7
HIVAIDS  atau  setelah  transplantasi  organ.  DM  gestasional  adalah  DM  yang berkembang saat kehamilan ADA, 2012.
Berdasarkan  American  Diabetes  Association  ADA,  2013,  klasifikasi etiologis DM adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Klasifikasi Etiologis DM
I. Diabetes  Melitus  tipe  1    destruksi  sel  beta,  umumnya  menjurus  ke
defisiensi  insulin absolut a.
Melalui proses imunologik b.
Idiopatik II.
Diabetes  Melitus  tipe  2    bervariasi  mulai  dari  predominan  resistensi insulin  disertai  defisiensi  insulin  relatif  sampai  predominan  gangguan
sekresi insulin bersama resistensi insulin
III. Diabetes Melitus tipe lain
A. Defek genetik fungsi sel beta
1. Kromosom 12, HNF-
1α MODY 3 2.
Kromosom 20, HNF- 4α MODY 1
3. Kromosom 7, glukokinase MODY 2
4. Kromosom 13, Insulin Promotor Factor-1 IPF-1; MODY4
5. Diabetes Melitus neonatal sementara
6. Diabetes Melitus neonatal persisten
7. DNA mitokondria
8. lainnya
B. Defek  genetik  kerja  insulin  :  resistensi  insulin  tipe  A,  leprechaunism,
sindrom Rabson-Medenhall, diabetes lipoatrofik lainnya. C.
Penyakit  eksokrin  pankreas  :  pankreatitis,  traumapankreatektomi, neoplasia,
fibrosis kistik,
hemokromositoma, pankreatopati
fibrokalkulus, lainnya. D.
Endokrinopati :  akromegali,  sindrom  Cushing,  glukagonoma,
feokromositoma,  hipertiroidisme,  somatostationoma,  aldosteronoma, lainnya.
E. Induksi  oleh  obat  atau  zat  kimia  :  vacor,  pentamidin,  asam  nikotinat,
glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxide, agonis  -adrenergik, tiazid, dilantin, interferon-
, lainnya. F.
Infeksi : rubella kongenital, Cytomegalovirus, lainnya. G.
Imunologi  jarang  terjadi  :  sindrom  Stiff-man,  antibodi  anti  reseptor insulin, lainnya.
H. Sindrom  genetik  lain  :  sindrom  Down,  sindrom  Klinefelter,  sindom
turner,  sindrom  Wolfram,  ataksia  Friedreich,  korea  Huntington, sindrom  Laurence-Moon-Biedl,  distropi  misotonik,  porfiria,  sindrom
Prader-Willi, lainnya.
IV. Diabetes melitus gestasional
Catatan: MODY, maturity onset of diabetes of the young. Sumber : care.diabetesjournals.org
8
2.1.3  Faktor Resiko Diabetes Melitus
Faktor risiko diabetes terdiri dari faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi dan yang bisa dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi : 1.
Ras dan etnik. 2.
Riwayat keluarga dengan diabetes anak penyandang diabetes. 3.
Umur.  Risiko  untuk  menderita  intoleransi  glukosa  meningkat  seiring dengan meningkatnya usia. Usia  45 tahun harus dilakukan pemeriksaan DM.
4. Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi  4000 gram atau riwayat
pernah menderita DM gestasional. 5.
Riwayat  lahir  dengan  berat  badan  rendah,  kurang  dari  2,5  kg.  Bayi  yang lahir  dengan  berat  badan  rendah  mempunyai  risiko  yang  lebih  tinggi
dibanding dengan bayi lahir dengan berat badan normal. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi:
1. Berat badan lebih IMT  23 kgm2.
2. Kurangnya aktivitas fisik.
3. Hipertensi  14090 mmHg.
4. Dislipidemia HDL  35 mgdL dan atau trigliserida  250 mgdL.
5. Diet tak sehat unhealthy diet. Diet dengan tinggi  gula dan  rendah serat
akan meningkatkan risiko menderita prediabetes dan DM tipe 2. Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes :
1. Penderita  Polycystic  Ovary  Syndrome  PCOS  atau  keadaan  klinis  lain
yang terkait dengan resistensi insulin. 2.
Penderita sindrom metabolik memiliki riwayat toleransi glukosa terganggu TGT atau glukosa darah puasa terganggu GDPT sebelumnya. Memiliki
riwayat  penyakit  kardiovaskular,  seperti  stroke,  PJK,  atau  PAD Peripheral Arterial Diseases PERKENI, 2011.
2.1.4  Patofisiologi Diabetes Melitus
DM  tipe  2  ditandai  dengan  gangguan  sekresi  insulin,  resistensi  insulin, produksi  glukosa  hepatik  yang  berlebihan,  dan  abnormal  metabolisme  lemak.
9
Obesitas,  khususnya  visceral  atau  pusat  yang  dibuktikan  dengan  rasio pinggulpinggang,  sangat  umum  di  DM  tipe  2.  Pada  tahap  awal  gangguan,
toleransi glukosa tetap mendekati normal, meskipun resistensi insulin, karena sel- sel    pankreas  mengkompensasi  dengan  meningkatkan  produksi  insulin.
Resistensi  insulin  dan  kompensasi  hiperinsulinemia,  pankreas  pada  individu tertentu tidak dapat mempertahankan keadaan hiperinsulinemia. Toleransi glukosa
terganggu  TGT,  ditandai  dengan  peningkatan  glukosa  postprandial,  kemudian berkembang.  Lebih  lanjut,  penurunan  sekresi  insulin  dan  peningkatan  produksi
glukosa  hepatik  menyebabkan  diabetes  dengan  hiperglikemia  puasa.  Akhirnya, kegagalan sel   mungkin terjadi Powers, 2008.
2.1.5    Manifestasi Klinis Diabetes Melitus
Gejala hiperglikemia ditandai dengan  poliuria, polidipsia, penurunan berat
badan,  kadang-kadang  dengan  polifagia,  dan  penglihatan  kabur.  Penurunan
pertumbuhan  dan  kerentanan  terhadap  infeksi  tertentu  juga  dapat  menyertai hiperglikemia  kronik.  Konsekuensi  dari  diabetes  yang  tidak  terkontrol  yang
mampu mengancam jiwa adalah hiperglikemia dengan ketoasidosis atau sindrom hiperosmolar non ketotik.
Komplikasi jangka panjang dari diabetes termasuk retinopati dengan potensi kehilangan  penglihatan;  nefropati  menyebabkan  gagal  ginjal;  neuropati  perifer
dengan  risiko  ulkus  kaki,  amputasi,  dan  sendi  Charcot;  dan  neuropati  otonom menyebabkan  gejala  gastrointestinal,  urogenital,  dan  jantung  dan  disfungsi
seksual  .  Pasien  dengan  diabetes  memiliki  peningkatan  kejadian  kardiovaskular aterosklerotik,  arteri  perifer,  dan  serebrovaskular  penyakit.  Hipertensi  dan
kelainan  metabolisme  lipoprotein  sering  ditemukan  pada  penderita  diabetes ADA, 2013.
2.1.6 Diagnosis Diabetes Melitus
Berbagai  keluhan  dapat  ditemukan  pada  penyandang  DM.  Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti poliuria,
polidipsia,  polifagia,  dan  penurunan  berat  badan  yang  tidak  dapat  dijelaskan