjadi pengaruh
sehinga para petani tetap menanam padi dan ubi. Selain untuk memenuhi makanan pokok keluarga, padi juga sangat dibutuhkan untuk keperluan yang lain contohnya: untuk
keperluan adat, dll. Masuknya tanaman kopi ke Desa Parulohan yang semakin tahun semakin
meningkatkan antusias petani untuk mengembangkan dan memperluas lahan penanaman kopi. Setelah beberapa tahun minat masyarakat dalam usaha pertanian semakin
bertambah. Hasil usaha pertanian kopi bukan hanya untuk dikonsumsi atau hanya untuk bahan minum saja bagi masyarakat, hasil pertanian kopi robusta juga mempunyai arti
ekonomi yaitu sebagai barang dagangan untuk membutuhi ekonomi keluarga para petani. Berkembangnya usaha pertanian kopi Robusta di Desa Parulohan memang bukan
hanya usaha dari petani saja, hal ini didukung oleh kondisi tanah yang subur dan iklim yang cocok serta tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk mengembangkan pertanian
kopi. Pola pertanian kopi yang tidak banyak mengeluarkan modal dan tenaga yang
Universitas Sumatera Utara
57
dibutuhkan hanya perawatan saja. Dalam hal pemupukan juga tanaman kopi tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk dan petisida, biasanya di areal penanaman kopi Robusta
sangat jarang ditemui hama. Sekalipun ada hama, itu hanyalah semut yang bersarang di sekitar buah kopi karena kopi itu manis.
Selama dalam masa pertanian kopi Robusta perkembangan pola pertanian dan perekonomian masyarakat di Desa Parulohan memang belum terlihat secara menyeluruh.
Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengelolah dan perawatan tanaman kopi Robusta, para petani belum tahu pasti tata cara proses pemasaran
dan penjualan harga kopi. Untuk menjual dan memasarkan hasil pertanian kopi, para petani saat itu selalu kewalahan karena minimnya sarana transportasi pengangkutan
untuk mengangkut hasil-hasil pertanian yang ingin dijual ke onan.
55
Setiap hari pekanya masyarakat petani selalu kesulitan untuk mengangkut hasil pertanian karena hanya
mengggunakan tenaga mereka sendiri. Bagi petani yang memelihara kerbau, mereka sedikit terbantu dengan memanfaatkan kerbau peliharaaan mereka sebagai alat angkutan.
Masa pertanian kopi Robusta yang tidak bertahan lama, hanya bisa bertahan dalam waktu yang singkat saja. Dari data informasi penulis dapatkan, periode pertanian
kopi robusta di Desa Parulohan berlangsung sekitar kurang lebih 10 tahun. Kurangnya minat para para petani untuk bercocok tanam kopi robusta disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu: masuknya bibit kopi yang baru dalam bahasa lokal jenis kopi ini sering disebut dengan kopi Lasuna atau kopi Djember, jenis kopi Lasuna yang lebih tinggi
harganya di pasaran dan lebih cepat berproduksi berbuah. Masa pertanian kopi robusta di desa ini yang bisa bertahan dalam waktu yang cukup singkat, pada saat itu keuntungan
ataupun manfaat yang diperoleh petani dari pertanian kopi Robusta belum mempunyai
55
Onan artinnya pasar ataupun pajak. Jarak pajak ke desa Parulohan sekitar 3 Km, untuk wilayah Kecamatan Lintong Nihuta hari pekan dilaksanakan pada hari Senin.
Universitas Sumatera Utara
58
pengaruhdampak yang besar terhadap perubahan pola kehidupan petani di Desa Parulohan.
56
4.2.2 Peralihan dari Kopi Robusta Menjadi Kopi Lasuna