2007 yaitu UU Investasi dan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 yaitu UU Peseroan Terbatas.
2. Secara Praktis
Pembahasan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pembaca juga sebagai bahan untuk kajian bagi para akademisi dalam
menambah wawasan pengetahuan terutama di bidang pelaksanaan CSR.
D. Keaslian Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini berjudul “Risiko Hukum dan Bisnis Perusahaan Tanpa CSR” ada beberapa mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara yang telah menulis skripsi tentang CSR, antara lain :
1. Revondy Khisty 030200095 dengan judul skripsi :
“CSR yang Dilakukan PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. terhadap Masyarakat Sekitar Toba Samosir”.
2. Aimi Solidei Manalu 040200015 dengan judul skripsi :
“CSR yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Studi pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jl. Imam Bonjol No. 18 Medan.
3. Duma Natalia Saragih 040200014 dengan judul skripsi :
“Pelaksanaan Prinsip CSR Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Studi pada PT. Telkom Kandatel, Medan Jl. Prof. H.M.Yamin, SH No. 13
Medan.”
Universitas Sumatera Utara
4. Muhammad Iqbal 050200076 dengan judul skripsi :
“Pengawasan Implementasi CSR PT. Inalum terhadap Masyarakat dan Lingkungan Sekitar Perusahaan.”
Meskipun demikian skripsi-skripsi tersebut berbeda substansi yang dibahas dalam skripsi ini. Dengan demikian keaslian penulisan skripsi ini
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis menyusun skripsi ini melalui pemikiran, referensi dari buku-buku, internet, media massa, dan
bantuan dari berbagai pihak.
E. Tinjauan Pustaka
Di dalam membahas arti perusahaan atau badan usaha firm bukan hanya suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang dilakukan secara berkelompok
asosiasi modal tapi juga suatu usaha yang dilakukan secara perorangan yang menghasilkan barang dan jasa. Hal ini perlu ditafsirkan luas karena masalah
tanggung jawab sosial perusahaan harus dilakukan oleh setiap pelaku kegiatan ekonomi, baik berbentuk persekutuan partnership atau perseroan
corporation ataupun usaha perorangan sale proprietorship atau individual
proprietorship dengan tujuan untuk mencari untung.
Meskipun tidak ada arti yang tegas, tapi kemudian para ahli memberikan arti atau pengertian perusahaan. Seperti menurut Molenggraaff,
menurutnya perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan, dengan cara
memperniagakan barang-barang, menyerahkan barang-barang atau mengadakan perjanjian-perjanjian perdagangan. Sedangkan menurut Polak,
Universitas Sumatera Utara
bahwa baru ada perusahaan, bila diperlukan adanya perhitungan tentang laba- rugi yang dapat diperkirakan, dan segala sesuatu itu dicatat dalam
pembukuan.
17
Walaupun telah menjadi isu global, sampai saat ini belum ada suatu definisi tunggal dari CSR yang diterima secara global. Secara etimologis CSR
dapat diartikan sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Korporasi. Menurut pasal 1 butir 3 UUPT yang dimaksud dengan Tanggung Jawab Sosial
dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun pada masyarakat pada umumnya.
18
Dalam bukunya, Yusuf Wibisono mengemukakan pendapat The World Business Council for Sustainable Development WBSCD yaitu lembaga
internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 multinasional company yang berasal lebih dari 30 negara itu, dalam
publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai komitmen dunia usaha untuk terus
menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari
karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat yang lebih luas.
19
17
Habib Adjie, Op.cit. Hal 55-56.
18
UUPT Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 1 butir 3.
19
Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Gresik : Fascho Publishing, November 2007, hal 7.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan A.B. Susanto mengemukakan pendapat komisi Eropa yang membuat definisi yang lebih praktis, yang pada galibnya bagaimana
perusahaan secara sukarela memberi kontribusi bagi terbentuknya masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih.
20
Menurut definisi yang dikemukakan oleh The Jakarta Consulting Group, tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam internal maupun
ke luar eksternal perusahaan. Ke dalam, tangung jawab ini diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan. Ke luar,
tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan
kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi kepentingan generasi mendatang.
Sedangkan menurut Elkington bahwa sebuah perusahaan yang menunjukkan tanggung jawab sosialnya akan memberikan perhatian kepada
peningkatan kualitas perusahaan profit; masyarakat, khususnya komunitas sekitar people; serta lingkungan hidup planet bumi.
21
F. Metode Penulisan