Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen untuk kelas eksperimen I dan metode Demonstrasi untuk kelas
eksperimen II. Pengukuran kemampuan awal pada materi Ikatan kimia dan Stoikiometri yang merupakan prasyarat untuk menemukan materi Larutan
Elektrolit dan Nonelektrolit melalui percobaan, diukur dengan menggunakan tes awal sebelum pelaksanaan penelitian, sedangkan untuk mengetahui sikap ilmiah
siswa dilakukan dengan memberikan angket sikap ilmiah sebelum berlangsung pembelajaran kimia pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit.
Setelah pembelajaran selesai, siswa diberi tes kemampuan kognitif tentang Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit untuk mengukur prestasi belajar kimia siswa.
1. Hipotesis Pertama
Dari hasil analisis data menggunakan ANAVA tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh p-value metode pembelajaran = 0,998 0,050 maka H
tidak perbedaan prestasi belajar kimia antara siswa yang diberi pembelajaran melalui
metode Eksperimen dan Demonstrasi tidak ditolak, berarti bahwa antara
metode Eksperimen dan Demonstrasi tidak ada perbedaan pengaruhnya terhadap prestasi belajar larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Kedua metode pembelajaran
ini sama kuat pengaruhnya terhadap prestasi belajar Kimia pada materi larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai prestasi
belajar Kimia yang menunjukkan lebih tinggi daripada kriteria ketuntasan minimal KKM: 75,00 yang dipatok, siswa yang dibelajarkan dengan metode
Eksperimen dan Demonstrasi masing-masing reratanya 80,766 dan 79,875.
Hasil uji lanjut yang dilakukan lampiran analisis data memberikan informasi bahwa kedua kelas, Eksperimen dan Demonstrasi masing-masing
memperoleh rerata prestasi 80,766 dan 79,875 dengan hasil p-value sebesar 0,607. Hasil tersebut jelas
menggambarkan tidak adanya perbedaan kekuatan atau pengaruh kedua metode tersebut. Dengan demikian, kedua metode pembelajaran
ini menurut Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditetapkan, ternyata sama-sama dapat digunakan dalam pembelajaran Kimia khususnya pada materi
Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Jadi, dalam praktiknya guru boleh memilih salah satu dari kedua metode tersebut dengan metode Eksperimen sebagai
pilihan utamanya.
Metode Eksperimen dan Demonstrasi dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap materi kimia larutan Elektrolit dan Nonelektrolit karena mengedepankan
urutan proses yang jelas baik pada metode Eksperimen maupun Demonstrasi. Dengan cara ini siswa akan merasa bahwa mereka mampu menyelesaikan
permasalahan. Pada dasarnya penggunaan metode pembelajaran Eksperimen dan Demonstrasi akan menghasilkan motivasi diri siswa yang lebih tinggi dalam
memecahkan soal-soal kimia pada materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. Meski sama-sama berhasil mengantarkan siswa memperoleh prestasi di atas batas
kriteria ketuntasan minimal, masih dapat dicermati kecenderungan metode Eksperimen yang memiliki kecenderungan arah pengaruh positif, sedangkan
metode Demonstrasi cenderung negatif, lebih rendah reratanya daripada rerata
total data nilai. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut,
Grafik 4.9 Analisis Mean Metode terhadap Prestasi Belajar Kimia
2. Hipotesis kedua