Hubungan Jumlah Ikan gr dengan Tingkat Kecukupan Protein

4.4 Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak

Balita Adapun indikator dari konsumsi ikan yang akan dihubungkan dengan tingat kecukupan protein pada penelitian ini adalah jumlah konsumsi ikan.

4.4.1 Hubungan Jumlah Ikan gr dengan Tingkat Kecukupan Protein

Anak Balita 12-36 bulan Berikut hubungan jumlah ikan yang dikonsumsi oleh anak balita pada keluarga nelayan di Kelurahan Pasir Bidang dengan tingkat kecukupan protein per hari yang dianjurkan oleh peraturan menteri kesehatan. Tabel 4.13 Distribusi Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita 12-36 bulan berdasarkan Jumlah Ikan gr yang dikonsumsi di Kelurahan Pasir Bidang, Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapanuli Tengah Pengkategorian jumlah ikan gr disesuaikan dengan rata-rata jumlah ikan gr yang dikonsumsi per harinya oleh balita di Kelurahan Pasir Bidang. Dikategorikan cukup apabila jumlah ikan gr yang dikonsumsi lebih dari atau sama dengan rata-rata jumlah konsumsi ikan gr. Sebaliknya, dikategorikan tidak cukup apabila jumlah ikan gr yang dikonsumsi kurang dari rata-rata jumlah konsumsi ikan per hari di kelurahan Pasir Bidang. Tabel diatas menunjukkan bahwa dalam hal kecukupan protein berdasarkan jumlah ikan, diperoleh persentase tertinggi berasal dari balita berumur 12-36 bulan yang tingkat kecukupan proteinnya cukup dengan jumlah ikan yang dikonsumsi juga cukup, yaitu sebanyak 17 orang 89,5. Sedangkan Universitas Sumatera Utara persentase terkecil adalah balita berumur 12-36 bulan dengan tingkat kecukupan protein yang tidak cukup dan jumlah ikan yang dikonsumsi ikan tidak cukup, yaitu sebanyak 2 orang 10,5. Tabel diatas juga menunjukkan bahwa rasio prevalensi tingkat kecukupan protein berdasarkan jumlah ikan gr yang dikonsumsi yaitu sebesar 10. Yang artinya, anak balita berumur 12-36 bulan yang jumlah konsumsi ikan gr cukup kemungkinan besar tercukupi proteinnya 10 kali lebih besar dibandingkan anak balita dengan jumlah konsumsi ikan gr tidak cukup. Hal ini didukung pula dengan hasil uji statistik p = 0,003 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah ikan yang dikonsumsi dengan tingkat kecukupan protein.

4.4.2 Hubungan Jumlah Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita 37-60 bulan

Dokumen yang terkait

Sumbangan Protein Ikan terhadap Konsumsi Total Protein Anak SD Keluarga Nelayan dan Bukan Nelayan Pada SD 065002 Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan 2002

0 30 61

Sumbangan Konsumsi Ikan Dan Makanan Jajanan Terhadap Kecukupan Gizi Anak Balita Pada Keluarga Nelayan Buruh Dan Nelayan Juragan

0 12 11

Sumbangan Konsumsi Ikan dan Makanan Jajanan terhadap Kecukupan Gizi Anak Balita pada Keluarga Nelayan Buruh dan Nelayan Juragan

0 8 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI PROTEIN HEWANI DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL.

0 0 47

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 18

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

1 1 2

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 7

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 27

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 4

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 19