Analisis Regresi Linier Berganda Uji Determinasi Pengujian Hipotesis

b. Multikolinieritas Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen. Cara yang digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat faktor inflasi varian Variance Inflasi FactorVIF, yang tidak melebihi 4 atau 5 Juliandi, 2013:177. c. Heteroskedasitas Heterokedasitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedasitas; dan jika varians berbeda disebut heterokedasitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas Juliandi, 2013:176. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika pola tertentu, seperti titik-titik poin-poin yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadi heterokedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik poin-poin menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas Juliandi, 2013:176.

3.8.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah analisis untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun rumus analisis linier berganda Umar, 2008:126 adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Keterangan: Y = Kinerja a = bilangan konstanta X 1 = reward X 2 = punishment Universitas Sumatera Utara b 1 = koefisien regresi variabel reward b 2 = koefisien regresi variabel punishment e = standar error

3.8.4. Uji Determinasi

Koefisien determinasi berganda atau R-square R 2 adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh variasi nilai variabel bebas Juliandi, 2013:180. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2006:83. Uji determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen yang dilakukan dengan rumus: D = r 2 x 100

3.8.5. Pengujian Hipotesis

Model regresi linier berganda yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F dan uji t. 1 Uji Siginifikan Simultan Uji-F Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersamaan terhadap variabel terikat. Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat nilai F yakni pada nilai probabilitasnya. Hipotesisnya adalah: a H0 : terdapat pengaruh yang tidak signifikan b Ha : terdapat pengaruh yang signifikan Adapun kriteria penerimaanpenolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut: a Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung ≤ probabilitas yang diterapkan sebesar 0,05 Sig ≤ α 0,05 . Universitas Sumatera Utara b Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung probabilitas yang ditetapkan sebesar 0,05 Sig α 0,05 Juliandi, 2013:180 2 Uji Signifikan Parsial Uji-t Uji t digunakan untuk menguji hipotesis apabila peneliti menganalisis regresi parsial sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat. Maka pengujian ini dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Hipotesisnya adalah: a H0 : terdapat pengaruh yang tidak signifikan b Ha : terdapat pengaruh yang signifikan Adapun kriteria penerimaanpenolakan hipotesisnya adalah sebagai berikut: a Tolak H0 jika nilai probabilitas yang dihitung ≤ taraf signifikansi sebesar 0,05 Sig ≤ α 0,05 . b Terima H0 jika nilai probabilitas yang dihitung taraf signifikansi 0,05 Sig α 0,05 Juliandi, 2013:181. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III PTPN III Persero, merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit CPO dan Inti Sawit Kernel dan produk hilir karet. Pembentukan perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III Medan berawal pada tahun 1985 yaitu ketika terjadi proses pengambilan perusahaan-perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah RI yang dikenal dengan proses “nasionalisasi”. Dimana semua Perusahaan Perkebunan Asing hasil dari nasionalisasi tersebut berubah menjadi Perseroan Perkebunan Negara PPN, embrio yang turut membentuk perusahaan dari NV. Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam RcMA dan NV. Cultuur Mij`de Oekust CMO merupakan Perusahaan Perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda. Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara baru cabang Sumatera Utara PPN baru. Dimana setelah beberapa kali mengalami perubahan bentukstatus hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemerintah Republik Indonesia, pada tahun 1968 PPN oleh Pemerintah direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP. Kemudian pada tahun 1974 status hukum perusahaan diubah menjadi Perseroan Terbatas PT dan diberi nama PT. Perkebunan Persero. Selanjutnya dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha, Perusahaan-perusahaan dalam lingkungan BUMN Sub Sektor Perkebunan melakukan kegiatan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi. Dimana dilakukan perampingan struktur organisasi dari program restrukturisasi tersebut yang telah menggabungkan 27 BUMN Perkebunan. Universitas Sumatera Utara