ketelitian dan keuletan, hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran, tidak semua materi dapat disampaikan dengan metode Eksperimen,
setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi hasil percobaan, dan sangat menuntut
penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan. Dalam menggunakan metode Eksperimen, langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ada tiga. Langkah pertama adalah persiapan eksperimen yang meliputi: menetapkan tujuan eksperimen, mempersiapkan alat dan bahan
yang diperlukan, mempersiapkan tempat eksperimen, membagi jumlah siswa dalam delapan kelompok dengan mempertimbangkan keefektifan proses
penemuan konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit, meminta siswa melakukan percobaan, memperhatikan keamanan dan kesehatan, memperhatikan disiplin,
dan memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahap-tahap yang harus dilakukan siswa. Langkah kedua adalah pelaksanaan eksperimen yang
meliputi siswa memulai percobaan dan pada waktu siswa melakukan percobaan, guru mengamati proses percobaan yang dilakukan siswa atau mendiskusikan
gejala-gejala yang dikemukakan siswa serta memberikan dorongan dan bantuan kesulitan-kesulitan yang dihadap siswa. Langkah ketiga adalah tindak lanjut
eksperimen meliputi: memeriksa dan menyimpan kembali peralatan yang digunakan, meminta siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa
guru, mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, dan menyimpulkan.
b. Metode Demonstrasi
Menurut Roestiyah N.K dan Yumiati Suharto 1991:83, metode Demosntrasi adalah cara mengajar di mana seorang instruktur atau guru
menunjukkan, memperlihatkan suatu proses, sehingga siswa dalam kelas dapat mengamati, mendengarkan, meraba-raba dan merasakan proses yang ditunjukkan
oleh guru. Jadi metode Demonstrasi merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan jalan menunjukkan dan memperlihatkan benda atau suatu proses baik
sebenarnya ataupun tiruan. Sesuai dengan ciri-ciri IPA yang selalu berkembang melalui pengamatan percobaan diskusi dan pemecahan masalah sehingga metode
Demonstrasi sangat cocok apalagi digunakan dalam pembelajaran kimia. Pembelajaran
yang menggunakan
metode Demonstrasi,
guru tidak
mengedepankan teori-teori dalam diri siswa tetapi siswa aktif mengamati dan
akhirnya dapat menyimpulkan hal-hal yang dipelajari. Metode Demonstrasi
merupakan metode mengajar yang sangat efektif sebab membantu para siswa
untuk mencari jawaban sendiri berdasarkan fakta yang benar. Metode ini digunakan bila alat tidak mencukupi dan diharapkan siswa mampu mengamati,
mendemonstrasikan, mendiskusikan serta menarik kesimpulan. Metode Demonstrasi dapat dilaksanakan oleh guru atau siswa di bawah
bimbingan guru, dengan memperlihatkan proses atau kejadian, atau alat kerjanya kepada siswa. Pembelajaran IPA dengan metode Demonstrasi juga digunakan
untuk mengembangkan pengertian, mengemukakan masalah, memperlihatkan kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoretis dan memperkuat
pengertian. Kelebihan-kelebihan metode Demonstrasi, antara lain: pelatihan siswa dapat lebih terarah pada hasil pembelajaran yang sedang dipelajari,
pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa, menambah aktifitas siswa dalam belajar karena siswa melakukan kegiatan
peragaan, dan menghemat waktu belajar di kelas. Selain itu, metode Demonstrasi menjadikan hasil belajar lebih mantap, membantu siswa dalam mengejar
ketinggalan penguasaan atas materi pelajaran khususnya yang didemonstrasikan itu, membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa, dan memberikan
pemahaman yang lebih tepat dan jelas. Kelemahan-kelemahan metode Demonstrasi, antara lain memerlukan
keterampilan demonstran secara khusus sehingga penyajiannya harus menarik dan mudah dipahami. Selain itu, tempat untuk melaksanakan demonstrasi harus cukup
tinggi sehingga proses dapat diamati oleh seluruh siswa. Langkah-langkah yang dilakukan pada penggunaan metode Demonstrasi pada penelitian ini ada tiga.
Langkah pertama adalah persiapan demonstrasi, meliputi: menetapkan tujuan percobaan, mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mempersiapkan
tempat demonstrasi, membagi jumlah siswa dalam delapan kelompok dengan mempertimbangkan keefektifan proses penemuan konsep Larutan Elektrolit dan
Nonelektrolit, sebagian siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan di depan kelompok lain, memperhatikan keamanan dan kesehatan untuk
memperkecil dan menghindari resiko yang merugikan atau berbahaya, memperhatikan disiplin dan tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan dan
bahan yang digunakan, dan memberikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan dan tahap-tahap yang harus dilakukan siswa.
Langkah kedua adalah pelaksanaan demonstrasi. Pertama, guru menentukan kelompok siswa yang akan melakukan percobaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara menawarkan kepada siswa untuk melakukan demonstrasi atau dengan cara guru menunjuk langsung kepada kelompok tertentu untuk melaksanakan
demonstrasi. Selanjutnya, pada waktu siswa melakukan demonstrasi, guru mengamati proses demonstrasi yang dilakukan siswa, mendiskusikan gejala-gejala
yang dikemukakan oleh siswa, dan memberikan dorongan serta bantuan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadap siswa selama pelaksanaan
demonstrasi. Langkah ketiga adalah tindak lanjut demonstrasi dengan tahapan memeriksa
dan menyimpan kembali peralatan yang digunakan dan meminta siswa mengumpulkan laporan percobaan untuk diperiksa guru. Setelah itu
mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama percobaan, dan menyimpulkan hasil percobaan. Ketika membuat kesimpulan hasil demonstrasi,
guru hendaknya dapat menjadi fasilitator sehingga siswa mampu membuat kesimpulan yang benar, yaitu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan demonstrasi.
4. Kemampuan Awal