PASAL 66 SANKSIHUKUMAN DISIPLIN KERJA

1 Rahasia mengenai atau yang ada hubungannya dengan jabatan baik berupa dokumen surat, notulen rapat dan lain-lain, data maupun perintah atau keputusan lain dari pimpinan perusahaan. 2 Rahasia yang menyangkut kekayaan, permodalan, gajiupah, hak milik, organisasi, proses produksi dan kebijaksanaan. h. Melalaikan pelaksanaan tugas pekerjaan yang seharusnya dilakukan, sehingga mengakibatkan timbulnya kerugian bagi perusahaan atau lingkungan kerjanya.

B. PASAL 66 SANKSIHUKUMAN DISIPLIN KERJA

Karyawan yang melanggar ketentuan disiplin berupa Kewajiban dan Larangan sebagaimana dimaksud pada pasal 65 point 1 dan 2 diatas, dapat dijatuhi sanksihukuman disiplin sebagai berikut: 1. Teguran tertulis Teguran tertulis dikenakan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan disiplin kerja perusahaan yang berdasarkan perintah atasan karyawan yang bersangkutan patut diberi hukuman, dan dapat dilaksanakan oleh atasan karyawan langsung. Teguran tertulis hanya dapat dikeluarkan oleh Kepala Bagian, Distrik Manajer, dan Manajer dengan menyampaikan tembusan ke bagian SDM. 2. Peringatan tertulis Peringatan tertulis dikenakan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan disiplin perusahaan. a. Peringatan tertulis untuk: 1 Strata I sd III Peringatan tertulis terhadap karyawan strata I sd III Kantor DireksiDMKebunUnit diterbitkan oleh Kepala BagianDMManajer KebunUnit dengan menyampaikan tembusan ke Distrik dan bagian SDM. Universitas Sumatera Utara 2 Strata IV sd VII Peringatan tertulis terhadap karyawan strata IV sd strata VII Kantor DireksiDMKebunUnit diterbitkan oleh diterbitkan oleh Direksi atas usulan Kepala BagianDistrik Manajer. b. Bagi karyawan yang melakukan kesalahan diberikan peringatan sebagai berikut: 1 Peringatan pertama a Peringatan pertama berlaku selama 6 bulan sejak tanggal diterbitkan surat peringatan tersebut. b Tidak diberikan kenaikan golongan kenaikan golongan ataupun berkala untuk masawaktu tahun diterbitkan surat peringatan. c Tidak berhak atas insentif prestasi untuk jangka waktu 1 satu semester terhitung mulai saat diterbitkan surat peringatan pertama. d Pemberian imbalan balas jasa tahunan bonus dipotong 5 dari total yang diterima. 2 Peringatan kedua a Peringatan kedua berlaku selama 6 bulan sejak tanggal diterbitkan surat peringatan tersebut. b Tidak diberikan kenaikan golongan kenaikan golongan ataupun berkala untuk masawaktu tahun diterbitkan surat peringatan. c Tidak berhak atas insentif prestasi untuk jangka waktu 2 dua kali semester terhitung mulai saat diterbitkan surat peringatan pertama. d Pemberian imbalan balas jasa tahunan bonus dipotong 10 dari total yang diterima. 3 Peringatan ketiga a Peringatan ketiga berlaku selama 6 bulan sejak tanggal diterbitkan surat peringatan tersebut. b Tidak diberikan kenaikan golongan kenaikan golongan ataupun berkala apabila masih batas waktu berlakunya surat peringatan. c Tidak berhak atas insentif prestasi untuk jangka waktu 3 tiga semester terhitung mulai saat diterbitkan surat peringatan pertama. Universitas Sumatera Utara d Pemberian imbalan balas jasa tahunan bonus dipotong 15 dari total yang diterima. 3. Dalam hal karyawan mangkir diatur sebagai berikut: a. Mangkir 1 hari dikenakan teguran tertulis. b. Mangkir kedua dalam 6 bulan berlakunya surat teguran tertulis dikenakan surat peringatan I. c. Mangkir ketiga dalam masa surat peringatan I dikenakan surat peringatan II. d. Mangkir keempat dalam masa surat peringatan I dikenakan surat peringatan III. 4. Penurunan golongan degradasi Penurunan golongan dapat dikenakan kepada karyawan yang dengan sengaja atau lalai melakukan penyimpananpelanggaran terhadap ketentuan yang telah digariskan perusahaan yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. 5. Pemberian sanksihukuman disiplin pada ayat 4 tersebut diatas harus melalui perundingan LKS Bipartit. 6. Pemberhentian untuk sementara waktu skorsing a. Pemberhentian untuk sementara waktu skorsing diberitahukan secara tertulis kepada karyawan: 1 Yang atas penilaian pimpinan perusahaan diduga terlibat suatu pelanggaran namun secara juridis formal masih dalam penelitian. 2 Apabila karyawan ditahan alat Negara dan karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya. b. Jangka waktu pemberhentian untuk sementara waktu skorsing adalah 3 tiga bulan dan dapat diperpanjang maksimal 1 kali untuk jangka waktu 3 tiga bulan dan disusul dengan: 1 Pemutusan hubungan kerja atau penurunan golongan atau sanksi hukuman lainnya oleh perusahaan bila yang bersangkutan terlibat dalam pelanggaran yang dimaksud. 2 Pengaktifan kembali karyawan tersebut di perusahaan dengan ketentuan ke jabatan semula atau setara. 3 Selama masa pemberhentian untuk sementara waktu skorsing, atau karyawan yang ditahan alat Negara maka kepada keluarganya diberikan gaji beserta hak-hak lainnya Universitas Sumatera Utara yang biasa diterima karyawan kecuali premi, lembur, tunjangan khusus, tunjangan jabatan dan kompensasi prestasi. 4 Apabila karyawan yang bersangkutan oleh putusan pengadilan dinyatakan tidak bersalah dalam pelanggaran yang dimaksud, maka yang bersangkutan diaktifkan kembali sebagai karyawan perusahaan dengan ketentuan harus pada jabatan semula atau setara dan sisa hak yang tidak dibayarkan selama masa bebas tugas skorsing dibayarkan penuh. c. Dalam masa pembebasan tugas sementara skorsing tidak diperhitungkan sebagai masa kerja untuk memperoleh: 1 Hak cuti tahunan beserta tunjangannya. 2 Hak cuti panjang beserta tunjangannya. 3 Hak bonus. d. Khusus kecelakaan lalu lintas yang menimpa karyawan saat mengendarai kendaraan pribadi mengakibatkan orang lain luka parah atau meninggal dunia dan dilanjutkan putusan pengadilan dengan vonis penjara kurungan kepada yang bersangkutan selama menjalani masa hukuman dapat diberlakukan pasal 29 tentang cuti diluar tanggungan perusahaan, dengan atas pertimbangan perusahaan. e. Bagi karyawan yang melakukan tindak pidana ringan yang tidak berkaitan dengan perusahaan dan divonis oleh pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, dapat dipekerjakan kembali serta diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. 7. Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh dengan alasan karyawan telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut: a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang danatau uang milik perusahaan. b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan. c. Mabuk, memakai dan atau menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja. d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja. e. Turut terlibat langsung maupun tidak langsung menggarap dan atau mengambil asset perusahaan. Universitas Sumatera Utara f. Menyerang, menganiaya, mengancam, mengintimidasi, atau menghina secara kasar atasan atau keluarga atasanbawahan atau teman sekerja di lingkungan kerja. g. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perundang-undangan. h. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahayacbarang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. i. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di lingkungan kerja. j. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan Negara. k. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana 5 lima tahun atau lebih. l. Melakukan kesalahan yang bobotnya sama setelah mendapat peringatan terakhir yang berlaku. m. Pemutusan Hubungan Kerja dapat dilaksanakan setelah adanya keputusanrekomendasi dari LKS Bipartit. 8. Karyawan yang diputus hubungan kerjanya berdasarkan alasan sebagaimana pada point 7 diatas, dapat memperoleh uang penggantian hak. 9. Bagi karyawan sebagaimana dimaksud pada point 7 diatas yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan perusahaan secara langsung, selain uang penggantian hak diberikan uang pisah yang besar dan pelaksanaannya sesuai pasal 69. Universitas Sumatera Utara 4.2. Penyajian Data 4.2.1. Identitas Responden Tabel 4.1 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Laki-laki 54 60,0 60,0 60,0 Perempuan 36 40,0 40,0 100,0 Total 90 100,0 100,0 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2013 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 60 atau sebanyak 54 orang, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase 40 atau sebanyak 36 orang. Tabel 4.2 Frekuensi Penyebaran Responden Berdasarkan Usia Usia Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 26-35 tahun 34 37,8 37,8 37,8 36-45 tahun 33 36,7 36,7 74,4 diatas 45 tahun 23 25,6 25,6 100,0 Total 90 100,0 100,0 Sumber: Kuesioner Penelitian, 2013 Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden berusia diantara 26 – 35 tahun dengan persentase 37,8 atau sebanyak 34 orang. Sedangkan responden yang berusia diantara 36 – 45 tahun dengan persentase 36,7 atau sebanyak 33 orang, sisanya yaitu responden yang berusia diatas 45 tahun dengann persentase 25,6 atau sebanyak 23 orang. Universitas Sumatera Utara