Pembagian Stakeholders Perusahaan Risiko Hukum Dan Bisnis Perusahaan Tanpa Corporate Social Responsibility

dan hak moral moral right. Seseorang atau sekelompok orang yang memiliki hak hukum legal right adalah mereka yang memiliki kepentingan berdasarkan aturan yang berlaku bahwa mereka harus diperlakukan sebagaimana aturan yang berlaku tersebut. Sedangkan mereka yang memiliki hak moral moral right adalah seseorang sekelompok orang yang kepentingannya timbul secara moral atau etika di mana perlakuan yang mereka terima adalah semata-mata berdasarkan moral dan etika dari perusahaan tersebut, yang sebenarnya tidak wajib. 82

C. Pembagian Stakeholders Perusahaan

Stakeholders, yang jamak diterjemahkan dengan pemangku kepentingan adalah pihak atau kelompok yang berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap eksistensi dan aktivitas perusahaan, dan karenanya kelompok-kelompok tersebut mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh perusahaan. 83 Sedangkan Rhenald Kasali menyatakan bahwa yang dimaksud dengan para pihak adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya dalam perusahaan. Ibarat sebuah jagad yang dikelilingi planet- planet, maka perusahaan juga dikelilingi dengan stakeholdersnya. 84 Apapun definisinya, yang jelas antara stakeholders dengan perusahaan terjadi hubungan yang saling mempengaruhi, sehingga perubahan pada salah satu pihak akan memicu dan mendorong terjadinya perubahan pada pihak yang lainnya. Perubahan selera publik, misalnya, akan mendorong perubahan 82 Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Op.cit. Hal 48. 83 Yusuf Wibisono, Op.cit. hal 96. 84 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2005. Universitas Sumatera Utara pada jenis produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Perubahan regulasi pemerintah juga akan mendorong kebijakan yang akan diambil oleh perusahaan. Rhenald Kasali membagi stakeholders menjadi sebagai berikut : 85 1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal. Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan perusahaan. Misalnya, karyawan, manajer dan pemegang saham shareholder. Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain. 2. Stakeholders primer, stakeholders sekunder dan stakeholders marjinal. Tidak semua eleman dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting adalah stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang bisa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini bagi setiap perusahaan berbeda-beda, maeskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga tidak kaku, bisa berubah dari waktu ke waktu. 3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan konsumen dapat disebut stakeholders tradisional, karena saat kini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan 85 Ibid. Universitas Sumatera Utara akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial. 4. Proponents, opponents dan uncommitted. Di antara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi proponents, menentang organisasi opponents dan ada yang tak peduli atau abai uncommitted. Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini. Agar dengan jernih dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proporsional. 5. Silent mayority dan vocal minority. Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplian atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal aktif namun ada pula yang menyatakan secara silent pasif. Sedangkan David Wheeler dan Maria Sillanpaa, menggolongkan stakeholders dalam 2 kategori yaitu : a. Stakeholders primer meliputi pemegang saham, investor, karyawan, pelanggan, komunitas lokal, pemasok dan rekanan bisis. Stakeholders primer memiliki kepentingan langsung dalam sebuah perusahaan dan sangat mempengaruhi sukses atau tidaknya perusahaan tersebut. Oleh karena itu, stakeholders primer ini sangat penting bagi perusahaan. b. Stakeholders sekunder meliputi pemerintah, institusi sipil, LSM, pers, pesaing usaha, asosiasi pengusaha dan masyarakat pada umumnya. Stakeholders sekunder juga dapat menjadi sangat berpengaruh, terutama Universitas Sumatera Utara dalam hal yang menyangkut reputasi perusahaan dan dukungan masyarakat terhadap perusahaan, walaupun sebenarnya mereka tidak memiliki kepentingan langsung dalam kegiatan inti perusahaan. 86 Berikut ini akan coba dipaparkan secara singkat mengenai stakeholders internal dan stakeholders eksternal yaitu sebagai berikut : Stakeholders Internal Adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan perusahaan, sehingga bersifat controllable. Stakeholders internal antara lain terdiri dari : 1. Pemegang Saham Pemegang saham yang nota bene adalah pemilik perusahaan mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Mereka yang menjadikan perusahaan ada atau tiada. Merekalah yang menjadi nakhoda yang menentukan ke mana kapal akan melaju. Merekalah yang mendominasi atas segala hal yang menyangkut tentang mati hidupnya perusahaan. Para pemegang saham atau investor ini turut serta dalam keuntungan perusahaan tanpa harus bertanggung jawab atas operasional perusahaan. Para pemegang saham ini dapat menunjuk suatu dewan. Perusahaan di Indonesia umumnya berbasis two tier board system atau two board system yang secara konsep dengan tegas memisahkan antara dewan komisaris dengan dewan direksi. Dewan komisaris bertindak sebagai pengawas yang memiliki kewajiban hukum legal duty untuk mewakili para pemegang saham dan 86 Gunawan Widjaja dan Yeremia Ardi Pratama, Op.cit. hal 49. Universitas Sumatera Utara melindungi kepentingan mereka. Dewan direksi bertindak sebagai eksekutif perusahaan. Dewan komisaris yang bertindak sebagai wakil para pemegang saham bertanggung jawab dan mempunyai wewenang mengawasi tindakan dewan direksi board of directors, dan memberikan nasihat kepada direksi bila dipandang perlu. Bukan berarti dewan komisaris membatasi kekuasan direksi, namun secara legal komisaris diwajibkan untuk mengarahkan kiprah direksi dan perusahaan namun tidak mengelolanya. 87 2. Direksi dan Manajer Profesional Pemegang saham atau komisaris dapat mengangkat direkis untuk menjalankan roda bisnis perusahaan. Namun bobot keputusan direksi adakalanya masih berada di tangan pemilik terutama bila pemilik itu adalah pendiri. Posisi ini bisa berubah manakala ada perusahaan telah melakukan go public dan tidak ada lagi konsentrasi kepemilikan saham pada pihak tertentu. Dalam keadaan yang demikian direksi akan tampak lebih berkuasa. Dalam menjalankan perusahaan, direksi tidak harus bertanggung jawab secara pribadi atas penyediaan dana perusahaan. Mereka biasanya bukan pemilik, bahkan sebagian jajaran manajemen puncak perusahaan masa kini hanya memiliki saham nominal dalam perusahaan yang mereka kelola. Direksi bertugas mengelola perusahaan dan diwajibkan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham atau komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dalam hal ini 87 Yusuf Wibisono, Op.cit. Hal 100. Universitas Sumatera Utara direksi dilarang untuk mengambil keuntungan dari pengelolaan perusahan selain dari gaji, tunjangan dan kompensasi berbasis saham yang diterimanya berdasarkan keputusan RUPS. Direksi dapat memilih manajer profesional untuk menjalankan kebijakan dan strateginya dalam menjalankan operasional perusahaan. 3. Karyawan Karyawan dalam perusahaan biasanya didefinisikan sebagai para pekerja yang tidak memegang jabatan. Mereka bekerja di bawah komando para manajer atau supervisor. Umumnya mereka tidak mengenyam pendidikan yang tinggi. Kendatipun posisinya dalam pengambilan keputusan tidak besar, karyawan mendominasi jumlah di dalam perusahaan. Umumnya, karena secara struktural posisi mereka lemah, karyawan di suatu perusahaan membentuk kelompk informal atau serikat untuk membela kepentingan mereka. Ketika mereka menyatu, mereka akan sangat sensitif. Karenanya, serikat ini bisa produktif dan bisa kontra produktif terhadap perusahaan. Ketika manajememn bisa bersinergi dengan serikat maka hampir bisa dipastikan bahwa kinerja karyawan akan positif. Kelompok karyawan yang mendapat perhatian yang baik malah besar kemungkinan dapat meningkatkan kinerja perusahaan bahkan membantu perusahaan untuk mengatasi hal-hal yang tidak terduga atau destruktif. Namun, sebaliknya bila mereka tak mendapat perhatian manajemen, mereka dapat melakukan tindakkan yang merugikan perusahaan, seperti mangkir, pemogokan, atau bahkan pengrusakan. Karena umumnya, karyawan sangat mudah untuk disulut isu. Universitas Sumatera Utara Terutama isu-isu yan terkait dengan masalah gaji, tunjangan, pemutusan hubungan kerja dan sejenisnya. 88 4. Keluarga Karyawan Karyawan merupakan ujung tombak perusahaan, terutama perusahaan jasa. Dengan memberi perhatian yang baik, perusahan dapat memperbaiki pelayanannya, karyawan tetap merupakan suatu kekuatan dalam perusahaan. Perusahaan umumnya menerapkan MBWA Managing by Walking Around untuk memperoleh simpati dari karyawan. Sesibuk apapun pihak manajemen, komunikasi dengan karyawan tetap harus dilakukan. Tugas manajer adalah menciptakan iklim yang baik agar karyawan dapat bekerja dengan tenang dan aman. Rasa tidak aman pada karyawan di dalam perusahaan, dapat mengakibatkan mereka mencari perlindungan dari pihak-pihak di luar perusahaan. Campur tangan yang dilakukan pihak luar, seperti Dinas Tenaga Kerja, kepolisian, LSM dan lembaga-lembaga bantuan lainnya, menunjukkan bahwa perusahaan telah kehilangan kepercayaan dari karyawan. Keluarga karyawan juga merupakan kekuatan sendiri bagi perusahaan. Karena, umumnya dari sisi jumlah mereka pasti lebih banyak dari jumlah karyawan. Kontribusi dan peran positif keluarga karyawan sangat mutlak diperlukan oleh perusahaan. Minimal, merekalah yang diharapkan dapat memberikan dukungan positif kepada karyawan. Tanpa dukungan positif dari mereka, kemungkinan kinerja dara karyawan tidak bisa optimal. Karyawan 88 Ibid, hal 101-102. Universitas Sumatera Utara yang sedang mempunyai masalah dengan keluarganya, hampir pasti tidak bisa melepaskan maslah itu untuk tidak dibawa ke tempat kerja, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja bagi karyawan yang bersangkutan. Semangat dari keluarga yang mampu mendorong peningkatan kinerja dari karyawan, sebaliknya permasalahan dengan keluarga akan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Di samping itu, sebelum perusahaan memperoleh kepercayaan dari konsumen, raihlah kepercayaan dari keluarga karyawan yang turut memproduksi barang jasa itu. Sanagt mustahil, untuk bisa merebut hati konsumen, bila merebut hati orang diinginkan terdekat saja tidak bisa. Karenanya, komunikasi dengan keluarga karyawan juga perlu dibangun. Agar mereka menjadi daya dukung bagi berkembanganya perusahaan. Kurangnya informasi yang benar tentang perusahaan, dapat menyebabkan keluarga karyawan membuat asumsi sendiri menurut pandangannnya masing-masing, atau menurut informasi yang diterima dari pihak lain. Sehingga perilaku mereka sering menjadi tidak sesuai dengan tuntutan bagi perusahaan. Pada gilirannya gap ini akan menggangu moral kerja karyawan. 89 Adalah pihak-pihak yang berada di luar kendali perusahaan uncontrollable. Pemimpin perusahaan perlu membekali diri dengan teknik mendesain organisasinya sesuai dengan keadaan lingkungan eksternalnya. Unsur dalam lingkungan itu dapat dilihat dalam dua hal : Stakeholders Eksternal 89 Ibid, hal 103. Universitas Sumatera Utara 1 Kompleksitas Lingkungan Kompleksitas lingkungan ditentukan oleh banyaknya pihak luar perusahaan yang perlu mendapat perhatian perusahaan. Semakin banyak pihak yang perlu diperhatikan, berarti semakin kompleks. Sebaliknya, semakin sedikit pihak yang pelu diperhatikan, berarti semakin sederhana. 2 Stabilitas Lingkungan Stabilitas lingkungan ditentukan oleh perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh faktor eksternal. Ketika terlalu sering terjadi perubahan peraturan 90 Sebaliknya, bila lingkungan berubah terus labil, perusahaan cenderung menganut struktur organistik. Ciri utama dari struktur ini adalah mengurangi sebanyak-banyaknya peraturan atau prosedur yang kaku. Tidak begitu menekankan pada standarisasi dan spesialisasi pekerjaan, yang lebih pemerintah, perubahan selera konsumen, perubahan peran para pihak dalam lingkungan lainnya, maka disebut labil. Keadaan sebaliknya, yaitu bila perubahan-perubahan eksternal jarang terjadi maka kondisi disebut labil. Pada kondisi lingkungan yang stabil, perusahaan cenderung didesain mekanistik, dalam artinya perusahaan lebih bersifat formal dan birokratis dalam menerapkan peraturan dan prosedur. Deskripsi pekerjaan, tugas dan tanggung jawab personil perusahaan didefinisikan dengan jelas. Wewenang, kontrol dan komunikasi berlangsung secara hirarkikal. Komunikasi menekankan pada arah dan perintah. Mayoritas karyawan lokal dan taat pada atasan. 90 Ibid, hal 104. Universitas Sumatera Utara dipentingkan adalah kontribusi optimal dari setiap individu pada pencapaian tujuan organisasi.tanggung jawab dan kewajiban ditetapkan secara leluasa. Pola interaksi dan komunikasi horizontal dan lateral. Hubungan atasan bawahan lebih mementingkan komunikasi dan konsultasi. Sedikit sekali jenjang hierarki. Komitmen lebih dipentingkan ketimbang sekedar loyal dan taat. Beberapa stakeholders eksternal di antaranya adalah : 91 1. Konsumen Pameo yang menyatakan pelanggan konsumen adalah raja agaknya relevan sepanjang masa. Semua orang yang terlibat dalam bisnis mestinya menyadari bahwa yang memberikan mereka penghasilan bukannya bos aatu manajer keuangan, melainkan pelanggan atau konsumen. Karenanya, konsumen diperebutkan oleh banyak produsen. Memang, pasar dewasa ini amat tergantung kepada konsumen, yakni mereka yang membeli produk atau jasa suatu perusahaan. Meski begitu, masih banyak perusahaan yang percaya bahwa sentral dari kegiatan itu adalah perusahaan, bukan konsumen. Paradigma, ini haruslah dibalik, karena saat ini, konsumenlah pusat dari kegiatan bisnisnya. Segala upaya yang dilakukan dipusatkan untuk mendapatkan kepuasan konsumen. Dengan memberikan kepuasan kepada konsumen maka bisnis dapat terus bergulir, karena mereka yang puas akan kembali lagi memberi repeat order kepada produsen. Karena itu, usahakan 91 Ibid, hal 105. Universitas Sumatera Utara bahwa semua proses bisnis, didedikasikan untuk pelanggan. Seiring dengan perkembangan bisnis, usahakan organisasi berkembang pula sejalan dengan kebutuhan pelanggan. 2. Penyalur dan Pemasok Penyalur menguasai jaringan distribusi. Ia hanya mau menyalurkan barang-barang yang dikehendaki konsumen. Demikianlah pula pemasok. Ia akan mudah berpindah bila transaksinya tidak memuaskan. 3. Pemerintah Di Indonesia, peranan pemerintah berbeda dengan negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar murni, pemerintah dengan berfungsi sebagai regulator untuk mengatur dunia usaha masih terasa cukup besar. Peran pemerintah dibutuhkan untuk 92 4. Pers menciptakan lapangan kerja, menyediakan modal, melindungi para karyawan, melindungi sumber alam, mengatur hukum, mengatur dan merangsang minat investasi modal asing, dan sebagainya. Pemerintahan adalah penentu kebijakan, di tangannyalah suasana kondusif dunia usaha diharapkan. Wajah pers Indonesia pasca reformasi ini sungguh lain dengan pers pada masa lalu. Pemerintah telah membuka kran selebar-lebarnya bagi pers untuk membuka usaha penerbitan. Sehingga jumlah media masa saat ini 92 Ibid, hal 106. Universitas Sumatera Utara meningkatkan drastis dibandingkan dengan masa lalu. Di samping itu pers juga mempunyai kebebasan ekspresi yang sungguh luar biasa. Konsuekensi dari kondisi ini tentu sangat terasa dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya perusahaan yang seringkali menjadi sumber pemberitaan. Dengan semakin banyaknya jumlah media masa dan semakin kritisnya insan pers ditambah dengan fungsi kontrol sosial, maka tidak tertutup kemungkinan perusahaan menjadi sasaran tembak media masa. Dengan demikian, perusahaan perlu melakukan hubungan yang harmonis dengan dunia pers, sehingga informasi yang dipublikasikan menjadi sebuah berita acara balance, valid dan tidak tendensius. 5. Pesaing Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu hal yang wajar. Dengan adanya persaingan, dorongan untuk memperbaiki kualitas produk, pelayanan, dan sebagainya akan muncul. 93 6. Komunitas dan Masyarakat Pengertian antara komunitas community dan masyarakat society ini sering dicampuradukkan. Seringkali orang menggunakan istilah masyarakat untuk menunjukkan maksud komunitas. Salah satu akibatnya, istilah community development seringkali diterjemahkan sebagai pengembangan masyarakat. Kedua istilah ini memang mempunyai kesamaan namun juga memiliki perbedaan. Kesamaanya, adalah kedua istilah ini menunjukkan pada makhluk 93 Ibid, hal 107. Universitas Sumatera Utara sejenis. Perbedaannya adalah komunitas merupakan sekumpulan makhluk sejenis yang memiliki ciri yang relatif sama. Jadi, masyarakat selalu mengandung pengertian yang lebih luas ketimbang komunitas, karena komunitas merupakan bagian dari suatu masyarakat. Contoh konkritnya adalah, bangsa Indonesia merupakan sebuah masyarakat. Jika dipandang dari sudut agama yang dianut, maka terdapat berbagai komunitas yaitu, komunitas Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan lain- lain. Komunitas dan masyarakat yang tinggal, hidup, dan berusaha di sekitar lokasi perusahaan adalah salah satu stakeholder eksternal yang sangat penting. Perselisihan antara perusahaan dengan komunitas atau masyarakat sering berbuntut panjang. Biasanya muncul dalam bentuk pemerasan, ancaman, hingga kriminalitas, dan tidak sedikit yang mempolitisi keadaan. Karena itu, perusahaan perlu melakukan komunikasi dengan komunitas atau masyarakat agar mereka dapat berhubungan timbal balik. Termasuk di dalamnya adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka sehingga bisa difungsikan sebagai sumber tenaga kerja di perusahaan. Komunitas atau masyarakat inilah stakeholder utama perusahaan yang terkait dengan implementasi CSR, di samping pemerintah. 94 94 Ibid, hal 108-109. Universitas Sumatera Utara

D. Manajemen Stakeholders

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR)Internal dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi Sumatera Utara

18 141 162

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Bentuk Program Corporate Social Responsibility Bank Nagari dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal(Studi Pada Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan)

6 71 112

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70