Angka Kecukupan Protein Angka Kecukupan Protein pada anak Balita

dengan status ekonomi menengah hingga tinggi berpeluang 1,11 kali mengkonsumsi ikan yang lebih tinggi dibandingkan status ekonomi rendah.

2.5.3.3 Konsumsi Ikan pada Keluarga Nelayan

Berdasarkan pendapat Waysima, dkk 2010, dapat disimpulkan bahwa sikap anak dari keluarga nelayan terhadap makan ikan laut ditentukan oleh wilayah pesisir, yang berarti ketersediaan ikan dalam jumlah banyak dan relatif segar di suatu wilayah sangat menentukan hal yang berkaitan dengan kegiatan anak mengonsumsi ikan laut. Pola makan keluarga, yang berarti anak cenderung mengikuti pola makan orangtua dalam mengonsumsi ikan laut. Begitu juga dengan sikap afektif atau kesukaan ibu terhadap ikan laut akan memberikan kontribusi nyata ke sikap anak dalam mengonsumsi ikan laut.

2.6 Protein

2.6.1 Angka Kecukupan Protein

Protein terdiri dari asam asam amino. Disamping menyediakan asam amino esensial, protein juga mensuplai energi dalam keadaan energi terbatas dari karbohidrat dan lemak. Pangan sumber protein hewani meliputi daging, telur, susu, ikan, seafood dan hasil olahnya. Pangan sumber protein nabati meliputi kedele, kacang - kacangan dan hasil olahnya seperti tempe, tahu, susu kedele. Secara umum mutu protein hewani lebih baik dibanding protein nabati. Di Indonesia kotribusi energi dari protein hewani terhadap total energi relatif rendah yaitu 4 Hardinsyah dkk, 2001, yang menurut FAO RAPA 1989 sebaiknya sekitar 15 dari total energi. Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Angka Kecukupan Protein pada anak Balita

Kecukupan protein seseorang dipengaruhi oleh berat badan, usia tahap pertumbuhan dan perkembangan dan mutu protein dalam pola konsumsi pangannya. Bayi dan anak-anak yang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat membutuhkan protein lebih banyak perkilogram berat badannya dibanding orang dewasa IOM, 2005. Perhitungan kecukupan protein didasarkan pada kebutuhan protein per kilogram berat badan menurut umur dan jenis kelamin berdasarkan hasil review yang dilakukan IOM 2005; demikian pula untuk tambahan kecukupan protein bagi ibu menyusui IOM, 2005, dengan data berat badan rata–rata sehat penduduk Indonesia menurut kelompok umur dan jenis kelamin, seperti halnya pada perhitungan AKE. Perhitungan kecukupan protein disesuaikan dengan rata - rata berat badan sehat, serta dikoreksi dengan faktor koreksi mutu protein Hardinsyah, dkk, 2011. Asumsi mutu protein diet penduduk Indonesia pada perhitungan AKG yang lalu adalah 85 perlu disempurnakan dengan mutu protein 80. Ini artinya faktor koreksi mutu protein pada AKG 2012 ini adalah 10080 atau 1.3. Sedangkan faktor koreksi mutu protein bagi perempuan hamil adalah 1.2 karena pada saat hamil menurut IOM 2005 terjadi efisiensi penyerapan zat gizi termasuk protein sekitar 10. Selain itu dengan mempertimbangkan bahwa asam manio esensial pada diet usia anak dan remaja cenderung defisit, dan protein terutama protein hewani turut berperan dalam pertumbuhan linear atau pencegahan stunting, maka koreksi mutu protein 1.3 tidak diberlakukan pada anak Universitas Sumatera Utara dan remaja tetapi ditingkatkan menjadi 1.5. Berikut rumus perhitungan kecukupan protein Hardinsyah, dkk, 2011 : Kecukupan protein = AKP x BB x faktor koreksi mutu protein Keterangan : AKP = Angka kecukupan protein gkgBBhari BB = Berat badan aktual kg Faktor koreksi mutu protein umum = 1.3 bagi dewasa dan 1.5 bagi anak dan remaja. Faktor koreksi mutu protein Perempuan hamil = 1.2 Tabel 2.4 Angka Kecukupan Protein Rata-Rata yang Dianjurkan Per Orang Per Hari 2013 pada Balita Golongan Umur thn Berat Badan kg Tinggi Badan cm Protein g Kecukupan Protein kg BB Faktor Koreksi 1-3 13 91 26 1.3 1.5 4-6 19 112 35 1.2 1.5 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia Pemenuhan kebutuhan gizi mikro yang berkualitas berkaitan erat dengan konsumsi protein, terutama protein hewani. Dalam kaitannya dengan mengatasi masalah gizi mikro terutama mineral zat besi, zink, selenium, kalsium dan vitamin B12, serta masalah stunting sejak usia dini yang merupakan masalah gizi dan kesehatan masyarakat di Indonesia, perlu ditingkatkan asupan protein terutama dari pangan hewani. Guna memperoleh mutu protein dan mutu zat gizi mikro yang lebih baik, paling tidak seperempat 25 AKP dipenuhi dari protein hewani. Porsi ikan akan lebih banyak dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani penduduk Indonesia, karena dalam pola pangan penduduk saat ini sekitar 60 kuantitas pangan hewani penduduk berasal dari ikan Hardinsyah dkk, 2011. Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Kontribusi Ikan terhadap Protein

Dokumen yang terkait

Sumbangan Protein Ikan terhadap Konsumsi Total Protein Anak SD Keluarga Nelayan dan Bukan Nelayan Pada SD 065002 Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan 2002

0 30 61

Sumbangan Konsumsi Ikan Dan Makanan Jajanan Terhadap Kecukupan Gizi Anak Balita Pada Keluarga Nelayan Buruh Dan Nelayan Juragan

0 12 11

Sumbangan Konsumsi Ikan dan Makanan Jajanan terhadap Kecukupan Gizi Anak Balita pada Keluarga Nelayan Buruh dan Nelayan Juragan

0 8 11

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KONSUMSI PROTEIN HEWANI DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL.

0 0 47

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 18

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

1 1 2

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 7

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 27

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 4

Hubungan Konsumsi Ikan dengan Tingkat Kecukupan Protein Anak Balita pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

0 0 19