Keterbatasan Peneliti Kesimpulan Pengaruh Pola Asuh Terhadap Prestasi Belajar Anak

43

3.5.3. Uji Hipotesa

Uji hipotesa adalah pengujian dan statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak.Untuk menguji hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman. Spearman Rho Coeficient menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non parameteril ini digunakan untuk menghitung dua variabel dimana data dibuat dalam ranking dari ranking terkecil sampai ranking terbesar. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: �� = − �� � − � Keterangan : Rs Rho : Koefisien korelasi variabel X dan Y Angka 1 : Angka satu; yaitu bilangan konstan Angka 6 : Angka enam; yaitu bilangan konstan b : Beda rank X dan Y N : Jumlah individu atau sampel

3.6. Keterbatasan Peneliti

Keterbatasan penelitian mencakup uraian tentang keterbatasan dan hambatan yang ditemui dalam penelitian, baik yang berkaitan dengan metode dan teknik penulisan yang digunakan, maupun keterbatasan peneliti sendiri. Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah disebabkan karena kemampuan dan pengalaman peneliti yang terbatas dalam hal penelitian ilmiah. Peneliti juga masih Universitas Sumatera Utara 44 belum menguasai penuh teknik dan metode penelitian, sehingga mungkin ada beberapa kekurangan dalam penyajian dan pengolahan data. Bimbingan dengan dosen pembimbing merupakan usaha yang dilakukan peneliti agar hasilnya dapat disajikan sebaik mungkin. Program SPSS 21 juga merupakan salah satu alternatif yang menjadi alat bantu penulisan dalam mengolah data, sehingga pengolahan data dapat dilakukan dengan efesien dan lebih cepat. Universitas Sumatera Utara 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Karakteristik masyarakat di Kelurahan Sei Mati yang dijadikan responden berdasarkan usia, umur, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah anak yang dipaparkan adalah sebagai berikut:

4.1.1. Identitas Responden Berdasarkan Usia

Dalam penelitian ini, masyarakat yang menjadi responden adalah kepala keluarga di Kelurahan Sei Mati yang memiliki jenjang usia yang berbeda. Perbedaan karakteristik responden berdasarkan usia dijelaskan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Usia Responden tahun Frekuensi n Persentase 20-25 2 2.0 26-30 8 8.2 31-35 15 15.3 36-40 23 23.5 41-45 13 13.3 45-50 9 9.2 50 28 28.6 Total 98 100 Universitas Sumatera Utara 46 Berdasarkan tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang berusia antara 20-25 tahun sebesar 2.0 2 0rang, responden yang berusia antara 26-30 tahun sebesar 8.2 8 orang, responden yang berusia antara 31-35 tahun sebesar 15.3 15 orang, responden yang berusia antara 36-40 tahun 23.5 23 orang, responden yang berusia antara 41-45 tahun sebesar 13.3 13 orang, responden yang berusia antara 45-50 tahun sebesar9.2 9 orang, dan responden yang berusia diatas 50 tahun sebesar 28.6 28 orang. Pada frekuensi data tabel diatas, mayoritas responden berdasarkan usia didominasi oleh responden yang berusia 50 tahun keatas dengan jumlah 28 orang dan minoritas responden berusia antara 20- 25 tahun dengan jumlah 2 orang.

4.1.2. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini, responden yang diambil memiliki jenis kelamin yang heterogen , dikarenakan responden meliputi suami laki-laki dan isteri perempuan. Jumlah perbedaan jenis kelamin responden tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi n Persentase Laki-laki 40 40.8 Perempuan 58 59.2 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden di Kelurahan Sei Mati yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebesar 40.8 40 orang, dan responden yang berjenis kelamin perempuan adalah sebesar 59.2 58 orang. Universitas Sumatera Utara 47 Berdasarkan tabel di atas, terdapat mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 58 orang dan minoritas responden adalah laki-laki sebanyak 40 orang.

4.1.3. Identitas Responden Berdasarkan Suku

Responden di penelitian ini memiliki beragam suku yang dapat dilihat dapat tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Suku Suku Frekuensi n Persentase Batak 9 9.2 Mandailing 25 25.5 Padang 10 10.2 Minang 24 24.5 Jawa 19 19.4 Melayu 5 5.1 Aceh 6 6.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang berasal dari suku Batak sejumlah 9.2 9 orang, responden yang berasal dari suku Mandailing sejumlah 25.5 25 orang, responden yang berasal dari suku Padang sejumlah 10.2 10 orang, responden yang berasal dari suku Minang sejumlah 24.5 24 orang, responden yang berasal dari suku Jawa sejumlah 19.4 19 orang, responden yang berasal dari suku Melayu sejumlah 5.1 5 Universitas Sumatera Utara 48 orang, sementara responden yang berasal dari suku Aceh adalah sejumlah 6.1 6 orang. Berdasarkan tabel diatas, mayoritas responden berasal dari suku Mandailing yaitu sebanyak 25 orang dan minoritas responden berasal dari suku Melayu yaitu sebanyak 5 orang.

4.1.4. Identitas Responden Berdasarkan Agama

Pada penelitian ini, semua responden yang terpilih memiliki agama yang berbeda. Persentase responden berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Agama Agama Frekuensi n Persentase Islam 93 94.9 Kristen 5 5.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang beragama Islam adalah sebesar 94.9 93 orang dan responden yang beragama Kristen adalah sebesar 5.1 5 orang. Berdasarkan tabel di atas, terdapat mayoritas responden beragama Islam sebanyak 93 orang dan minoritas responden beragama Kristen sebanyak 5 orang. Universitas Sumatera Utara 49

4.1.5. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pada penelitian ini, setiap responden memiliki latarbelakang jenjang pendidikan yang berbeda-beda. Jumlah dari setiap jenjang pendidikan responden tersebut dapat dilihat dapat penjelasan tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Frekuensi n Persentase SD 12 12.2 SMP 31 31.6 SMA 50 51.0 D3 2 2.0 S1 3 3.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang memiliki pendidikan terakhir SD sebesar 12.2 12 orang, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP sebesar 31.6 31 orang, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA sebesar 51.0 51 orang, responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 sebesar 2.0 2 orang, sedangkan responden yang memiliki responden terakhir S1 sebesar 3.1 3 orang. Maka, pada frekuensi data tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoristas responden memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 50 orang dan minoritas responden memiliki pendidikan terakhir D3 yaitu sebanyak 2 orang. Universitas Sumatera Utara 50

4.1.6. Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pada penelitian ini, mata pencaharian responden berbeda-beda. Latarbelakang pekerjaan responden dapat dilihat pada data tabel dibawah ini : Tabel 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi n Persentase Wiraswasta 32 32.7 Buruh 19 19.4 Pegawai Swasta 5 5.1 Penjahit 3 3.1 Ibu Rumah Tangga 36 36.7 Pegawai Negeri 3 3.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 32.7 32 orang, responden yang bekerja sebagai buruh sebanyak 19.4 19 orang, responden yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 5.1 5 orang, responden yang bekerja sebagai penjahit sebanyak 3.1 3 orang, responden yang bekerja sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 36.7 36 orang, sementara responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 3.1 3 orang. Dari frekuensi data tabel diatas, mayoritas responden bekerja sebagai Ibu rumah tangga yaitu sebanyak 36 orang Universitas Sumatera Utara 51 dan minoritas responden bekerja sebagai penjahit dan pegawai negeri yaitu sebanyak 3 orang.

4.1.7. Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan

Pada penelitian ini, setiap responden memiliki rata-rata pendapatan per bulan yang berbeda-beda. Rata-rata pendapatan responden akan disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.7 Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan Frekuensi n Persentase ≤ 1.000.000 14 14.3 1.100.000 - 2.000.000 55 56.1 2.100.000 - 3.000.000 29 29.6 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang memiliki pengha silan perbulan ≤ 1.000.000 sebanyak 14.3 14 orang, responden yang memiliki penghasilan antara 1.100.000 - 2.00.000 sebanyak 56.1 55 orang, dan responden yang memiliki penghasilan antara 2.100.000 - 3.000.000 sebanyak 29.6 29 orang. Dari pemaparan data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpenghasilan rata-rata antara 1.100.000-2.000.000 yaitu sebanyak 55 orang dan minoritas responden berpenghasilan sebulan rata- rata ≤ 1.000.000 14 orang. Universitas Sumatera Utara 52

4.1.8. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Pada penelitian ini, semua responden adalah laki-laki dan perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak. Jumlah anak yang dimiliki responden dapat dilihat pada penjelasan tabel dibawah ini : Tabel 4.8 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak Frekuensi n Persentase 1 10 10.2 2 23 23.5 3 29 29.6 4 23 23.5 5 8 8.2 6 4 4.1 7 1 1.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang memiliki 1 anak 1 sebesar 10.2 10 orang, responden yang memiliki 2 anak sebesar 23.5 23 orang, responden yang memiliki 3 anak sebesar 29.6 29 orang, responden yang memiliki 4 anak sebesar 23.5 23 orang, responden yang memiliki 5 anak sebesar 8.2 8 orang, responden yang memiliki 6 anak sebesar 4.1 4 orang, dan responden yang memliki 7 anak sebesar 1.0 1 orang. Dari frekuensi data tabel diatas, responden berdasarkan jumlah anak Universitas Sumatera Utara 53 didominasi oleh responden dengan jumlah anak 3 yaitu sebanyak 29 orang dan yang menjadi minoritas adalah responden dengan jumlah anak 1 yaitu sebanyak 1 orang. 4.2. Frekuensi Data Pernyataan Responden Terhadap Pola Asuh 4.2.1. Mengawasi Kegiatan Anak Salah satu subindikator dari pola asuh adalah mengawasi kegiatan atau aktivitas anak. Berbagai pernyataan responden mengenai pengawasan kegiatan anak terlihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Mengawasi Kegiatan Anak di dalam dan di luar rumah Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 7 7.1 Jarang 18 18.4 Sangat Sering 24 24.5 Selalu 49 50.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang mengawasi kegiatan anak didalam dan diluar rumah terdapat 7.1 7 orang responden yang menyatakan tidak pernah, 18.4 18 orang responden yang menyatakan jarang, 24.5 24 orang responden yang menyatakan sangat sering, dan 50.0 49 orang responden yang menyatakan selalu. Tabel distribusi Universitas Sumatera Utara 54 frekuensi diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam mengawasi kegiatan anak didalam dan diluar rumah adalah sebanyak 49 orang yang menyatakan selalu, dan minoritas responden adalah sebanyak 7 orang yang menyatakan tidak pernah.

4.2.2. Membatasi Anak Bergaul

Dalam mengasuh anak, orangtua cenderung membatasi dengan siapa saja anak bergaul. Berbagai pernyataan responden mengenai pola asuh orangtua dalam membatasi anak bergaul dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Membatasi Anak Bergaul Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 10 10.2 Jarang 15 15.3 Sangat Sering 29 29.6 Selalu 44 44.9 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang menyatakan tidak pernah membatasi dengan siapa saja anak mereka bergaul ada sebanyak 10.2 10 orang, yang menyatakan jarang ada sebanyak 15.3 15 orang, yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 29.6 29 orang, dan yang menyatakan selalu ada sebanyak 44.9 44 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu Universitas Sumatera Utara 55 membatasi dengan siapa saja anak mereka bergaul yaitu 44 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah membatasi dengan siapa anak mereka bergaul yaitu 10 orang.

4.2.3. Memberikan Kebebasan

Gaya pengasuhan orangtua juga meliputi pemberian kebebasan pada anak untuk melakukan apa saja yang diinginkan. Pernyataan responden mengenai pemberian kebebasan pada anak dapat dilihat pada data tabel dibawah ini : Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memberikan Kebebasan pada Anak Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 10 10.2 Jarang 16 16.3 Sangat Sering 27 27.6 Selalu 45 45.9 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data distribusi tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang memberikan kebebasan pada anak dalam melakukan apa saja yang mereka inginkan menyatakan tidak pernah sebanyak 10.2 10 orang, responden yang menyatakan jarang sebanyak 16.3 16 orang, responden yang menyatakan sangat sering sebanyak 27.6 27 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 45.9 45 orang. Dari data tabel frekuensi Universitas Sumatera Utara 56 diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan selalu memberikan kebebasan pada anak yaitu sebanyak 45 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah yaitu sebanyak 10 orang.

4.2.4. Memaksa Anak Mentaati Perintah dan Keputusan

Di dalam keluarga, seorang anak dianggap belum cukup dewasa dalam mengambil sebuah keputusan dan melakukan apa yang baik dan benar, sehingga orangtua turut memberikan sebuah arahan, instruksi, nasehat maupun peraturan- peraturan yang harus ditaati oleh anak. Tabel dibawah ini akan memaparkan perbedaan sikap orangtua dalam memaksa anak mentaati perintah dan keputusan mereka sebagai berikut : Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memaksa Anak Mentaati Perintah dan Keputusan Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 10 10.2 Jarang 18 18.4 Sangat Sering 29 29.6 Selalu 41 41.8 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data frekuensi tabel diatas, dapat terlihat bahwa responden yang memaksa anak untuk mentaati perintah dan keputusan menyatakan tidak pernah sebanyak 10.2 10 orang, responden yang menyatakan jarang ada Universitas Sumatera Utara 57 sebanyak 18.4 18 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 29.6 29 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 41.8 41 orang. Dari data distribusi tabel diatas, dapat dilihat bahwa mayoritas responden menyatakan selalu yaitu sebanyak 41 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah yaitu sebanyak 10 orang.

4.2.5. Memberi Hukuman

Biasanya sanksi yang diberikan oleh orangtua dalam mengasuh anak yang telah melakukan kesalahan yaitu dengan memberikan hukuman yang sesuai atau yang sudah disepakati bersama di rumah. Untuk mengetahui pernyataan responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memberikan Hukuman Kepada Anak Apabila Melakukan Kesalahan Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 12 12.2 Jarang 19 19.4 Sangat Sering 25 25.5 Selalu 42 42.9 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dilihat perbedaan pernyataan responden mengenai memberikan hukuman kepada anak apabila anak melakukan kesalahan yaitu responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 12.2 12 orang, yang menyatakan jarang sebanyak 19.4 19 orang, yang menyatakan Universitas Sumatera Utara 58 sangat sering 25.5 25 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 42.9 42 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu memberikan hukuman kepada anak apabila melakukan kesalahan, yaitu sebanyak 42 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah ada sebanyak 12 orang.

4.2.6. Memberikan Pertimbangan Pada Setiap Keputusan Anak

Dalam mengasuh, orangtua mengawasi apapun setiap keputusan yang diambil oleh anak untuk menghindari hal negatif yang nantinya akan dialami anak. Dalam hal ini orangtua menganggap mereka lebih mengerti keputusan apa yang seharusnya dan yang tidak seharusnya dilakukan oleh anak. Pernyataan mengenai pemberian pertimbangan atas setiap keputusan yang diambil oleh anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memberikan Pertimbangan atas Setiap Keputusan Anak Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 26 26.5 Jarang 14 14.3 Sangat Sering 10 10.2 Selalu 48 49.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa setiap responden memiliki pernyataan yang berbeda dalam mengasuh anak mengenai memberikan Universitas Sumatera Utara 59 pertimbangan pada setiap keputusan yang diambil oleh anak, yaitu ada sebanyak 26.5 26 orang responden yang menyatakan tidak pernah, ada sebanyak 14.3 14 orang responden yang menyatakan jarang, ada sebanyak 10.2 10 orang responden yang menyatakan sangat sering, dan ada sebanyak 49.0 48 orang responden yang menyatakan selalu. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu memberikan pertimbangan pada setiap keputusan yang diambil oleh anak yaitu sebanyak 48 orang dan minoritas responden menyatakan sangat sering yaitu sebanyak 10 orang.

4.2.7. Memberi Dorongan Rajin Belajar

Memberi dorongan kepada anak untuk rajin belajar adalah tugas orangtua dalam mendidik anak menjadi anak yang berprestasi. Dukungan orangtualah yang memotivasi anak semakin giat belajar. Adapun berbagai pernyataan responden akan ditunjukkan pada tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memberi Dorongan Rajin Belajar Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 4 4.1 Jarang 4 4.1 Sangat Sering 37 37.8 Selalu 53 54.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai pernyataan responden dalam memberi dorongan kepada anak untuk rajin belajar, yaitu responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 4.1 4 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 4.1 4 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 37.8 37 orang, dan yang menyatakan selalu ada sebanyak 54.1 53 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan selalu memberikan dorongan kepada anak untuk rajin belajar, yaitu sebanyak 53 orang dan minoritas respoden menyatakan tidak pernah dan jarang, yaitu masing-masing sama-sama sebanyak 4 orang.

4.2.8. Memberi Kebebasan Pada Anak Untuk Mengemukakan Pendapat

Seorang anak pasti pernah memiliki sebuah pendapat mengenai apa yang dia lihat dan dia alami. Namun pendapat seorang anak terkadang dibatasi oleh Universitas Sumatera Utara 61 sikap orangtua yang tidak memberi kebebasan pada anak untuk mengungkapkan apa yang ada dipikirannya. Oleh karena itu, pernyataan orangtua mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memberikan Kebebasan Kepada Anak Untuk Mengemukakan Pendapat Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 20 20.4 Jarang 19 19.4 Sangat Sering 10 10.2 Selalu 49 50.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa frekuensi responden yang menyatakan tidak pernah memberikan kebebasan pada anak untuk berpendapat sebesar 20.4 20 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebesar 19.4 19 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebesar 10.2 10 orang, dan yang menyatakan selalu ada sebesar 50.0 49 orang. Maka, dari tabel distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu memberikan kebebasan kepada anak untuk mengemukakan pendapat di rumah yaitu sebesar 49 orang dan minoritas responden menyatakan sangat sering yaitu sebesar 10 orang. Universitas Sumatera Utara 62

4.2.9. Memberi Penghargaan Atas Nilai Yang Di Peroleh Anak

Dari data tabel dibawah ini akan terlihat bagaimana setiap responden memperlakukan anak mereka jika si anak mendapatkan pujian dari guru atau mendapatkan nilai yang memuaskan di sekolah. Adapun berbagai pernyataan responden yaitu : Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memberi Penghargaan atas nilai yang didapat anak Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 25 25.5 Jarang 23 23.5 Sangat Sering 11 11.2 Selalu 39 39.8 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, distribusi frekuensi responden pada pernyataan memberikan penghargaan pada anak apabila mendapat pujian atau nilai yang memuaskan adalah yang menyatakan tidak pernah sejumlah 25.5 25 orang, responden yang menyatakan jarang sejumlah 23.5 23 orang, responden yang menyatakan sangat sering sejumlah 11.2 11 orang, dan responden yang menyatakan selalu sejumlah 39.8 39 orang. Maka, dapat disimpulkan dari data tabel frekuensi ini bahwa mayoritas responden menyatakan selalu memberikan penghargaan yaitu sejumlah 39 orang dan minoritas responden menyatakan sangat sering yaitu sejumlah 11 orang. Universitas Sumatera Utara 63

4.2.10. Memarahi Anak Apabila Terlambat Pulang

Seorang anak pasti memiliki berbagai aktivitas didalam maupun diluar rumah. Seperti memiliki les tambahan, bermain dengan teman-teman, dan berbagai aktivitas lainnya. Hal ini yang menjadi salah satu alasan mengapa anak pulang telat ke rumah. Orangtua akan cenderung menyikapi keterlambatan anak pulang ke rumah dengan memarahinya.. berbagai pernyataan responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memarahi Anak Apabila Terlambat Pulang Ke Rumah Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 11 11.2 Jarang 10 10.2 Sangat Sering 29 29.6 Selalu 48 49.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, setiap responden memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menyikapi keterlambatan anak pulang ke rumah. Responden yang menyatakan tidak pernah memarahi anak ada sebanyak 11.2 11 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 10.2 10 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 29.6 29 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 49.0 48 orang. Maka, dari data distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden Universitas Sumatera Utara 64 menyatakan selalu memarahi anak apabila terlambat pulang yaitu sebanyak 48 orang dan minoritas responden menyatakan jarang yaitu sebanyak 10 orang.

4.2.11. Memukul Anak Bila Melakukan Kesalahan

Distribusi frekuensi pernyataan responden mengenai akan memukul anak apabila anak melakukan kesalahan dapat dilihat pada data tabel dibawah ini : Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Memukul Anak Bila Anak Melakukan Kesalahan Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 25 25.5 Jarang 17 17.3 Sangat Sering 11 11.2 Selalu 45 45.9 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai orangtua memukul anak apabila anak melakukan kesalahan, yaitu responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 25.5 25 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 17.3 17 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 11.2 11 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 45.9 45 orang. Dari distribusi frekuensi diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu memukul anak bila melakukan kesalahan yaitu sebanyak 45 orang dan minoritas responden menyatakan sangat sering yaitu sebanyak 11 orang. Universitas Sumatera Utara 65

4.2.12. Menghukum Anak Bila Mendapat Nilai Rendah

Nilai yang didapat oleh anak bisa berbeda-beda dalam setiap pembagian hasil ujian. Hal ini dikarenakan proses belajar anak atau bagaimana anak menangkap pelajaran yang diajarkan disekolah, apakah anak dapat menyelesaikan ujian dengan baik atau tidak. Nilai yang tinggi atau rendah yang diperoleh oleh anak otomatis akan menimbulkan reaksi pada orangtua. Berbagai pernyataan responden mengenai menghukum anak apabila anak mendapatkan nilai yang rendah di kelas dapat dilihat pada data tabel dibawah ini : Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Menghukum Anak Apabila Anak Mendapat Nilai Yang Rendah Di Kelas Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 10 10.2 Jarang 25 25.5 Sangat Sering 20 20.4 Selalu 43 43.9 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan berbagai pernyataan responden mengenai menghukum anak apabila mendapat nilai rendah dikelas, yaitu responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 10.2 10 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 25.5 25 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 20.4 20 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 43.9 43 orang. Dari distribusi frekuensi Universitas Sumatera Utara 66 diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu yaitu sebanyak 43 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah yaitu sebanyak 10 orang.

4.2.13. Saling Memberitahu Masalah Yang Dialami

Orangtua selalu memiliki masalah internal maupun eksternal. Seperti masalah ekonomi, masalah rumahtangga, di tempat kerja, dan sebagainya. Begitu juga dengan seorang anak. Anak juga tidak luput dari yang namanya masalah pribadi. Dalam data frekuensi tabel dibawah ini akan diketahui apakah jika memiliki masalah responden akan memberitahukannya kepada anak, dan apakah sebaliknya anak juga memberitahu masalahnya kepada orangtua mereka. Artinya, apakah orangtua dan anak saling terbuka. Hasil pernyataan mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Saling Memberitahu Masalah Yang Dialami Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 8 8.2 Jarang 16 16.3 Sangat Sering 28 28.6 Selalu 46 46.9 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan apakah responden memberitahukan masalahnya kepada anaknya dan apakah begitu juga sebaliknya. Universitas Sumatera Utara 67 Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 8.2 8 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 16.3 16 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 28.6 28 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 46.9 46 orang. Dari distribusi frekuensi diatas, dapat disimpukan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu sebanyak 46 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah sebanyak 8 orang.

4.2.14. Peduli Terhadap Perkembangan Pendidikan Anak

Mengenai pernyataan responden tentang kepedulian seputar perkembangan pendidikan anak, dapat dilihat pada data tabel yang disajikan dibawah ini : Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Kepedulian Terhadap Perkembangan Anak Seputar Pendidikannya Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 6 6.1 Jarang 13 13.3 Sangat Sering 26 26.5 Selalu 53 54.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai kepedulian terhadap perkembangan pendidikan anak. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 6.1 6 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 13.3 13 orang, responden yang menyatakan Universitas Sumatera Utara 68 sangat sering ada sebanyak 26.5 26 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 54.1 53 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu peduli terhadap perkembangn pendidikan anak sebanyak 53 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah sebanyak 6 orang.

4.2.15. Mau Mendengar Kesulitan Anak

Peran lain orangtua juga sebagai orang terdekat dalam lingkungan keluarga adalah mendengar setiap kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak. Adapun pernyataan responden mengenai mau mendengarkan kesulitan anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Mau Mendengar Kesulitan Anak Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 5 5.1 Jarang 8 8.2 Sangat Sering 30 30.6 Selalu 55 56.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai responden mau mendengar kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak, yaitu responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 5.1 5 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 8.2 8 orang, responden yang menyatakan Universitas Sumatera Utara 69 sangat sering ada sebanyak 30.6 30 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 56.1 55 orang. Maka, dapat disimpulkan mayoritas responden menyatakan selalu sebanyak 55 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah sebanyak 5 orang.

4.2.16. Menerapkan Kebiasaan Orangtua Dulu Dalam Mendidik

Sebagian besar pada umumnya orangtua dalam mendidik anaknya lebih banyak meniru model atau gaya pengasuhan yang diterimanya dari kecil oleh orangtuanya dulu. Adapun berbagai pernyataan responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Menerapkan Kebiasaan Orangtua Dulu Dalam Mendidik Anak Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 17 17.3 Jarang 19 19.4 Sangat Sering 12 12.2 Selalu 50 51.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang menyatakan tidak pernah menerapkan kebiasaan orangtua mereka dalam mendidik anaknya ada sebanyak 17.3 17 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 19.4 19 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 12.2 12 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak Universitas Sumatera Utara 70 51.0 50 orang. Dari distribusi frekuensi data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu yaitu sebanyak 50 orang dan minoritas responden menyatakan sangat sering yaitu sebanyak 12 orang.

4.2.17. Mempunyai Waktu Luang Sepulang Kerja

Salah satu subindikator motivasi adalah apakah orangtua menyediakan waktu luang mereka sepulang bekerja untuk dapat berkomunikasi dengan anak, saling bercerita ataupun bertukar pikiran. Pernyataan responden mengenai waktu luang mereka akan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Mempunyai Waktu Luang Dengan Anak Sepulang Bekerja Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 5 5.1 Jarang 13 13.3 Sangat Sering 30 30.6 Selalu 50 51.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai responden yang mempunyai waktu luang untuk anak. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 5.1 5 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 13.3 13 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 30.6 30 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 50.1 50 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas Universitas Sumatera Utara 71 responden menyatakan mereka selalu mempunyai waktu luang dengan anak mereka sepulang bekerja yaitu sebanyak 50 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah yaitu sebanyak 5 orang.

4.2.18. Mengutamakan Kebutuhan Sekolah Anak

Dari data tabel dibawah ini akan dipaparkan apakah penghasilan responden digunakan untuk mengutamakan kebutuhan sekolah anak atau tidak. Hasilnya sebagai berikut : Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Mengutamakan Kebutuhan Sekolah Anak Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 4 4.1 Jarang 9 9.2 Sangat Sering 24 24.5 Selalu 61 62.2 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang mengutamakan kebutuhan sekolah anak memiliki berbagai pernyataan yang berbeda-beda. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 4.1 4 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 9.2 9 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 24.5 24 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 62.2 61 orang. Maka, dapat disimpulkan dari data diatas bahwa mayoritas responden menyatakan selalu yaitu Universitas Sumatera Utara 72 sebanyak 61 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah yaitu sebanyak 4 orang.

4.2.19. Menyesuaikan Cara Mendidik Anak Dengan Lingkungan Tempat Tinggal

Salah satu faktor eksternal pola asuh yang dimiliki orangtua adalah lingkungan tempat tinggal. Tidak jarang orangtua akan menyesuaikan cara mendidik anak mereka sama seperti kebiasaan para orangtua di lingkungan tempat tinggal tersebut, hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Menyesuaikan Cara Mendidik Anak Dengan Lingkungan Tempat Tinggal Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 10 10.2 Jarang 17 17.3 Sangat Sering 24 24.5 Selalu 47 48.0 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan bahwa responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 10.2 10 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 17.3 17 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 24.5 24 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 48.0 47 orang. Dari distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan selalu menyesuaikan cara Universitas Sumatera Utara 73 mendidik anak dengan kebiasaan orangtua di lingkungan tempat tinggal yaitu sebanyak 47 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah yaitu sebanyak 10 orang. 4.3. Frekuensi Data Pernyataan Responden Terhadap Prestasi Belajar Anak 4.3.1. Anak Memiliki Nilai Di Atas Rata-rata Pola asuh orangtua yang diterima anak akan turut mempengaruhi nilai pendidikannya di sekolah. Motivasi belajar anak yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar anak, begitu juga sebaliknya. Korelasi antara pola asuh dengan nilai pendidikan yang diperoleh anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.28 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Memiliki Nilai Di Atas Rata-rata Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 5 5.1 Jarang 8 8.2 Sangat Sering 28 28.6 Selalu 57 58.2 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai apakah anak memiliki nilai diatas rata-rata. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 5.1 5 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 8.2 8 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 28.6 28 Universitas Sumatera Utara 74 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 58.2 57 orang. Dari distribusi frekuensi diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan anaknya selalu memiliki nilai diatas rata-rata yaitu sebanyak 57 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah yaitu sebanyak 5 orang.

4.3.2. Anak Pernah Mengikuti Kegiatan Olimpiade

Intelegensi dari seorang anak dapat dilihat apabila dia dipilih dan dipercayakan oleh pihak sekolah untuk mengikuti kegiatan olimpiade. Intelegensi seorang anak bisa berkembang apabila orangtua tetap mendukung proses belajar anak didalam dan diluar rumah. Korelasi antara pola asuh dengan anak yang mengikuti kegiatan olimpiade dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Pernah Mengikuti Kegiatan Olimpiade Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 48 49.0 Jarang 20 20.4 Sangat Sering 19 19.4 Selalu 11 11.2 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai apakah anak pernah mengikuti kegiatan olimpiade. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 49.0 48 orang, responden yang Universitas Sumatera Utara 75 menyatakan jarang ada sebanyak 20.4 20 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 19.4 19 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 11.2 11 orang. Dari distribusi frekuensi diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan tidak pernah dengan jumlah 48 orang dan minoritas responden menyatakan selalu dengan jumlah 11 orang.

4.3.3. Anak Naik Kelas Setiap Tahun

Dari hasil data distribusi frekuensi dibawah ini dapat dilihat apakah anak setiap tahun naik kelas. Pernyataan responden sebagai berikut : Tabel 4.30 Distribusi Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Naik Kelas Setiap Tahun Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 1 1.0 Jarang 8 8.2 Sangat Sering 21 21.4 Selalu 68 69.4 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai apakah anak naik kelas setiap tahun. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 1.0 1 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 8.2 8 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 21.4 21 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 69.4 Universitas Sumatera Utara 76 68 orang. Dari distribusi frekuensi diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan selalu dengan jumlah 68 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah dengan jumlah 1 orang.

4.3.4. Anak Aktif Mengikuti Kegiatan Proses Belajar-Mengajar

Anak yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar akan semangat mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar di sekolah setiap hari. Sebaliknya, anak yang memiliki motivasi yang rendah akan memiliki semangat yang rendahjuga untuk pergi ke sekolah mengikuti kegiatan belajar dan mengajar. Pernyataan responden mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Aktif Mengikuti Kegiatan Proses Belajar-Mengajar Di Sekolah Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 2 2.0 Jarang 9 9.2 Sangat Sering 17 17.3 Selalu 70 71.4 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai keaktifan anak mengikuti kegiatan proses belajar dan mengajar di kelas. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 2.0 2 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 9.2 9 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 17.3 17 orang, dan responden yang menyatakan Universitas Sumatera Utara 77 selalu ada sebanyak 71.4 70 orang. Dari distribusi frekuensi diatas, dapat dipaparkan bahwa mayoritas responden ialah responden yang anaknya selalu aktif mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar dikelas dengan jumlah 70 orang dan minoritas responden adalah responden yang anaknya tidak pernah mengikuti kegiatan proses belajar-mengajar dikelas dengan jumlah 2 orang.

4.3.5. Anak Aktif Mengikuti Kegiatan Osis

Pada tabel dibawah ini dapat dilihat apakah anak aktif mengikuti kegiatan OSIS Organisasi Siswa Intra Sekolah. Biasanya anak yang masuk menjadi pengurus Osis adalah anak yang aktif di dalam organisasi, berbakat, cerdas, dan berprestasi. Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Aktif Mengikuti Kegiatan OSIS Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 56 57.1 Jarang 12 12.2 Sangat Sering 14 14.3 Selalu 16 16.3 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai keaktifan anak mengikuti kegiatan OSIS di sekolah. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 57.1 56 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 12.2 12 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 143 Universitas Sumatera Utara 78 14 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 16.3 16 orang. Dari distribusi frekuensi diatas, dapat dipaparkan bahwa mayoritas responden ialah responden yang anaknya tidak pernah aktif mengikuti kegiatan OSIS di sekolah dengan jumlah 56 orang orang dan minoritas responden adalah responden yang anaknya jarang mengikuti kegiatan OSIS di sekolah dengan jumlah 12 orang.

4.3.6. Anak Aktif Bertanya Di Dalam Kelas

Anak yang memiliki motivasi yang tinggi akan selalu antusias dalam setiap pelajaran yang diikutinya. Apabila seorang anak kurang mengerti atau ingin tau lebih banyak mengenai suatu pelajaran dari gurunya, maka ia tidak akan takut atau segan bertanya pada guru di dalam kelas untuk menambah pengetahuannya. Pola asuh orangtua akan menentukan apakah seorang anak mudah terbuka dan memiliki sifat keingintahuan yang tinggi atau tidak. Korelasi ini dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Aktif Bertanya Di Dalam Kelas Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 7 7.1 Jarang 22 22.4 Sangat Sering 26 26.5 Selalu 43 43.9 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Universitas Sumatera Utara 79 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan mengenai keaktifan anak bertanya pada guru di kelas. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 7.1 7 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 22.4 22 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 26 26.5 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 43.9 43 orang. Dari distribusi frekuensi diatas, dapat dipaparkan bahwa mayoritas responden ialah responden yang anaknya selalu aktif bertanya di kelas dengan jumlah 43 orang dan minoritas responden adalah responden yang anaknya tidak pernah bertanya di kelas dengan jumlah 7 orang.

4.3.7. Anak Berani Tampil Di Depan Kelas

Orangtua yang selalu mendukung, memotivasi dan memberikan pujian serta penghargaan akan menciptakan seorang anak yang terbuka, energik, dan percaya diri, begitu juga sebaliknya. Pernyataan responden mengenai anak yang berani tampil di depan kelas akan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.34 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Berani Tampil Di Depan Kelas Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 7 7.1 Jarang 10 10.2 Sangat Sering 26 26.5 Selalu 55 56.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Universitas Sumatera Utara 80 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai apakah anak mereka berani tampil di depan kelas kelas. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 7.1 7 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 10.2 10 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 26.5 26 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 56.1 55 orang. Dari distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan selalu dengan jumlah 55 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah dengan jumlah7 orang.

4.3.8. Nilai Raport Anak Memuaskan

Bagaimana pola asuh orangtua sangat mempengaruhi proses belajar anak dan hasilnya. Apakah orangtua yang peduli terhadap perkembangan prestasi anak dan memberikan penghargaan dan terbuka dengan anak akan menghasilkan anak yang berprestasi, dan sebaliknya. Pernyataan responden mengenai apakah anak mendapatkan nilai raport yang memuaskan dapat dilihat pada dibawah ini: Tabel 4.35 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Nilai Raport Anak Memuaskan Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 8 8.2 Jarang 11 11.2 Sangat Sering 27 27.6 Selalu 52 53.1 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Universitas Sumatera Utara 81 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai apakah nilai raport yang diperoleh anak memuaskan. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 8.2 8 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 11.2 11 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 27.6 27 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 53.1 52 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan anak mereka selalu mendapat nilai raport yang memuaskan dengan jumlah 52 orang dan minoritas responden menyatakan tidak pernah dengan jumlah 8 orang.

4.3.9. Anak Mendapat Peringkat Di Kelas

Bentuk dari prestasi belajar anak dapat dilihat dari hasil indeks prestasi anak disekolah. Adanya hubungan pola asuh dengan prestasi belajar seorang anak mengenai apakah anak mendapat peringkat di kelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.36 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Mendapat Peringkat Di Kelas Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 31 31.6 Jarang 31 31.6 Sangat Sering 15 15.3 Selalu 21 21.4 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Universitas Sumatera Utara 82 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai apakah anak mendapat peringkat di kelas. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 31.6 31 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 31.6 31 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 15.3 15 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 21.4 21 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan anak mereka tidak pernah dan jarang mendapat peringkat di kelas dengan jumlah masing-masing 31 orang dan minoritas responden menyatakan anak mereka sangat sering mendapat peringkat di kelas dengan jumlah 15 orang.

4.3.10. Anak Mendapat Pujian Dari Guru

Pernyataan responden mengenai apakah anak mereka mendapat pujian dari gurunya atas apa yang mereka kerjakan di kelas dan nilai yang mereka peroleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Mendapat Pujian Dari Guru Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 20 20.4 Jarang 28 28.6 Sangat Sering 17 17.3 Selalu 33 33.7 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Universitas Sumatera Utara 83 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai apakah anak mendapat pujian dari guru. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 20.4 20 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 28.6 28 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 17.3 17 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 33.7 33 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan anak selalu mendapat pujian oleh gurunya dengan jumlah 33 orang dan minoritas responden menyatakan anak mereka sangat sering mendapat pujian oleh gurunya dengan jumlah 17 orang.

4.3.11. Anak Mendapat Beasiswa Berprestasi

Bentuk penghargaan berupa beasiswa berprestasi yang diberikan pihak sekolah oleh anak yang berprestasi merupakan salah satu indikator prestasi belajar anak. Pernyataan responden mengenai apakah anak mendapat beasiswa berprestasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.38 Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Mengenai Anak Mendapat Beasiswa Berprestasi Pernyataan Frekuensi n Persentase Tidak Pernah 64 65.3 Jarang 14 14.3 Sangat Sering 9 9.2 Selalu 11 11.2 Total 98 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan 2016 Universitas Sumatera Utara 84 Berdasarkan data tabel diatas, dapat dipaparkan pernyataan responden mengenai apakah anak mendapat beasiswa berprestasi. Responden yang menyatakan tidak pernah ada sebanyak 65.3 64 orang, responden yang menyatakan jarang ada sebanyak 14.3 14 orang, responden yang menyatakan sangat sering ada sebanyak 9.2 9 orang, dan responden yang menyatakan selalu ada sebanyak 11.2 11 orang. Dari data distribusi frekuensi diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa anak mereka tidak pernah mendapat beasiswa berprestasi dengan jumlah 64 orang dan minoritas responden menyatakan anak mereka sangat sering mendapat beasiswa berprestasi dengan jumlah 9 orang. 4.4. Analisis Data 4.4.1. Uji Validitas Validitas instrument berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi alat ukur yang digunakannya. Sebelum instrument digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas terhadap instrumen tersebut. Uji validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner dikatakan valid apabila mempersentasikan atau mengukur apa yang hendak diukur variabel penelitian. Validitas juga dapat dikatakan sebagai ukuran yang menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas yang internal dan eksternal. Validitas internal atau rasional, bila ada dalam kuesioner secara rasional teoritis telah mencerminkan apa yang telah diukur, sedangkan validitas eksternal Universitas Sumatera Utara 85 bila kriteria yang ada dalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada eksternal. Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity validitas konstruksi dan content validity validitas isi. Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep yang dapat dicari melalui defenisi konsep. Setelah pengujian konstruk selesai, selanjutnya dengan meneruskan validitas yang sudah valid. Validitas eksternak dilakukan dengan cara mengkorelasikan data antara yang telah ada antar variabel atau dengan uji realibilitas pada program SPSS. Karena penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS, maka peneliti menggunakan validitas dengan uji realibilitas.

4.4.2. Uji Realibitas

Realibilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat diukur dengan analisa statistik untuk mengetahui kesalahan ukur. Realibilitas akan lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan dan homogenitas. Suatu alat ukur dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian. Dengan kata lain realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu saat alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat pengukur tersebut reliabel. Realibilitas tes adalah tingkat konsistensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah walaupun di tes pada situasi yang berbeda-beda. Realibilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten Universitas Sumatera Utara 86 sasaran yang diukur. Realibilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti realibilitas tinggi. Penelitian uji realibilitas dilakukan dengan rumus Croanbach’s Alpha. Namun dalam peneliltian ini dilakukan dengan program SPSS maka ketentuannya adalah apabila nilai Croanbach’s Alpha kurang dari 0,2423 berarti buruk, 0,300 diterima dan lebih dari atau sama dengan 0,400 adalah baik. Adapun hasil realibiltas pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.39 Hasil Uji Realibilitas No Variabel r -hitung realibilitas r -tabel Kesimpulan 1 2 Pola Asuh X Prestasi Belajar Y 0.511 0.527 0.5 0.5 DiterimaRealibel DiterimaRealibel Sumber: Data Primer Diolah, 2016 Tabel 4.39 diatas menunjukkan realibilitas dari kuesioner dengan melihat nilai Croanbach’s Alpha dari setiap butir pertanyaan per variabel. Nilai croanbach’s alpha variabel pola asuh X sebesar 0,511 yang menunjukkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan pada variabel tersebut realibel karena nilai 0.511 lebih besar dari nilai standarnya yaitu 0,5. Jumlah pertanyaan N sebesar 19. Untuk pertanyaan yang ada pada variabel prestasi belajar Y sebesar 0,527 yang menunjukkan bahwa keseluruhan butir pertanyaan pada variabel tersebut realibel karena ≥ 0,5 dengan jumlah pertanyaan 11. Universitas Sumatera Utara 87

4.4.3. Korelasi

Untuk mengetahui hubungan antara pola asuh dengan prestasi belajar anak dapat dilakukan dengan analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.40 dibawah menjelaskan mengenai kekuatan hubungan antara variabel X pola asuh dengan variabel Y prestasi belajar. Dari tabel tersebut dapat dilihat angka koefisien korelasi terdapat antara 0,237 dan -0,210 . Tabel 4.40 Uji Korelasi Indikator dari Variabel Penelitian Prestasi Belajar Model Pola Asuh Correlation Coefficient 0.235 Sig. 2-tailed 0,020 N 98 Intensitas Interaksi Correlation Coefficient -0,210 Sig. 2-tailed 0,038 N 98 Persepsi Tentang Nilai Anak Correlation Coefficient 0,237 Sig. 2-tailed 0,019 N 98 Tabel 4.40 diatas menjelaskan mengenai hubungan dari kedua variabel berdasarkan setiap indikatornya. Berdasarkan dari variabel X yaitu dengan indikator model pola asuh yang dikorelasikan dengan variabel Y dengan indikator prestasi belajar memiliki hubungan yang bernilai 0,235 yang menunjukkan hubungan antara keduanya sangat lemah karena mendekati angka koefisien korelasi 0. Tanda satu bintang artinya korelasi signifikan pada angka Universitas Sumatera Utara 88 signifikansi sebesar 0,05. Angka signifikan dari kedua variabel yaitu sebesar 0,020 0,05 yang berarti hubungan antara kedua variabel searah dan bernilai positif yang menunjukkan kedua variabel mempunyai hubungan yang searah. Hubungan antara kedua variabel X dengan indikator model pola asuh dan variabel Y dengan indikator prestasi belajar yaitu sangat lemah dan searah. Uji korelasi berikutnya dilakukan terhadap variabel X yaitu dengan indikator intensitas interaksi yang dikorelasikan dengan variabel Y dengan indikator prestasi belajar memiliki hubungan yang bernilai -2,10 yang menunjukkan bahwa hubungan antara keduanya lemah karena lebih kecil dari 0. Nilai signifikansi dari kedua variabel yaitu sebesar 0,038 0,05 yang berarti hubungan antara kedua variabel bernilai positif yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tidak searah. Hubungan antara kedua variabel X dengan indikator intensitas interaksi dengan variabel Y dengan indikator prestasi belajar yaitu lemah dan tidak searah. Uji korelasi selanjutnya adalah uji terhadap variabel X yaitu dengan indikator persepsi tentang nilai anak yang dikorelasikan dengan variabel Y dengan indikator prestasi belajar memiliki hubungan yang bernilai 0,237 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel sangat lemah karena mendekati 0. Nilai signifikansi dari dari kedua variabel yaitu sebesar 0,019 0,05 yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel searah. Hubungan antara kedua variabel X dengan indikator Persepsi tentang Nilai Anak dengan variabel Y dengan indikator prestasi belajar yaitu sangat lemah dan searah. Hasil analisis yang telah dipaparkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa korelasi antara variabel pola asuh dan variabel prestasi belajar sangat Universitas Sumatera Utara 89 lemah, searah, dan signifikan. Dengan kata lain, jika pola asuh semakin meningkat maka prestasi belajar anak juga meningkat. Maka hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa H a diterima yaitu terdapat hubungan pola asuh dengan prestasi belajar anak. 4.5. Pembahasan 4.5.1. Pola Asuh Pengasuhan atau sering disebut dengan pola asuh berarti bagaimana orangtua memperlakukan anak, mendidik, membimbing dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses kedewasaan, hingga pada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya. Pola asuh atau gaya pengasuhan orangtua adalah cara-cara orangtua berinteraksi secara umum dengan anaknya, dalam hal ini cara yang dilakukan yaitu dengan cara : Pola asuh otoriter, permisif, dan demokrasi. Pola asuh pada penelitian ini dijelaskan dalam 3 indikator yaitu model pengasuhan anak, frekuensi intensitas interaksi, dan persepsi tentang nilai anak. Model pengasuhan anak yaitu bagaimana orangtua menerapkan pola asuh terhadap anaknya sebagai sebuah peraturan yang dijadikan pedoman bagi anak. Pola asuh yang diterapkan oleh setiap keluarga berbeda-beda. Dari beberapa pertanyaan yang ada dalam kuesioner, peneliti menanyakan bagaimana model pengasuhan oleh keluarga di Sei Mati. Pertanyaan ini diharapkan dapat melengkapi variabel pola asuh dari responden. Diperoleh data bahwa model pengasuhan anak yaitu memberi dorongan kepada anak untuk rajin belajar dengan jumlah yang paling banyak adalah responden selalu memberi dorongan kepada anak untuk rajin belajar yaitu 53 orang. Responden yang lainnya menyatakan Universitas Sumatera Utara 90 bahwa mereka sangat sering memberi dorongan kepada anak untuk rajin belajar sebanyak 37 orang. Responden yang paling sedikit adalah yang menyatakan tidak pernah dan jarang memberi dorongan kepada anak untuk rajin belajar yaitu dengan jumlah 4 orang. Dari pertanyaan yang mewakili model pengasuhan anak ini dapat dilihat bahwa mayoritas responden selalu memberi dorongan pada anak untuk rajin belajar. Selain itu, model pengasuhan anak juga dapat dilihat dari data yang diperoleh mengenai apakah responden memberikan penghargaan kepada anak apabila anak meraih nilai yang memuaskan di sekolah. Mayoritas responden selalu memberikan penghargaan pada anak apabila anak mereka berprestasi dengan jumlah 39 orang, responden lain menyatakan tidak pernah sebanyak 25 orang, responden yang menyatakan jarang sebanyak 23 orang, dan minoritas responden menyakan sangat sering sebanyak 11 orang. Indikator lainnya yang menunjukkan pola asuh dari orangtua adalah frekuensi intensitas interaksi orangtua dengan anak. Intensitas interaksi orangtua dengan anak dapat dilihat dari pola komunikasi yang terjadi apakah searah atau dua arah dan seberapa tinggikah frekuensi intesitas komunikasi yang terjadi antara orangtua dengan anak sehari-harinya. Pendapat responden mengenai intensitas interaksi terhadap dapat dilihat dari pertanyaan apakah responden terbuka kepada anak apabila memiliki masalah dan sebaliknya apakah anak juga terbuka kepada orangtua apabila mereka memiliki masalah. Dari data yang diperoleh, mayoritas responden menyatakan selalu dengan jumlah 46 orang, responden lain menyatakan sangat sering dengan jumlah 28 orang, responden yang menyatakan jarang dengan jumlah 16 orang, dan minoritas responden menyatakan tidak pernah dengan jumlah 8 orang. Pertanyaan lain yang mewakili indikator intensitas Universitas Sumatera Utara 91 interaksi terhadap anak adalah apakah orangtua mau memiliki waktu luang untuk anak sepulang bekerja. Mayoritas responden menyatakan selalu dengan jumlah 50 orang, responden lain menyatakan sangat sering dengan jumlah 30 orang, responden yang menyatakan jarang dengan jumlah 13 orang, dan minoritas responden menyatakan tidak pernah dengan jumlah 5 orang. Model pengasuhan anak juga dapat dilihat dari persepsi orangtua tentang nilai anak. Defenisi nilai anak yang dipersepsikan oleh setiap orangtua berbeda- beda. Nilai anak dapat dilihat dari bagaimana mereka memberi dukungan kepada anak untuk rajin belajar sebagai fungsi keluarga dari fungsi pendidikan dan apakah mereka menganggap anak adalah investasi masa depan. Indikator mengenai persepsi tentang nilai anak ini diwakili oleh pertanyaan apakah responden mengutamakan kebutuhan sekolah anak. Apabila orangtua menganggap bahwa pendidikan anak itu penting untuk bekalnya kelak di masa depan, maka orangtua pasti selalu mengutamakan kebutuhan sekolah anak dengan cara mengusahakannya. Dari data yang diperoleh, mayoritas responden menyatakan selalu mengutamakan kebutuhan sekolah anak dengan jumlah 60 orang, responden lain menyatakan sangat sering dengan jumlah 24 orang, responden yang menyatakan jarang dengan jumlah 9 orang, dan minoritas responden menyatakan tidak pernah mengutamakan kebutuhan sekolah anak dengan jumlah 4 orang. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pola asuh yang dimiliki orangtua adalah pola asuh yang bersifat demokratis, yaitu selalu memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak untuk bermotivasi tinggi dalam mencapai prestasi dengan selalu mengusahakan kebutuhan sekolah anak, memberi dorongan Universitas Sumatera Utara 92 untuk rajin belajar, mau terbuka terhadap anak dan mendengar setiap masalah yang dialami oleh anak, serta memberikan penghargaan kepada anak apabila anak berprestasi.

4.5.2. Prestasi Belajar

Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai oleh anak. Anak yang memperoleh hasil belajar yang tinggi, akan mampu menjadi anak yang berprestasi. Menurut Bloom dalam Premana, 2011 bahwa prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian dapat diasumsikan prestasi belajar tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan yang menjurus dengan adanya perubahan tingkah laku. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dijalani oleh anak di bangku sekolah. Prestasi belajar anak pada penelitian ini memiliki 4 indikator, yaitu meliputi kecerdasan, keaktifan, penghargaan, dan indek prestasi nilai. Kesimpulan dari prestasi belajar anak dapat dilihat dari data yang telah dihasilkan dari lapangan dengan pertanyaan mengenai apakah nilai raport anak memuaskan. Mayoritas responden menyatakan selalu dengan jumlah 52 orang, responden lain menyatakan sangat serinng dengan jumlah 27 orang, responden yang menyatakan jarang dengan jumlah 11 orang, dan minoritas responden menyatakan tidak pernah dengan jumlah 8 orang. Pertanyaan lain yang mewakili pernyataan prestasi belajar anak adalah apakah anak mendapat peringkat di kelas. Mayoritas responden menyatakan tidak pernah dan jarang dengan jumlah 31 Universitas Sumatera Utara 93 orang, responden lain menyatakan selalu dengan jumlah 21 orang, dan minoritas responden menyatakan sangat sering dengan jumlah 15 orang.

4.5.3. Pola Asuh Dan Prestasi Belajar

Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar seorang anak di sekolah. Bentuk dari pola asuh keluarga termasuk sebagai salah satu faktor di luar individu yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Orangtua merupakan pendidik atau wadah pertama dan utama bagi anak untuk membangun motivasi belajarnya. Hal ini dikarenakan bahwa orangtua memiliki peranan penting dan bertanggungjawab sebagai lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai makhluk sosial. Motivasi belajar anak yang tinggi berhubungan positif dengan pola asuh yang diberikan oleh orangtua. Pola asuh yang diterima oleh anak lah yang akan menentukan apakah anak memiliki prestasi belajar yang tinggi atau rendah. Korelasi dari pola asuh dan prestasi belajar anak dapat dilihat dari uji korelasi pada tabel 4.40, yang menjelaskan pengaruh pola asuh terhadap prestasi belajar anak. Dari tabel uji korelasi Spearman tersebut dapat terlihat bahwa angka koefisien tertinggi adalah 0,237 dan terendah – 0,210 yang menunjukkan bahwa adanya hubungan pola asuh dengan prestasi belajar. Namun, hubungan antara variabel X dan variabel Y tersebut sangat lemah karena koefisen korelasinya mendekati angka 0. Korelasi dari kedua variabel tersebut bersifat searah, artinya kedua variabel akan saling memperngaruhi satu dengan yang lain. Universitas Sumatera Utara 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dilapangan dan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat ditemukan fakta bahwa terdapat hubungan antara pola asuh dengan prestasi belajar anak. Hubungan yang terkait antara variabel tersebut sangat lemah karena hasil koefisen korelasinya mendekati angka nol 0. Dari beberapa indikator yang terdapat di dalam penelitian ini yang menggambarkan variabel penelitian ini dapat ditemukan beberapa fakta lainnya. Model pengasuhan yang diberikan oleh orangtua dapat berpengaruh pada prestasi belajar anak. Hal ini dapat dilihat dari korelasi dengan koefisien 0,235 dengan taraf signifikansinya 0,020 0,05 yang menunjukkan bahwa hubungan keduanya sangat lemah dan signifikan. Model pengasuhan orangtua yang selalu menekankan kepada anak bahwa pendidikan itu penting akan menghasilkan anak yang berprestasi, sebaliknya orangtua yang tidak peduli terhadap pendidikan anak akan menghasilkan anak yang berprestasi rendah. Frekuensi intensitas interaksi antara orangtua dengan anak juga mempengaruhi kepribadian seorang anak. Orangtua yang terbuka dengan anak, mau mendengarkan kesulitan yang dialami oleh anak, dan memberikan waktu luang untuk anak akan menghasilkan anak yang percaya diri, aktif, dan bermotivasi tinggi. Hal ini dapat dilihat dari korelasi dengan koefisien – 0,210 dengan taraf signifikansinya 0,038 0,05 yang menunjukkan bahwa hubungan keduanya lemah dan signifikan. Universitas Sumatera Utara 95 Persepsi tentang nilai anak juga mempengaruhi prestasi belajar dari seorang anak. Orangtua yang memiliki persepsi bahwa pendidikan itu penting untuk anak, maka mereka akan selalu menasehati, mendukung, dan member dorongan kepada untuk rajin belajar. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasinya yaitu 0,237 dengan taraf signifikansinys 0.019 0,05. Dari hasil olahan data diatas, dapat disimpulkan bahwa model pengasuhan orangtua berpengaruh terdapat prestasi belajar anak. Responden dalam penelitian ini yang selalu memberi dorongan kepada anak untuk rajin belajar menghasilkan anak yang memiliki nilai raport yang memuaskan dan beberapa dari responden memiliki anak yang mendapat peringkat di kelas. Dan intensitas interaksi antara orangtua dengan anak menghasilkan anak yang percaya diri untuk tampil di depan kelas dan berani bertanya pada guru di dalam kelas jika ada yang mereka ingin ketahui. Begitu juga responden yang memiliki persepsi bahwa pendidikan anak sangat penting dengan mengutamakan kebutuhan sekolah anak turut menghasilkan anak dengan motivasi belajar yang tinggi. Hasil dari penelitian ini adalah H a diterima, dimana terdapat pengaruh pola asuh terhadap prestasi belajar anak. Hubungan yang ada antara kedua variabel ini sangat lemah dan signifikan.

5.2. Saran