Analisis Variansi PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN

adalah prestasi belajar kimia, sedangkan sebagai faktornya adalah metode pembelajaran Eksperimen dan Demonstrasi, kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa. Hasil uji homogenitas disajikan dalam tabel 4.11 dan hasil analisis selengkapnya disajikan pada lampiran 24 hasil analisis data. Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas No. Respon Faktor p-value Keputusan F-test Levene’s 1. Prestasi Metode 0,788 0,940 Homogen 2. Prestasi Kemampuan Awal 0,359 0,408 Homogen 3. Prestasi Sikap Ilmiah 0,134 0,048 Homogen Dari tabel 4.11 di atas terlihat bahwa semua nilai p α 0,050 untuk kriteria uji F, sehingga semua H data tidak menyalahi kriteria Homogenitas yang diajukan tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa homogenitas data prestasi siswa terpenuhi, sehingga uji selanjutnya, yaitu uji ANAVA dapat dilakukan.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN

Dalam berbagai kasus, diperlukan pengujian signifikansi perbedaan tidak hanya antara dua mean sampling, tetapi juga antara tiga, empat atau lebih. Salah satu alternatif pengujian yang disertakan MINITAB 15 untuk kasus seperti yang diperkirakan di atas adalah prosedur uji hipotesis Analysis of Variance, ANOVA atau Analisis Variansi, ANAVA.

1. Analisis Variansi

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan ANAVA tiga jalan sebab, faktor yang terlibat dan bertindak sebagai variabel bebas sejumlah tiga faktor, yaitu metode pembelajaran, kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa. Adapun rangkuman hasil analisis variansi tiga jalan dengan frekuensi sel tidak sama dapat dicermati pada tabel 4.12 sedangkan hasil lengkapnya tercantum pada lampiran 25 . Tabel 4.12 Rangkuman ANAVA Tiga Jalan Prestasi Belajar Kimia Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Metode 1 25,38 0,00 0,00 0,00 0,998 K-KA 1 5027,17 4658,29 4658,29 101,96 0,000 K-SI 1 729,37 532,79 532,79 11,66 0,001 MetodeK-KA 1 106,85 232,71 232,71 5,09 0,026 MetodeK-SI 1 33,00 15,61 15,61 0,34 0,560 K-KAK-SI 1 576,59 577,91 577,91 12,65 0,001 MetodeK-KAK-SI 1 43,14 43,14 43,14 0,94 0,333 Error 120 5482,36 5482,36 45,69 Total 127 12023,87 S = 6,75917 R-Sq = 54,40 R-Sqadj = 51,74 Hasil tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penolakan Hipotesis penelitian sebagai berikut: a. H 01: Tidak ada perbedaan prestasi belajar kimia antara siswa yang diberi pembelajaran melalui metode Eksperimen dan Demonstrasi, tidak ditolak sebab p-value metode = 0,998 0,050. b. H 02: Tidak ada perbedaan prestasi belajar kimia antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah, ditolak sebab p-value kemampuan awal siswa = 0,000 0,050. c. H 03: Tidak ada perbedaan prestasi belajar kimia antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah, ditolak sebab p-value sikap ilmiah siswa = 0,001 0,050. d. H 012: Tidak ada interaksi antara metode Eksperimen dan Demonstrasi dan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa, ditolak sebab p-value interaksi metode dan kemampuan awal = 0,026 0,050. e. H 013: Tidak ada interaksi antara metode Eksperimen dan Demonstrasi dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa, tidak ditolak sebab p-value interaksi metode dan sikap ilmiah = 0,560 0,050. f. H 023: Tidak ada interaksi antara kemampuan awal siswa dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa, ditolak sebab p-value interaksi antara kemampuan awal dan sikap ilmiah = 0,001 0,050. g. H 0123: Tidak ada interaksi antara metode Eksperimen dan Demonstrasi, kemampuan awal siswa, dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa, tidak ditolak sebab p-value interaksi antara metode, kemampuan awal dan sikap ilmiah = 0,333 0,050. Oleh karena ada hasil yang nilai probabilitasnya lebih kecil daripada alpha p-value α, maka diperlukan uji statistik lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan awal mana yang memberikan pengaruh signifikan dan sikap ilmiah mana yang lebih berpengaruh dan bagaimana bentuk interaksi antar faktor terhadap prestasi belajar kimia.

2. Uji Lanjut Analisis Variansi Tiga Jalan

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI

0 9 56

PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN DAN INKUIRI TERBIMBING DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT UKUR

2 12 111

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI TRAINING DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS SISWA

2 10 141

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 129

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEINGINTAHUAN DAN PERHATIAN SISWA

0 4 175

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN ANALISIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 13

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN PROYEK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN SIKAP ILMIAH SISWA | Junaedi | Inkuiri 5661 12118 1 SM

0 1 12

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA | Puspita | Inkuiri 9238 19645 1 SM

0 0 9