ahli yang menangani visum diintervensi oleh pihak tersangka untuk memberikan keterangan yang tidak sesungguhnya kepada kepolisian sehingga menyulitkan
kepolisian dalam melakukan penyelidikan, sehingga dibutuhkan dokter khusus kepolisian yang menangani khusus masalah visum terhadap korban perbuatan cabul
agar hasil yang diperoleh lebih asli dan maksimal.
112
Selain itu, lembaga pemasarakat juga perlu dimaksimalkan karena sering terjadi over capacity di
lembaga pemyasarakatan Polresta Medan, dalam hal ini dibutuhkan sarana untuk memisahkan para narapidana berdasarkan tindak pidana yang dilakukannya agar
tidak menimbulkan kriminogen baru. Artinya, para pelaku perbuatan cabul terhadap anak seharusnya disatukan dalam satu sel agar tidak berbaur dengan narapidana
lain yang memungkinkan untuk saling bertukar pengalaman dalam melakukan kejahatan.
d. Faktor masyarakat
Penegakan hukum itu sendiri berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk melindungi masyarakat, oleh karena itu masyarakat dapat mempengaruhi penegakan
hukum tersebut.
113
Masyarakat Indonesia memiliki cara pandang sendiri mengenai hukum, bahkan yang sering terjadi masyarakat menilai bahwa hukum adalah aparat
penegak hukum, sehingga baik-buruknya hukum itu sendiri dikaitkan dengan pola perilaku penegak hukum itu sendiri yang menurut pendapat masayarakat adalah
112
Wawancara dengan Brigadir S.P.W. Tarigan, anggota Kepolisian Sektor Medan Baru yang pernah bertugas di Polresta Medan dalam menangani kasus tindak pidana percabulan terhadap anak.
Pada tanggal 29 Juni 2011
113
Soerjono Soekanto, Op. Cit., hlm. 45
Universitas Sumatera Utara
pencerminan hukum.
114
Bertolak dari gejolak hukum yang sedang terjadi di negara ini beserta penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh aparat penegak
hukum, baik di tingkat pusat maupun daerah, masyarakat kerap kali mengatakan bahwa mereka tidak percaya lagi kepada hukum, padahal yang membuat
penyimpangan di sini bukanlah hukum itu sendiri melainkan pribadi-pribadi yang bertugas untuk menegakkan hukum. Masyarakat sangat berperan dalam penegakan
hukum terhadap pelaku perbuatan cabul terhadap anak, artinya di sini dibutuhkan sikap kritis masyarakat terhadap para penegak hukum dalam menilai kinerja para
penegak hukum agar penegakan hukum dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya. Masyarakat harus membantu kinerja penegak hukum dengan memberikan
informasi mengenai terjadinya tindak pidana perbuatan cabul dan bersedia dengan ikhlas menjalankan kewajiban menjadi saksi di pengadilan untuk melancarkan proses
persidangan.
e. Faktor Kebudayaan
Sebagai sebuah negara yang kaya akan kebudayaan, masyarakat Indonesia tentu saja menganggap kebudayaan sebagai sesuatu yang suci yang mengakibatkan
kebudayaan sangat erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia termasuk mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia. Kebudayaan sebagai ciri khas bangsa
Indonesia melahirkan hukum adat yang telah dianut sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Hukum adat tersebut merupakan hukum kebiasaan yang berlaku di
kalangan rakyat terbanyak. Di samping itu, berlaku pula hukum tertulis perundang-
114
Ibid., hlm. 45
Universitas Sumatera Utara
undangan dan perundang-undangan tersebut harus dapat mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukum adat supaya hukum perundang-undangan tersebut
dapat berlaku secara efektif.
115
Terhadap korban tindak pidana perbuatan cabul, kerap kali masyarakat merasa enggan untuk melaporkan kejadian yang telah dialami
oleh anak mereka dengan alasan malu membuka aib keluarga, awalnya keluarga tersangka dan keluarga korban merundingkan dengan hukum adat secara
kekeluargaan, namun pada akhirnya ketika kesepakatan tidak dipenuhi oleh keluarga pelaku sehingga keluarga korban akhirnya membuat pengaduan kepada pihak
kepolisian, namun lama setelah perbuatan tersebut terjadi, sehingga menyebabkan laporan terlambat masuk kepada kepolisian dan berdampak pada kesulitan untuk
melakukan penyidikan.
116
B. Kebijakan Non Penal Non Penal Policy