Peralihan dari Kopi Robusta Menjadi Kopi Lasuna

58 pengaruhdampak yang besar terhadap perubahan pola kehidupan petani di Desa Parulohan. 56

4.2.2 Peralihan dari Kopi Robusta Menjadi Kopi Lasuna

Di awal tahun 1970 adalah terjadinya perubahan jenis pertanian di Desa Parulohan, yaitu dari jenis kopi yang berumur panjang menjadi jenis kopi yang berumur pendek. Jenis kopi yang berumur pendek itu adalah jenis kopi Lasuna. 57 Ada banyak hal yang menyebabkan masyarakat dengan mudah menerima jenis kopi lasuna yang pada saat itu menjadi tanaman komoditas di Desa Parulohan yaitu: mulai dari harga jual kopi, kopi lasuna lebih cepat berproduksi kopi lasuna sudah bisa dipanen ketika kopi sudah berumur 2-3 tahun juga cara pengurusan dan penanaman kopi lasuna yang tidak begitu rumit dan lebih praktis. Kopi merupakan tanaman holtikultura tanaman jangka panjang yang tumbuhnya seperti pohon. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan tingginya bisa mencapai 4 meter. Daunnya tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Tanaman kopi sudah bisa di panen ketika kopi berumur 3 tahun, tetapi semua tergantung dengan iklim, ketinggian tempat, serta perawatan dan pengurusan yang baik juga. Kopi lasuna dapat ditanam dengan baik jika ketinggian tempat sekitar 700-1700 m dpl. Desa Parulohan yang merupakan daerah pengunungan, ketinggian tempatnya berkisar 1500 m dpl 58 . Jika dilihat keadaan alam dan iklim, Desa Parulohan sangat cocok dijadikan sebagai lahan pertanian jenis kopi lasuna. Hal ini juga menjadi faktor pendukung sehingga petani lebih antusias memilih dan menanam kopi lasuna. 56 Wawancara dengan Lasminar Siregar di Lobutua, 1 Agustus 2013. 57 Jenis kopi lasuna sering juga disebut dengan kopi jember. Adapun alasan mengapa kopi ini disebut kopi ini berumur pendek yaitu karena jenis kopi ini lebih cepat berproduksi mengahasilkan. Berbeda dengan kopi robusta, hanya dengan umur 2-3 tahun kopi lasuna sudah bisa di panen. 58 Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbang Hasundutan. Universitas Sumatera Utara 59 Salah Satu hal alasan yang melatarbelakangi ketertarikan petani untuk menanam kopi Lasuna yaitu karena penanamannya lebih praktis dibandingkan dengan pertanian Pertanian kopi Robusta, kemudian juga petani bisa memanen hasil pertanian kopi satu kali dalam satu minggu ataupun satu kali dalam dua minggu. Satu hal yang paling penting juga yaitu hasil pertanian kopi yang bisa di panen setiap minggunya, sehingga untuk setiap minggunya para selalu mempunyai hasil yang menetap meskipun dalam jumlah yang berubah-ubah. 59 Jenis Kopi Jember atau yang sering disebut oleh petani Desa Parulohan dengan kopi Lasuna. Jenis kopi ini merupakan salah satu jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Kopi jember ini awalnya berasal dari Ethiopia dan Albessinia. Jenis kopi ini adalah jenis kopi yang pertama kali dikembangbiakkan serta dibudiayakan oleh manusia, bahkan merupakan kopi yang paling banyak diusahakan sampai abad ke- 19. Kopi adalah jenis tanaman untuk daerah tropis. Dalam pertanian kopi, ketinggian tempat dan curah hujan akan berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman kopi. 60 Pola pertanian Kopi lasuna yang terlihat berbeda dengan pola pertanian kopi robusta yang sebelumnya yang dilakukan petani di Desa Parulohan. Perkembangan pola pertanian terlihat jelas setelah masuknya kopi lasuna, peralihan dari kopi robusta ke kopi lasuna mendapat respon yang baik dari masyarakat. Masuknya kopi lasuna membuat petani di Desa Parulohan semakin antusias sehingga petani semakin memperluas lahanya untuk areal penanaman kopi. Petani yang sebelumnya hanya menanam kopi di tempat- tempat tertentu, namun setelah bercocok tanam kopi lasuna penananaman kopi dilakukan dimana saja. 59 Wawancara dengan Rusmedi Siregar di Lobutua, 2 Agustus 2013. 60 Sri Najiyarti dan Danarti, Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen, Jakarta: Penebar Swadaya, 1999, hal 15. Universitas Sumatera Utara 60 Sebelum penanaman kopi dimulai, pada umumnya para petani menyiapkan lahan dan bibit kopi terlebih dahulu. Lahan yang ingin ditananami kopi, biasanya petani menggunakan lahan baru yang belum pernah digunakan lokasi penanaman kopi. Bibit kopi lasuna yang pertama ditanaman petani di Desa Parulohan tidak jelas darimana diperoleh dan siapa yang membawa bibit kopi ini ke Desa Parulohan. Bibit kopi lasuna sebelumnya ditanam hanya beberapa batang saja. Namun setelah sebagian petani berhasil dan menuai hasil yang memuaskan, masyarakat semakin berlomba-lomba menanam kopi di lahanya sendiri. Masyarakat berusaha untuk mendapatkan mendapatkan bibit kopi lasuna, bibit kopi yang ditanami masyarakat dibuat dalam bentuk polibag. Pembibitan kopi yang dibuat dalam bentuk polibag biasanya digunakan oleh petani yang ingin menanam kopi dalam jumlah yang besar. Sebagian petani juga menggunakan bibit kopi alami, petani di Desa Parulohan menyebutnya dengan Lata ni Kopi 61 . Cara penanaman dan perawatan tanaman kopi yang sangat berpengaruh terhadapa hasil produksi hasil pertanian kopi. penanaman. Ada banyak hal yang dilakukan oleh para petani dalam meningkatkan produksi pertanian kopi yaitu mulai dari cara penanaman, letak tanaman, dan ukuranjarak tanaman. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, para petani biasnya menanam kopi dengan jarak tanaman sekitar 3 meter. Jarak kopi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan serta produksi tanaman kopi, karena jarak tanaman kopi yang terlalu rapat akan membuat kopi sulit untuk berkembang. Tanaman kopi yang belum bisa di panen atau belum mencukupi umum, untuk menunggu hasil panen tanaman kopi tersebut para petani menerapkan pola pertanian tumpang sari di lahan pertanian kopi. Selain menanam tanaman palawija, para petani juga menanam pohon dadap dan lamtoro 61 Lata yaitu biji kopi yang berjatuhan dan tumbuh akibat pemetikan kopi yang terlalu lama ataupun yang jatuh saat memetik kopi. Universitas Sumatera Utara 61 yang berpungsi sebagai pahon pelindung untuk mengurangi intensitas cahaya matahari karena tanaman kopi tidak cocok dengan terlalu banyak cahaya. Meningkatnya produksi kopi diiringi dengan naiknya harga pasaran kopi dunia sejak Oktober 1976. Harga kopi yang terus mengalami peningkatan, kenaikan harga kopi tersebut diakibatkan terjadinya gagal panen di negara Brasilia. 62 Kenaikan harga kopi tahun 1976 turut dirasakan juga oleh petani di Desa Parulohan. Dari pemaparan salah satu petani di Desa Parulohan, naiknya harga kopi baru bisa dirasakan pada tahun 1976. Naiknya harga kopi yang baru pertama kalinya dirasakan oleh para petani, keadaan ini membuat masyarakat terus berupaya memperluas lokasi penanaman kopi. Pada periode tahun tersebut keadaan petani di Desa Parulohan mengalami banyak perubahan, dikarenakan tingginya harga kopi pada saat itu. Harga kopi yang pada saat itu melambung tinggi, dimana perbandingan antara harga beras dan harga kopi sangat jauh. Harga kopi 1 tumba 63 2 liter lebih mahal dari dibandingkan dengan 1 kaleng beras. Pada saat itu harga kopi mencapai Rp 4.000 per tumba sedangkan harga beras Rp 1.000 per kaleng. 64 Kenaikan harga kopi tersebut membawa dampak yang positif terhadap minat petani untuk menanam kopi. Para petani petani terus berupaya dan memperluas lahan pertanian kopi yang tentunya mengakibatkan peningkatan luas dan produktivitas tanaman kopi di Desa Parulohan. Hasil panen kopi yang sudah bisa mencukupi semua kebutuhan keluarga, sehingga hampir sebagian besar petani pada saai itu lebih memprioritaskan pertanian kopi. Harga kopi yang tidak sebanding dengan harga tanaman lain seperti padi, ubi dan tanaman palawija pada masa itu. Untuk memperoleh beras petani tidak lagi menanam padi, para petani lebih mempokuskan untuk bercocok tanam kopi. Sebagian 62 Siahaan, E.K. Laporan Survey Monografi Kebudayaan Batak Toba Kabupaten Tapanuli Utara, Medan: Departemen Kebudayaan, hal 21-22. 63 Tumba artinya liter, 1 tumba biasanya berukuran 2 liter. 64 Wawancara dengan bapak Hotma Nababan di Lumban Tumanro, 2 Agustus 2013. Universitas Sumatera Utara 62 pendapatan dari hasil panen kopi disisihkan untuk membeli beras dari pasar dan hasil pertanian padi lebih diutamakan untuk kepentingan adat. Kehidupan petani di Desa Parulohan yang selama beberapa puluh tahun sebelumnya sangat sulit mengalami perkembangan. Banyak usaha yang dilakukan para petani untuk keluar dari lingkaran kesengsaraan dan kemiskinan. Usaha yang yang berdampak positif setelah masuknya kopi lasuna, masuknya kopi lasuna menjadi jalan yang tepat yang mampu mengubah nasib para petani di Desa Parulohan. Perkembangan pertanian kopi ini sangat pesat di Desa Parulohan, sehingga masyarakat semakin banyak dan berlomba-lomba untuk membudidayakan tanaman kopi. Setelah beberapa tahun petani berusaha mengembangkan usaha pertanian kopi, tanaman kopi pun berbuah dan menghasilkan hasil yang cukup maksimal. Hal ini menambah semangat dari para patani di Desa Parulohan untuk membudidayakan tanaman kopi lebih banyak lagi, sekalipun dalam proses penanaman kopi ini harus membutuhkan perawatanpengurusan yang harus maksimal. Namun, hal itu bukan menjadi masalah bagi para petani, karena keuntungan yang didapat dari hasil pertanian kopi. Semakin lama, pertanian kopi semakin meningkat dan masyarakat sangat antusias untuk menanam kopi dengan memperluas dan membuka lahan yang baru untuk lahan pertanian kopi. Setelah dalam beberapa tahun petani di Desa Parulohan melangsungkan hidup dalam usaha bercocok tanam kopi Lasuna. Petani di desa ini tak pernah jenuh dan terus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi dan hasil pertanian kopi. Proses dan pola kehidupan petani yang sangat bergantung kepada tanaman kopi, kondisi ini seolah-olah memaksa para petani untuk lebih mengembangkan usaha bercocok tanam kopi. Pola kehidupan masyarakat di Desa Parulohan pada saat itu terlihat homogen tidak beragam dan hanya menggantungkan hidup dari usaha bercocok tanam kopi Lasuna. Universitas Sumatera Utara 63 Selama dalam usaha bercocok tanam kopi Lasuna, proses kehidupan petani di desa Parulohan memang mengalami banyak perubahan. Namun, masih banyak usaha yang harus dilakukan oleh petani untuk meningkatkan perkembangan pertanian dan perekonomian para petani. Adapun usaha yang dilakukan para petani untuk meningkatkan pendapatan dan pertanian kopi yaitu mencari bibit kopi yang lain yang tidak jauh berbeda peran dan mamfaatnya dengan kopi Lasuna. Dengan keadaan yang seperti inilah masyarakat berusaha untuk mencari tanaman kopi lain yang cocok untuk daerah Desa Parulohan.

4.2.3 Masuknya Kopi Sigagar Utang dan Bertahanya Kopi Lasuna