80
Usaha pemasaran hasil produkasi pertanian yang merupakan hal terpenting bagi petani di Desa Parulohan. Keberadaan kedua jenis tanaman pokok yang berbeda yaitu
kopi Lasuna dan Sigarar utang, namun bagi petani di Desa Parulohan perbedaan itu bukanlah sebuah kendala yang mengurangi niat para petani untuk bercocok tanam kopi.
Pola usaha dan jenis tanaman kopi yang berbeda yang tentunya menyebabkan adanya perbedaan sistem pemasaran kopi. Uniknya di desa Parulohan sistem pemasaran hasil
produksi pertanian kopi Lasuna dan Sigarar utang tidaklah berbeda. Petani di desa ini yang membudidayakan jenis kopi yang berbeda tetapi harga kedua jenis kopi ini selalu
sama. Pola hidup masyarakat di Desa Parulohan yang tergolong homogenseragam,
sebagian besar masyarakat di desa ini melangsungkan hidup dari usaha pertanian kopi. Akibatnya pola kehidupan masyarakat di Desa parulohan ditandai dengan rasa persatuan
yang kuat, masyarakat menganggap perbedaan sumber mata pencaharian hidup bukan menjadi penghalang terjalinya solidaritas diantara masyarakat.
Dalam melakukan proses penjualan hasil panen kopi pada umumnya petani di Desa Parulohan menjualnya ke tauke-tauke yang berbeda. Namun, Perbedaan proses
penjualan kopi yang berbeda bukan menjadi sebuah tuntutan bagi petani. Namun hal ini banyak dipengaruhi oleh karena adanya hubungan kekeluargaan dan tradisi adat
masyarakat. Sebagian petani ada yang langsung menjual ke tauke terdekat ataupun yang bertempat tinggal di Desa Parulohan, hal ini juga dipengaruhi oleh karena adanya ikatan
keluarga atau marga. Dan bagi petani yang tidak menjual hasil panen kopinya ke tauke terdekat, mereka menjualnya ke di hari pekan setiap hari Senin.
5.3.4 Peningkatan Sarana Prasarana Peralatan Pertanian
Mengingat lokasi pertanian di desa ini yang sebagian besar adalah tanah tegal perladangan, paralatan pertanian yang sebelumnya digunakan oleh petani dalam usaha
Universitas Sumatera Utara
81
bercocok tanam kopi hanyalah alat-alat yang sederhana seperti : cangkul, parang, dan sabit dan alat lainya. Dalam proses pengembangan pola usaha pertanian kopi petani di
Desa Parulohan selalu berupaya yaitu dengan adanya minat petani menggunakan peralatan pertanian yang lebih canggih dan cocok digunakan di daerah seperti di Desa
Parulohan. Berkembangnya pola usaha pertanian kopi di Desa Parulohan yang ditandai
dengan masuknya alat-alat pertanian yang baru. Hal ini tampak jelas dari perubahan peralatan pertanian yang digunakan oleh petani dalam menggelolah lahan pertanian.
Dengan masuknya peralatan pertanian yang baru seperti traktor tangan, mesin penggiling kopi, dan sprayer semakin mempermudah masyarakat untuk meningkatkan pola usaha
pertanian kopi. Untuk membuka lahan pertanian kopi yang baru, para petani tidak lagi susah payah baik dalam dalam proses pengelolaan maupun perawatan tanaman kopi. Bagi
petani yang tidak mempunyai traktor tangan, mesin penggiling kopi, dan sprayer, biasanya mereka akan meminjam ke tetangga ataupun kepada kelompok tani.
Masuknya peralatan pertanian yang baru yang menyebabkan pola usaha pertanian di desa ini juga semakin berubah. Untuk meningkatkan kualitas dan produksi kopi, para
petani melakukan hal-hal yang berbeda dengan sebelumnya. Adapun hal-hal yang baru yang dilakukan petani seperti, melakukan penyemprotan tanaman kopi untuk mencegah
adanya hama dan penyakit yang bisa merusak tanaman dan biji kopi, mencegah tumbuhnya rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar areal penanaman dengan
menggunakan racun Roundup. Petani yang sebelumnya selalu terbeban dalam hal pembukaan lahan kopi yang baru. Bagi petani di desa Parulohan pekerjaan ini tampaknya
menjadi sebuah kendala, selain mengeluarkan banyak biaya pekerjaan ini juga memakan waktu yang cukup lama. Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan para petani dalam hal
mempermudah pembukaan lahan yang baru, para petani berupaya membeli alat pertanian
Universitas Sumatera Utara
82
yang baru yaitu traktor tangan. Awalnya keberadaan taraktor tangan hanya dimiliki oleh beberapa petani saja, bertambahnya jumlah traktor yang dimiliki oleh petani di Desa
Parulohan tidak terlepas dari hasil produksi panen kopi yang semakin berkembang.
5.3.5 Penerapan Pola Pertanian Tumpang Sari