Pada organisasi-organisasi, berbagai macam tipe kejadian-kejadian aversif digunakan orang sebagai alat pemberian hukuman punisher. Konsekuensi-konsekuensi material misalnya mencakup
kejadian-kejadian seperti:
1. Penurunan dalam upah atau gaji, PHK tanpa mendapatkan uang pesangon.
2. Penurunan pangkat dalam klasifikasi jabatan, atau transfer pekerjaan karena kegagalan
melaksanakan tugas-tugas dengan baik pada masa lampau. Hukuman tertinggi pada organisasi-organisasi adalah PHK, dipecatnya karyawan yang
bersangkutan, karena ia tidak dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan syarat-syarat yang digariskan. Tindakan aversif antar perorangan cenderung lebih banyak digunakan sehari-hari. Sebagai
contoh, pemberian hukuman yang bersifat antarpribadi, dapat misalnya disebut teguran secara lisan yang dilakukan seorang pimpinan terhadap seorang karyawannya karena perilaku karyawan tersebut
tidak sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh organisasi yang bersangkutan Winardi, 2004:246.
2.3.2. Tipe Pemberian Hukuman Menurut Winardi 2004:246 ada dua macam tipe pemberian hukuman, yaitu:
1. Tipe pertama berupa penyajian suatu kejadian aversif setelah terjadi suatu perilaku yang tidak
dikehendaki. 2.
Tipe kedua mencakup ditiadakannnya suatu kejadian yang menyenangkan setelah suatu perilaku yang tidak diinginkan terjadi.
Kedua macam tipe pemberian hukuman menimbulkan efek berupa menyusutnya frekuensi perilaku target.
Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa pemberian hukuman merupakan sebuah teknik pengendalian aversif, yang memanaje perilaku para karyawan, melalui penerapan kejadian-kejadian
yang timbul setelah perilaku tertentu yang tidak dikehendaki terjadi. Pemberian hukuman menimbulkan efek mengurangi frekuensi perilaku yang bersangkutan Winardi, 2004:246.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Perilaku Buruk Yang Terpilih
Tabel 2.1 Contoh dari perilaku yang buruk ditempat kerja Pembakaran
Berbohong Memeras
Informasi yang salah Suap
Pelanggaran privasi Menggertak
Balas dendam Menipu
Sabotase Diskriminasi
Pelecehan seksual Ketidakjujuran
Penganiayaan Spionase
Pencurian Kecuranganpenipuan
Ancaman Tidak beradab
Menyebar gossip dan fitnah Intimidasi
Menyimpan informasi menutupi Reaksi negative
Sumber: Ivancevich, Konopaske dan Matteson 2006:259
Ivancevich, Konopaske dan Matteson 2006:263 menyatakan bahwa, daftar perilaku buruk karyawan yang potensial dapat menjadi daftar yang panjang. Beberapa perilaku buruk yang disajikan
dalam gambar diatas dimasukkan dalam pembahasan berikut. 1
Pelecehan seksual Pelecehan seksual merupakan bentuk agresi dan perilaku yang tidak etis. Perilaku buruk ini
mengambil bentuk godaan seksual yang tidak diinginkan, permintaan untuk pelayanan seksual, dan tindakan fisik atau verbal lain yang bersifat seksual. Pelecehan seksual muncul karena
perbedaan kekuasaan, nafsu, dan untuk beberapa alasan yang tidak sepenuhnya dipahami. Hal ini bukan saja merupakan perilaku buruk tapi juga illegal.
2 Agresi
Agresi di tempat kerja adalah usaha dari seorang individu yang menimbulkan bahaya terhadap orang lain yang sebelumnya bekerja dengannya, atau yang pada saat ini bekerja untuknya, atau
Universitas Sumatera Utara
yang bekerja dalam organisasi itu sendiri. Usaha untuk membahayakan ini dilakukan dengan sengaja dan mengakibatkan cedera psikologis dan juga cedera fisik.
3 Bullying
Bullying didefinisikan sebagai tindakan berulang, yang tidak diinginkan, yang diarahkan kepada rekan kerja yang lain, dimana hal tersebut dilakukan dengan sengaja maupun secara
tidak sadar – jelas menyebabkan rasa malu dan tertekan, dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak menyenangkan.
4 Ketidaksopanan
Ketidaksopanan tempat kerja berhubungan dengan tindak tanduk kasar, tidak sopan, atau merendahkan orang lain. Ini merupakan ujung bawah dari kontinum penganiayaan.
Ketidaksopanan bukan kejahatan atau kekerasan, tapi hal tersebut menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap orang lain. Ketidaksopanan tampak semakin sering terjadi di dalam dan di luar
tempat kerja. Hal ini disayangkan karena penting bagi individu, yang berinteraksi dan bekerja sama, untuk bertindak dengan cara yang beradab.
5 Penipuan
Penipuan didefinisikan sebagai tindakan yang disengaja untuk mengalihkan atau menyalahartikan informasi yang menyebabkan orang lain atau kelompok yang menyerahkan
sesuatu yang berharga. Banyak pimpinan dan nonpimpinan yang dituduh melakukan penipuan. 6
Penyalahgunaan obat di tempat kerja Survey terhadap pekerja penuh waktu yang melaporkan penggunaan obat terlarang menyatakan
bahwa mereka biasanya telah memiliki tiga atau lebih pekerjaan sebelumnya, sering kali tidak hadir ke tempat kerja dan sebagia akibatnya dengan sukarela meninggalkan perusahaan atau
diberhentikan oleh perusahaan. 7
Cyberslacking Internet telah menyediakan fitur teknologi yang memungkinkan banyak karyawan untuk
bersantai dalam pekerjaan harian mereka. Penggunaan internet untuk kepentingan pribadi merupakan suatu bentuk dari bermalas-malasan secara virtual atau “cyberslacking”. Perilaku ini
menghabiskan waktu dan tenaga karyawan yang didedikasikan pada persoalan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan organisasi. Cyberslacking pribadi juga dapat membebani jaringan komputer organisasi. Karyawan yang mengakses situs pornografi di kantor juga memberikan kontribusi
pada perilaku pelecehan seksual. Tabel 2.2 Di mana cyberslacker berselancar ?
Bidang internet Jumlah waktu
Berita umum 29,1
Investasi 22,5
Pornografi 9,7
Travel 8,2
Hiburan 6,6
Olah raga 6,1
Belanja 3,5
Lainnya 143
Sumber: Ivancevich, Konopaske dan Matteson 2006:271
Gambar diatas menunjukkan bagaimana cyberslacker menggunakan waktu mereka berselancar di internet. Kemampuan menghilangkan semua cyberslacking tidaklah mungkin. Akan tetapi,
dengan memiliki aturan, mengkomunikasikannya, dan memberlakukannya akan mengurangi jenis perilaku buruk semacam ini.
8 Sabotase
Suatu bentuk perilaku buruk yang mengeluarkan banyak biaya adalah sabotase, yang berhubungan dengan merusak atau menghancurkan peralatan, tempat kerja atau data rekan
kerja atau organisasi. Sabotase merupakan suatu bentuk kejahatan yang ekstrem. Hal tersebut dideskripsikan sebagai perilaku buruk yang memasukkan sedikit unsure balas dendam. Orang
yang berusaha melakukan sabotase berusaha untuk mengganggu, menghancurkan atau membubarkan organisasi
9 Pencurian
Pencurian didefinisikan sebagai pengambilan, konsumsi, atau transfer uang atau barang tanpa izin dari organisasi. Definisi dari pencurian ini seharusnya mengindikasikan bahwa pencurian
Universitas Sumatera Utara
bukan terbatas pada properti berwujud. Data, informasi, dan kekayaan intelektual, dapat dicuri pula. Pencurian oleh karyawan merupakan persoalan serius yang perlu diatasi pimpinan.
10 Privasi
Privasi ditempat kerja merupakan hal penting yang dihadapi pimpinan dan karyawan. Perspektif manajerial mengenai privasi dapat termasuk pengujian obat terlarang, penggeledahan
komputer, pengintaian dengan menggunakan rekaman kaset atau video, dan memonitor perilaku di luar jam kerja. Kemunculan dan pertumbuhan internet telah menciptakan persoalan
mengenai bagaimana teknologi di tempat kerja dapat mengaburkan batas antara perilaku pribadi dan perilaku profesional. Survey menyatakan bahwa mayoritas perusahaan
menggunakan beberapa bentuk pengawasan danatau pengintaian elektronik untuk menelusuri aktifitas karyawan.
2.3.4. Segi-Segi Potensial Pemberian Hukuman