Hubungan Antara Diabetes Melitus Dengan Domain Hubungan Sosial
                                                                                48
kegagalan  dalam  mempertahankan  homeostatis  terhadap  stres.  DM  tipe  2 merupakan  suatu  kondisi  gangguan  metabolik  yang  dapat  muncul  seiring
bertambahnya  usia.  Hal  ini  tentunya  akan  menimbulkan  berbagai  keterbatasan yang akan bermuara kepada penurunan kualitas hidup.
Berdasarkan  kategori  jenis  kelamin  dapat  dilihat  mayoritas  responden berjenis  kelamin  wanita  yaitu  berjumlah  25  orang  responden  92,6  yang
mempunyai  riwayat  DM.
Hal  ini  sejalan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh Tamara  et  al.,  2014  dimana  kejadian  DM  tinggi  pada  wanita  disebabkan  oleh
penurunan hormon esterogen akibat menopause.
Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan rendah dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 9
orang 33,3. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik akan lebih matang  dalam  proses  perubahan  dirinya  sehingga  akan  lebih  mudah  menerima
pengaruh dari luar yang positif, obyektif dan terbuka terhadap berbagai informasi terkait  kesehatan.  Sehingga  dengan  mudahnya  penerimaan  terhadap  informasi
terkait  kesehatan  tentunya  akan  memudahkan  pasien  DM  tipe  2  dalam melaksanakan manajemen perawatan DM tipe 2 yang akan meningkatkan kualitas
hidupnya Tamara et al., 2014. Berdasarkan  jenis  pekerjaan  sebanyak  19  orang  70,4  responden
Diabetes  Melitus  didapati  tidak  bekerja.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan penelitian  Tamara  et  al,.  2014  dimana  mayoritas  responden  DM  tidak  bekerja
yaitu sebanyak 19 orang responden 41,3.  Aktivitas fisik  yang dilakukan oleh orang yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga kemungkinan besar lebih sedikit
dibanding orang yang memiliki aktifitas pekerjaan diluar rumah. Berdasarkan  hasil  penelitian  ini,  frekuensi  terbanyak  adalah  responden
DM  dengan  status  sosial  ekonomi  rendah  yaitu  sebanyak  14  orang  51,9. Penelitian  yang  dilakukan  Grant  yang  berjudul  Gender-Specific  Epidemiology  of
Diabetes  yang  dilaksanakan  di  Adelaide  Australia  mendapatkan  hasil  bahwa masyarakat  dengan  tingkat  sosial  ekonomi  rendah  memiliki  risiko  tinggi  untuk
terkena  DM  .  Hal  ini  karena  sosial  ekonomi  yang  rendah  mendorong  seseorang
49
untuk  bekerja  dengan  lebih  giat  sehingga  mereka  tidak  mempunyai  waktu  untuk berolahraga dan mengamalkan pola makan sehat.
Dari hasil penelitian ini juga, didapatkan frekuensi terbanyak responden DM  memiliki  status  telah  menikah  yaitu  sebanyak  20  orang  74,1.  Hasil
penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  Tamara  et  al,.2014  dimana  mayoritas responden  yang  menderita  DM  memiliki  status  pernikahan  telah  menikah  yaitu
sebanyak  41  orang  responden  89,1.  Penderita  DM  yang  telah  menikah  lebih sering  mendapat  dukungan  dari  pasangan  sehungga  dapat  meningkatkan  rasa
nyaman dan menurunkan stress sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Dari  hasil  penelitian  ini  dapat  dilihat  mayoritas  responden  DM
mempunyai  kadar  gula  darah  sewaktu  yang  tinggi  yaitu  sebanyak  25  orang 92,6.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penelitian  Ariani  2008,  dimana
mayoritas  responden  memiliki  kadar  gula  darah  sewaktu  yang  tinggi  dan  dari penelitian  ini  juga  dapat  diketahui  ada  hubungan  yang  signifikan  antara
pengetahuan  pasien  DM  tipe  2  dengan  kadar  gula  darah  sewaktu.  Rendahnya pengetahuan  yang  dimiliki  responden  mengenai  penyakit  DM  sehingga  tidak
mampu  mengontrol  kadar  gula  darah  dan  mengakibatkan  kadar  gula  darah menjadi tinggi.
Manakala berdasarkan kategori lama menderita DM, didapati sebanyak 20 orang 20 menderita DM kurang dari  10 tahun. Menurut penelitian Tamara  et
al., 2014 dapat dilihat mayoritas responden telah menderita DM tipe 2 selama 1 – 5 tahun dengan jumlah 27 responden 58,7. Pasien dengan DM tipe 2 terjadi
penurunan  kualitas  hidup.  Penurunan  kualitas  ini  dirasakan  setelah  penderita minimal  menderita  DM  tipe  2  selama  satu  tahun.  Hal  ini  disebabkan  karena
setelah satu tahun pasien telah mengalami dan merasakan perubahan atau keluhan fisik dan psikis selama menderita Rahmat, 2010.
                