Kesimpulan Penanggulangan Tindak Pidana Perbuatan Cabul Terhadap Anak dalam Sudut Kebijakan Hukum Pidana (Studi di Kota Medan)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya perbuatan cabul terhadap anak di Kota Medan dapat dipisahkan terhadap pelaku anak dan pelaku dewasa. Pelaku anak, faktor penyebab internalnya adalah libido seksual yang meningkat pada anak, dan rasa ingin tahu yang besar. Faktor penyebab eksternalnya adalah video porno, gaya pacaran anak, perkembangan teknologi informasi, faktor keluarga, meniru prilaku seks orang yang signifikan, dan pengaruh lingkungan. Selanjutnya, pelaku dewasa faktor penyebab internalnya adalah adanya kelainan pada diri si pelaku, faktor moral, dan benci atau dendam pada keluarga korban, sedangkan faktor eksternalnya adalah video porno dan lingkungan. 2. Penanggulangan tindak pidana perbuatan cabul yang telah dilakukan adalah melalui kebijakan penal dan non penal. Kebijakan penal yang dilakukan adalah dengan penerapan hukum pidana dengan sistem peradilan pidana yang melibatkan aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim dan lembaga pemasyarakatan. Kebijakan penal ini dilakukan dengan penghukum si pelaku, artinya pelaku dihukum setelah perbuatan terjadi. Kebijakan non penal dilakukan tanpa hukum pidana yang dilakukan dengan upaya-upaya pencegahan sebelum perbuatan tersebut terjadi. Kebijakan non penal yang Universitas Sumatera Utara dilakukan adalah membatasi peredaran video porno dan penggunaan internet, pembimbingan terhadap anak dalam keluarga, menuntaskan kemiskinan, mengatasi pengangguran, memperbaiki moral, dan menguatkan super ego. 3. Kebijakan yang akan datang yang dilakukan untuk menanggulangi perbuatan cabul terhadap anak adalah melalui perumusan kebijakan penal dan non penal. Upaya penal yang dilakukan adalah memaksimalkan kinerja aparat penegak hukum polisi, jaksa, hakim dan pegawai lembaga pemasyarakatan, pemahaman aparat penegak hukum akan aturan yang ada, objektivitas, kejujuran, dan kesigapan aparat penegak hukum dalam menegakkan keadillan, serta proses rekrutmen aparat penegak hukum yang bersih dan adil, proses persidangan kasus tindak pidana perbuatan cabul yang lebih singkat, pembentukan badan pengawasan kinerja penegak hukum, memaksimalkan fungsi lembaga pemasyarakatan lapas, dan melakukan penemuan hukum rechtsvinding oleh hakim. Kebijakan non penal ke depan antara lain penyuluhan kepada orang tua, penyuluhan ke sekolah, pendalaman agama, razia berkesinambungan, bekerja sama dengan instansi terkait untuk menindak pengusaha yang membuat tempat usaha yang memungkinkan dilakukannya perbuatan cabul.

B. Saran