47
orang  16,4.  Untuk  mengetahui  hubungan  antara  Diabetes  Melitus  dengan domain  lingkungan  maka  digunakan  uji  chi-square.  Berdasarkan  uji  chi-square
didapat  nilai  significancy –nya  adalah  0,027.  Oleh  karena  p0,05  ,  dapat
disimpulkan  bahwa  terdapat  hubungan  yang  bermakna  antara  Diabetes  Melitus dengan domain lingkungan.
5.2 Pembahasan
Dalam  penbahasan  ini,  diuraikan  tentang  makna  hasil  penelitian  hubungan antara Diabetes Melitus tipe 2 dengan kualitas hidup di Posyandu Lansia wilayah
kerja  Puskesmas  Kecamatan  Medan  Amplas.  Tujuan  penelitian  ini  meliputi penjelasan  karakteristik  responden  umur,  jenis  kelamin,  tingkat  pendidikan,
pekerjaan,  status  sosial  ekonomi,  status  pernikahan,  riwayat  menderita  Diabetes Melitus,  kadar  gula  darah  sewaktu,  dan  lama  menderita  Diabetes  Melitus.
Selanjutnya  dijelaskan  hubungan  antara  Diabetes  Melitus  dengan  kualitas  hidup secara  umum,  kepuasan  terhadap  kesehatan,  domain  kesehatan  fisik,  domain
psikologis, domain hubungan sosial, dan domain lingkungan.
5.2.1 Gambaran Karakteristik Demografi Responden Yang Menderita Diabetes Melitus, Kadar Gula Darah Sewaktu Dan Lama Menderita
Diabetes Melitus
Berdasarkan  penelitian  yang  dilakukan  terhadap  100  orang  responden  di Posyandu  Lansia  wilayah  kerja  Puskesmas  Kecamatan  Medan  Amplas,  terdapat
27  orang  27,0  responden  yang  mempunyai  riwayat  DM  dan  sebanyak  73 orang 73,0 responden non DM. Dapat dilihat kelompok umur terbanyak yang
mengalami  DM  adalah  pada  usia  pertengahan  yaitu  rentang  usia  45-59  tahun sebanyak  16  orang  59,3.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang
dilakukan  oleh  Jelantik  dan  Haryati  2014  dimana  sebagian  besar  responden penelitian  yang  menderita  DM  tipe  2  tersebut  memiliki  um
ur ≥ 40 tahun. Yusra 2010  mengatakan  secara  normal  seiring  bertambahnya  usia  seseorang  akan
terjadi perubahan baik fisik, psikologis bahkan intelektual. Perubahan yang terjadi dapat menyebabkan kerentanan pada berbagai penyakit serta dapat menimbulkan
48
kegagalan  dalam  mempertahankan  homeostatis  terhadap  stres.  DM  tipe  2 merupakan  suatu  kondisi  gangguan  metabolik  yang  dapat  muncul  seiring
bertambahnya  usia.  Hal  ini  tentunya  akan  menimbulkan  berbagai  keterbatasan yang akan bermuara kepada penurunan kualitas hidup.
Berdasarkan  kategori  jenis  kelamin  dapat  dilihat  mayoritas  responden berjenis  kelamin  wanita  yaitu  berjumlah  25  orang  responden  92,6  yang
mempunyai  riwayat  DM.
Hal  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh Tamara  et  al.,  2014  dimana  kejadian  DM  tinggi  pada  wanita  disebabkan  oleh
penurunan hormon esterogen akibat menopause.
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan rendah dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 9
orang 33,3. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik akan lebih matang  dalam  proses  perubahan  dirinya  sehingga  akan  lebih  mudah  menerima
pengaruh dari luar yang positif, obyektif dan terbuka terhadap berbagai informasi terkait  kesehatan.  Sehingga  dengan  mudahnya  penerimaan  terhadap  informasi
terkait  kesehatan  tentunya  akan  memudahkan  pasien  DM  tipe  2  dalam melaksanakan manajemen perawatan DM tipe 2 yang akan meningkatkan kualitas
hidupnya Tamara et al., 2014. Berdasarkan  jenis  pekerjaan  sebanyak  19  orang  70,4  responden
Diabetes  Melitus  didapati  tidak  bekerja.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan penelitian  Tamara  et  al,.  2014  dimana  mayoritas  responden  DM  tidak  bekerja
yaitu sebanyak 19 orang responden 41,3.  Aktivitas fisik  yang dilakukan oleh orang yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga kemungkinan besar lebih sedikit
dibanding orang yang memiliki aktifitas pekerjaan diluar rumah. Berdasarkan  hasil  penelitian  ini,  frekuensi  terbanyak  adalah  responden
DM  dengan  status  sosial  ekonomi  rendah  yaitu  sebanyak  14  orang  51,9. Penelitian  yang  dilakukan  Grant  yang  berjudul  Gender-Specific  Epidemiology  of
Diabetes  yang  dilaksanakan  di  Adelaide  Australia  mendapatkan  hasil  bahwa masyarakat  dengan  tingkat  sosial  ekonomi  rendah  memiliki  risiko  tinggi  untuk
terkena  DM  .  Hal  ini  karena  sosial  ekonomi  yang  rendah  mendorong  seseorang