25
5. Status sosialekonomi
Menurut Isa dan Baiyewu 2006, pendapatan yang rendah, tingkat pendidikan yang kurang berhubungan secara bermakna dengan kualitas
hidup penderita DM. 6.
Status pernikahan Menurut penelitian Cornelis et al.2012, prevalensi DM adalah lebih
tinggi pada orang yang sudah menikah atau bercerai. Peningkatan risiko pada mereka mungkin disebabkan oleh perubahan gaya hidup, diet dan
adipositas. 7.
Lama menderita Diabetes Melitus tipe 2 Resiko terjadinya komplikasi pada penderita DM dikaitkan dengan
lamanya menderita DM. Faktor utama pencetus komplikasi pada pasien DM adalah lama dan tingkat keparahan DM PERKENI, 2011. Menurut
penelitian Spasic et al.2014, responden dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan lama menderita DM yaitu ≤ 10 tahun, diantara 11
hingga 15 tahun dan ≥ 15 tahun. Jadi dari hasil penelitian tersebut, didapati
pasien DM yang lama menderita kurang dari 10 tahun mempunyai kualitas hidup yang baik.
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus DM merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin,
atau keduanya. Keadaan hiperglikemia kronis dari diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi dan kegagalan berbagai organ
terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah ADA, 2014. Secara klinis, DM digolongkan menjadi empat golongan utama yaitu Diabetes Melitus
tipe 1 DM tipe 1, Diabetes Melitus tipe 2 DM tipe 2, DM tipe lain yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan DM gestasional ADA, 2012. DM tipe 2
merupakan tipe diabetes yang lebih umum, terutamanya terjadi pada orang dewasa, tetapi kebelakangan ini semakin sering terjadi pada anak-anak dan remaja
IDF, 2013. DM tipe 2 ini bervariasi mulai yang predominan resisten insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi
insulin bersama resisten insulin ADA, 2014. Berdasarkan data International Diabetes Federation IDF tahun 2014,
terdapat 387 juta orang yang hidup dengan DM di dunia. Pada tahun 2035, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang.
Diperkirakan dari 387 juta orang tersebut, 179 juta orang diantaranya belum terdiagnosis IDF, 2014. Kebanyakan orang yang mengidap DM tipe 2 tetap
tidak sadar bahwa mereka menderita DM tipe 2 untuk jangka masa yang lama karena gejala DM tipe 2 mungkin mengambil waktu bertahun-tahun sebelum
muncul atau terkadang tidak tampak sama sekali IDF, 2013. Manakala, jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia mencapai 9,1 juta orang dan yang belum
terdiagnosis adalah sebanyak 4,9 juta orang pada rentang usia sekitar 20 hingga 79 tahun IDF, 2014.
Laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Riskesdas tahun 2013 menyebutkan terjadi peningkatan proporsi