Kategori Perusahaan Menurut Implementasi CSR dan Faktor yang Mempengaruhi Implementasi CSR

Mendongkrak laba dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi memang penting, namun tak kalah pentingnya juga memperhatikan konsep lingkungan. Di sinilah perlunya penerapan konsep triple bottom line aatu 3BL, yakni profit, people dan planet. Dengan kata lain, “jantung hati” bisnis bukan hanya profit laba saja, tetapi juga people manusia dan planet lingkungan. 52

D. Kategori Perusahaan Menurut Implementasi CSR dan Faktor yang Mempengaruhi Implementasi CSR

Uraian yang diberikan di atas menunjukkan bahwa keuntungan ekonomis tidak pernah dapat dipisahkan dalam kerangka pelaksanaan CSR, oleh karena tujuan dari pelaksanaan CSR itu sendiri adalah sustainability bagi perusahaan. Melaksanakan CSR bukan berarti mengurangi kesejahteraan seluruh stakeholders, oleh karena itu maka aspek ekonomis juga harus menjadi pertimbangan bagi yang melaksanakan CSR. Perilaku para pengusaha pun beragam dari kelompok yang sama sekali tidak melaksanakan sampai ke kelompok yang telah menjadikan CSR sebagai nilai inti corevalue dalam menjalankan usaha. Terkait dengan praktik CSR, pengusaha dapat dikelompokkan menjadi empat : kelompok hitam, merah, biru, dan hijau. Kelompok hitam adalah para pemimpin perusahaan yang tidak melakukan praktik CSR sama sekali. Para pengusaha yang menjalankan 52 Ibid, hal 37. Universitas Sumatera Utara bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri melalui berbagai upaya untuk menggunakan sumber daya perusahaan seefisien mungkin dan memaksimalkan laba. Walaupun kelompok ini memerhatikan berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku namun pemimpin perusahaan sama sekali tidak peduli pada aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam menjalankan usaha, bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya karena para pemimpin perusahaan beranggapan bahwa tidak memiliki rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat secara luas. 53 Kelompok merah adalah para pemimpin perusahaan yang mulai menjalankan praktik CSR, tetapi memandangnya hanya sebagai komponen biaya yang akan mengurangi keuntungannya. Aspek lingkungan dan sosial mulai dipertimbangkan, tetapi dengan keterpaksaan yang biasanya dilakukan setelah mendapat tekanan dari pihak lain, seperti masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat. Kesejahteraan karyawan baru diperhatikan setelah karyawan rebut atau mengancam akan mogok kerja. Kelompok ini pada umumnya berasal dari koelompok satu kelompok hitam yang mendapat tekanan dari stakeholders-nya, yang kemudian dengan terpaksa memperhatikan isu lingkungan dan sosial, termasuk kesejahteraan karyawan. CSR jenis ini kurang berimbas pada pembentukan citra positif perusahaan karena publik melihat kelompok ini memerlukan tekanan dan gertakan sebelum melakukan praktik CSR. Praktik jenis ini tidak ini akan mampu berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan. 53 Hendrik Budi Untung, Corporate Social Responsibility, Jakarta : Sinar Grafika, Maret 2008, hal 7. Universitas Sumatera Utara Kelompok biru, perusahaan yang menilai praktik CSR akan memberi dampak positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya. Dan perusahaan tersebut akan mengembangkan CSR kepada para konstituen dalam suatu lingkungan yang spesifik di mana konstituen tersebut biasanya merupakan masyarakat setempat local communities yang terkena dampak secara langsung oleh operasional perusahaan di daerah tempat tinggal masyarakat setempat tersebut. Kelompok hijau, perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung bisnisnya, CSR tidak hanya dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan yang merupakan modal sosial. 54 Dari pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa tujuan CSR untuk pemberdayaan masyarakat, bukan memperdayai masyarakat. Pemberdayaan bertujuan untuk mengkreasikan masyarakat mandiri. Jika dibahas tentang CSR terlalu banyak definisi. Kata sosial sering diinterpretasikan dengan kedermawaan. Padahal CSR terkait dengan sustainability dan acceptability yang artinya diterima dan berkelanjutan untuk berusaha di suatu tempat, dan ingin supaya usaha tersebut berkelanjutan dalam jangka panjang. Sedangkan, kedermawaan itu adalah Dan dalam hal ini perusahaan tidak hanya mengembangkan CSR kepada masyarakat setempat, melainkan mencakup pula masyarakat luas broader society. Para manajer memandang bisnis sebagai bagian dari entitas publik dan merasa bertanggung jawab untuk melakukan berbagai kebijakan kepada publik. 54 Ibid, hal 8. Universitas Sumatera Utara sebagian kecil dari CSR, itu sebabnya ada perusahaan yang hanya mau menggunakan kata corporate responsibility atau CR. CR terbagi dalam dua bentuk, pertama yang sifatnya ke dalam atau internal dan kedua yang sifatnya mengatur ke luar atau eksternal. Kalau internal menyangkut transparansi, dan disebut dengan Good Corporate Governance GCG. 55 Menurut OECD, Corporate Governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Struktur Corporate Governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi seperti dewan direksi, para manajer, para pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. 56 55 Ibid, hal 9-10. 56 Tim Studi Pengkajian Penerapan Prinsip-prinsip OECD 2004 dalam Peraturan Bapepam mengenai Corporate Governance, 2006. Sedangkan CR yang sifanya mengatur ke luar atau eksternal ialah menyangkut lingkungan sekitar di mana perusahaan itu berada atau dibangun seperti polusi, limbah, masyarakat, pemasok, pelanggan, konsumen, maupun pemerintah. Apabila ingin berbuat sesuatu kepada masyarakat harus terlebih dahulu diketahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat itu. Oleh karena itu, harus terjadi komunikasi sebelum membuat program CSR. CSR itu jauh lebih besar dari kedermawan yang biasanya lebih karena bencana alam. Tujuan CSR juga bukan untuk memanja, karena akan terjadi pembodohan masyarakat. Jadi CSR tujuannya untuk pemberdayaan, bukan memperdayai. Pemberdayaan bertujuan mengkreasikan masyarakat mandiri. Universitas Sumatera Utara Ada lima hal penting yang dapat mempengaruhi implementasi CSR yaitu : 1 Human Capital atau pemberdayaan manusia. 2 Environments atau lingkungan. 3 Good Corporate Governance atau GCG 4 Social cohesion atau kecemburuan sosial. 5 Economic strength atau memberdayakan lingkungan menuju kemakmuran di bidang ekonomi. Aktivitas CSR bagi perusahaan publik, dapat dilihat dari investor global yang memiliki idealisme tertentu, dengan aktivitas CSR, saham perusahaan dapat bernilai. Investor akan rela membayar mahal karena perusahaan selalu mebicarakan tentang sustainability dan acceptability sebab itu terkait dengan risiko bagi investor. Investor menyumbangkan social responsibility dalam bentuk premium nilai saham. Itu sebabnya ada pembahasan tentang CSR pada annual report, karena investor ingin bersosial dengan membayar saham perusahaan secara premium. Kalau suatu perusahaan tergolong high-risk, investor akan menghindar. Jadi, dari uraian tersebut nampak bahwa faktor yang mempengaruhi implementasi CSR adalah komitmen perusahaan, ukuran dan kematangan perusahaan serta regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah. 57 Selanjutnya menurut Kotler dan Lee yang dikutip oleh Prof. Bismar Nasution dalam makalahnya, menyebutkan bahwa setidaknya ada 57 Hendrik Budi Untung, Op.cit, hal 11-12. Universitas Sumatera Utara enam pilihan untuk berbuat kebaikan Six Options for Doing Good sebagai inisiatif perusahaan yang dapat ditempuh dalam rangka implementasi CSR yaitu : 58 a. Cause Promotions Suatu perusahaan dapat memberikan dana atau berbagai macam kontribusi lainnya, ataupun sumber daya perusahaan lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas isu sosial tertentu, ataupun dengan cara mendukung pengumpulan dana, partisipasi dan rekruitment sukarelawan untuk aksi sosial tertentu. Contohnya perusahaan kosmetika terkemuka di Inggris, The Body Shop, mempromosikan larangan untuk melakukan uji produk terhadap hewan. The Body Shop sendiri mengklaim bahwa produk-produk yang dijualnya tidak dijui coba terhadap hewan. Hal ini dapat dilihat pada kemasan produk-produk The Body Shop yang mencantumkan kata-kata against animal testing. b. Cause Related-Marketing Suatu perusahaan dalam hal ini berkomitmen untuk berkontribusi atau menyumbang sekian persen dari pendapatannya dari penjualan suatu produk tertentu miliknya untuk isu sosial tertentu. Contohnya seperti Unilever yang memberikan sekian persen dari penjualan sabun produksinya, Lifebuoy, untuk meningkatkan kesadaran 58 Makalah Bismar Nasution, Aspek Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, disampaikan pada “Semiloka Peran dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap Masyarakat Lokal Wilayah Operasional Perusahaan Perspektif Hak Asasi Manusia”, diselenggarakan oleh Komisi Hak Asasi Manusia Hari Sabtu tanggal 23 Februari 2008 di Riau, Pekanbaru hal 9-12. Universitas Sumatera Utara hidup bersih dalam masyaarkat, dengan cara membangun fasilitas kamar kecil dan wastafel di sekolah-sekolah, terutama di dareah-dareah terpencil. Kemudian Danone, yang juga merupakan produsen air mineral AQUA memberikan sekian persen hasil penjualan untuk membangun jaringan air bersih di daerah sulit air di Indonesia. c. Corporate Social Marketing Suatu perusahaan dapat mendukung perkembangan atau pengimplementasian kampanye untuk merubah cara pandang maupun tindakan, guna meningkatkan kesehatan publik, keamanan, lingkungan, maupun kesejahteraan masyarakat. Contohnya seperti Unilever yang memproduksi pasta gigi Pepsodent mendukung kampanye gigi sehat. Kemudian Phillip Morris di Amerika Serikat mendorong para orang tua untuk berdiskusi dengan anak-anak mereka mengenai konsumsi tembakau. d. Corporate Philanthropy Dalam hal ini, suatu perusahaan secara langsung dapat memberikan sumbangan, biasanya dalam bentuk tunai. Pendekatan ini merupakan bentuk implementasi tanggung jawab sosial yang paling tradisional. Contohnya suatu perusahaan dapat langsung memberikan bantuan tunai ke panti-panti sosial, ataupun apabila tidak uang tunai, dapat berupa makanan ataupun alat-alat yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara e. Community Volunteering Dalam hal ini, perusahaan daapt mendukung dan mendorong pegawainya, mitra bisnis maupun para mitra waralabanya untuk menjadi sukarelawan di organisasi-organisasi kemasyarakatan lokal. Contohnya suatu perusahaan dapat mendorong atau bahkan mewajibkan para pegawainya untuk terlibat dalam bakti sosial atau gotong royong di daerah di mana perusahaan itu berkantor. Contohnya lainnya seperti perusahaan-perusahaan yang memproduksi komputer atau piranti lunak mengirim orang-orangnya ke sekolah untuk melakukan pelatihan- pelatihan langsung menyangkut keterampilan komputer. f. Socially Responsible Business Practices Misalnya perusahaan dapat mengadopsi dan melakukan praktik-praktik bisnis dan investasi yang dapat mendukung isu-isu sosial guna meningkatkan kelayakan masyarakat community well-being dan juga melindungi lingkungan. Contohnya Starbucks bekerja sama dengan Conversation International di Amerika Serikat mendukung untuk petani-petani guna meminimalisir dampak atas lingkungan mereka. Universitas Sumatera Utara

E. Beberapa Produk Hukum yang Mengatur Mengenai Pelaksanaan CSR

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, kepemilikan institusional, dan kepemilkan asing terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2013

0 89 119

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR)Internal dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi Sumatera Utara

18 141 162

Pengaruh Penyajian Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012

1 64 102

Bentuk Program Corporate Social Responsibility Bank Nagari dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal(Studi Pada Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan)

6 71 112

Corporate Social Responsibility Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility terhadap Citra Perusahaan PT. Toba Pulp Lestari,Tbk pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Toba Samosir)

2 65 145

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governace dan profitabilitas Terhadap Harga Saham Dengan corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Industri yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 46 93

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 68 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 71 72

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014

2 82 70