Risiko Hukum Dari Suatu Perusahaan Yang Tidak Melaksanakan CSR

lahan-lahan pertanian seperti yang terjadi di Kecamatan Sungai Geringging. Dengan memerhatikan beberapa fenomena di atas, sudah sepantasnya bila perusahaan-perusahaan tersebut menggambarkan biaya CSR untuk mengatasi dampak negatif operasi perusahaan terhadap lingkungan di sekitarnya. 132

D. Risiko Hukum Dari Suatu Perusahaan Yang Tidak Melaksanakan CSR

Kewajiban melaksanakan CSR di Indonesia diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman modal di Indonesia yang diatur di dalam UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang diatur dalam berbagai pasalnya yaitu sebagai berikut : Pasal 15 Setiap penanam modal berkewajiban : a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan penanaman modal e. mematuhi semua ketentuan perundang-undangan 133 Dalam penjelasan pasal demi pasal undang-undang ini, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan “tangung jawab sosial perusahaan” sebagaimana tercantum pada Pasal 15 huruf b adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanam modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, 132 Ibid, hal 171. 133 UU Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 15. Universitas Sumatera Utara seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. 134 a. menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan Pasal 16 Setiap penanam modal bertanggung jawab : b. menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan c. menciptakan iklim persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara d. menjaga kelestarian lingkungan hidup e. menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja ; dan f. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan 135 Pasal 34 Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa : a. peringatan tertulis b. pembatasan kegiatan usaha c. pembekuan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal d. pencabutan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal 136 Dari pengaturan-pengaturan di atas, dapat disimpulkan bahwa kewajiban dan tanggug jawab sosial perusahaan telah ditambah, bukan lagi hanya kepada pemilik modal semata, melainkan juga kepada lingkungan hidup, karyawan dan keluarganya, konsumen, dan masyarakat sekitar Pasal 16 huruf d dan e UU Nomor 25 Tahun 2007. 134 Penjelasan Pasal 15 UU Nomor 25 Tahun 2007. 135 UU Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 16. 136 UU Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 34. Universitas Sumatera Utara Risiko hukum apabila badan usaha atau usaha perseorangan tidak memenuhi kewajiban sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 15 huruf b akan dikenakan sanksi administratif yang berupa : a. peringatan tertulis b. pembatasan kegiatan usaha c. pembekuan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal d. pencabutan kegiatan usaha dan atau fasilitas penanaman modal 137 Selanjutnya kewajiban pelaksanaan CSR diatur di dalam Pasal 74 UUPT Nomor 40 Tahun 2007 yaitu : Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Pasal 74 1 Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3 Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. 138 Dalam penjelasan Pasal 74 ayat 3 UUPT disebutkan secara jelas bahwa sanksi yang dikenakan bagi perseroan yang melanggar ketentuan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan ini akan dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait. 139 137 UU Penanaman Modal Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 34. 138 UUPT Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74. 139 Penjelasan Pasal 74 ayat 3 UUPT. Hal ini berarti sanksi bagi perusahaan yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan tidak diatur secara spesifik dalam UUPT tersebut melainkan diserahkan kepada peraturan perundang-undangan Universitas Sumatera Utara yang terkait. Dalam penjelasan Rancangan Peraturan Pemerintah mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan disebutkan, peraturan perundang- undangan yang terkait di bidang sosial dan lingkungan adalah UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. 140 Pasal 74 UU Nomor 40 Tahun 2007 adalah peraturan yang memayungi pelaksanaan CSR di Indonesia Umbrella Act. Dengan demikian sesuai dengan amanah yang diberikan oleh UUPT tersebut, pemerintah perlu membuat aturan pelaksanaannya dalam bentuk Peraturan Pemerintah. Dalam membuat peraturan pemerintah ini, pemerintah diharapkan tidak salah menafsirkan CSR sebagai aturan yang dibuat nantinya justru memberatkan perusahaan dan akan menghilangkan makna dari CSR itu sendiri. Dengan Namun hingga skripsi ini diketik, RPP tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan tersebut belum juga kunjung disahkan oleh pemerintah sehingga pengaturan risiko hukum atau sanksi yang diatur di dalam RPP itu menimbulkan ketidakpastian hukum karena RPP tidak mempunyai kekuatan hukum dan kesulitan dalam hal penerapan sanksi bagi perusahaan yang tidak melaksanakan CSR. 140 www.hukumonline.com tentang Ini Dia RPP CSR Teranyar tanggal 12 Juni 2009 diakses tanggal 28 Agustus 2009. Universitas Sumatera Utara dimasukkannya CSR dalam UU Nomor 40 Tahun 2007, CSR yang pada awalnya muncul karena kesadaran perusahaan dan lebih merupakan moral liability, menjadi legal liability. 141 Kemudian perlu UUPT ini agar memenuhi rasa keadilan kepada pelaku usaha. Untuk itu pemerintah perlu menyiapkan konsesi apa yang akan dinikmati pengusaha jika menerapkan kebijakan CSR. Tentunya tidak adil jika sebagian risiko yang ditanggung pemerintah berkurang, namun mengakibatkan kewajiban bagi pihak lain menjadi berat. Penting artinya bagi pemerintah untuk meletakkan landasan konstitusional yang sama agar menjadi rambu-rambu yang adil antar dunia usaha, karena sebelumnya CSR hanya dipedulikan sekelompok kecil korporasi. Kerja pemerintah di sisi lain memang menjadi ringan, karena pengelolaan lingkungan akhirnya terdesentralisasi pada cluster-cluster kecil yang lebih mudah dikendalikan. Pemerintah masih berupaya mencari titik keseimbangan yang paling sesuai agar kalangan dunia usaha tidak sampai dirugikan atau terpaksa mencari lokasi investasi di tempat lain atau bahkan menghambat investasi dan masyarakat setempat juga mendapatkan keuntungan. Pemerintah diharapkan bijak dalam mengatur CSR. Memang diakui hingga saat ini Peraturan Pemerintah yang diharapkan, belum diterbitkan oleh pemerintah. Oleh sebab itu masih sering terjadi perbedaan pendapat terhadap kewajiban CSR dalam UUPT. 142 141 Gunawan Widjaja Yeremia Ardi Pratama, Op.cit. Hal 100. 142 Ika Safithri, Analisis Hukum Terhadap Pengaturan CSR pada UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Tesis pada Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana USU, Medan, 2008. hal 131. Universitas Sumatera Utara Jika bagi pemerintah Pasal 74 UUPT melahirkan kewajiban untuk membuat suatu Peraturan Pemerintah yang akan memayungi dan menjembatani berbagai macam peraturan terkait dengan kegiatan CSR, bagi perseroan terbatas, khususnya perseroan terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam, maupun perseroan terbatas pada umumnya yang ingin melaksanakan CSR sebagai bagian dari nafas dan kehidupan perseroan terbatas tersebut dalam rangka memelihara kesinambungan sustainability perseroan dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh stakeholders perseroan, maka dimasukkannya konsep CSR dalam UUPT menimbulkan konsekuensi bagi PT, yaitu : 1. PT harus memiliki corporate identity Sebelum melaksanakan kegiatan CSR-nya perusahaan harus mampu mengidentifikasikan dirinya melalui visi, misi dan nilai-nilai perusahaan serta menempatkan dirinya dalam posisi yang tepat di tengah komunitas dan lingkungannya. Identitas perusahaan ini akan menentukan konsepsi dan cara pandang perusahaan terhadap kegiatan CSR yang akan mereka lakukan dan penuangannya dalam rencana kerja tahunan guna mencapai kinerja yang terbaik. 2. PT harus mampu merumuskan kegiatan CSR-nya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1 CSR bukanlah kegiatan philanthropy 2 Pelaksanaan CSR memerlukan keterlibatan dari semua stakeholders 3 Pelaksanaan CSR menuntut keterlibatan aktif perusahaan Universitas Sumatera Utara 4 Tujuan pelaksanaan CSR adalah sustainability perusahaan, lingkungan dan sosial 5 Pelaksanaan CSR disesuaikan dengan kemampuan perusahaan 143 6 Pelaksanaan CSR disesuaikan dengan kedelapan peraturan perundang- undangan yang terkait di bidang sosial dan lingkungan seperti yang disebutkan di dalam RPP tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan antara lain : 1 UU Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian 2 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat khususnya mengenai perjanjian dan kegiatan yang dilarang 3 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia khususnya mengenai hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia yang termasuk di dalamnya hak-hak pekerja wanita dan anak-anak 4 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan khususnya mengenai pengelolaan hutan yang termasuk di dalamnya tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan, perizinan usaha kehutanan, perlindungan hutan dan konservasi alam, hak-hak masyarakat adat, dan hal-hal lain yang terkait dengan masalah kehutanan 5 UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya mengenai perlindungan, pengupahan dan kesejahteraan karyawan, 143 Gunawan Widjaja Yeremia Ardi Pratama, Op.cit. Hal 101. Universitas Sumatera Utara penggunaan tenaga kerja anak-anak dan hak-hak tenaga kerja wanita 6 UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Pelaksanaan CSR juga berlaku bagi BUMN yang mengacu pada UU ini 7 UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air khususnya mengenai pengelolaan sumber daya air, pola pengelolaan sumber daya air, rencana pengelolaan sumber daya air, hak guna air, hak guna pakai air, hak guna usaha air dan aturan lainnya yang terkait dengan sumber daya air 8 UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara khususnya aturan mengenai penggolongan bahan-bahan galian, kuasa pertambangan, hubungan antara kuasa pertambangan dengan hak-hak atas tanah dan segala aturan lainnya yang terlait dengan masalah pertambangan 3. Merumuskan CSR-nya dalam setiap rancangan kerja perusahaan dan melaporkannya dalam laporan tahunan perusahaan sesuai dengan ketentuan Pasal 74 ayat 2 UUPT sebagaimana juga disebutkan dalam Pasal 5 dan 6 Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Dalam Pasal 4 Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan disebutkan pelaksanaan CSR perusahaan ini dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan. Penjelasan Pasal 4 Rancangan Peraturan Pemerintah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan menyebutkan bahwa : Universitas Sumatera Utara “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang dilaksanakan di dalam lingkungan Perseroan misalnya keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja” dan “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang dilakukan di luar lingkungan Perseroan misalnya pemberdayaan masyarakat community development sepanjang diatur UU terkait beserta peraturan pelaksanaannya, pengolahan limbah pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan hidup” 4. Secara internal PT harus mensosialisasikan pelaksanaan CSR kepada seluruh stakeholders perusahaan agar setiap stakeholder dapat bersama- sama terlibat secara aktif dan berkesinambungan dalam mendukung kegiatan CSR perusahaan. Stakeholders yang perlu mendapat sosialisasi dari perusahaan yaitu : a. Pemegang saham b. Karyawan c. Pemerintah d. Konsumen e. Komunitas f. Pihak-pihak lain yang dapat digolongkan sebagai stakeholders perusahaan 144 144 Ibid, hal 104-105. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR)Internal dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi Sumatera Utara

18 141 162

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Bentuk Program Corporate Social Responsibility Bank Nagari dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal(Studi Pada Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan)

6 71 112

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70