Puisi Kaili
2. Puisi Kaili
Jenis puisi rakyat yang berkembang dalam masyarakat Kaili cukup beragam. Pada umumnya, puisi rakyat Kaili tersebut mendapat pengaruh dari kesusastraan Melayu, khususnya bentuk syair dan pantun. Puisi rakyat Kaili asli dipengaruhi oleh tradisi mantra yang ada dalam kepercayaan masyarakat etnik tersebut. Bentuk puisi rakyat yang mendapat pengaruh dari kesusastraan Melayu, misalnya Dade Ndate, Kayori, dan Vaino, sedangkan puisi rakyat yang mendapat pengaruh mantra, misalnya sajak Gane , Dondi, dan Sede. Cara penyampaian puisi rakyat tersebut dilakukan dengan cara dituturkan secara lisan atau didendangkan. Puisi rakyat itu digunakan dalam berbagai kegiatan, baik Jenis puisi rakyat yang berkembang dalam masyarakat Kaili cukup beragam. Pada umumnya, puisi rakyat Kaili tersebut mendapat pengaruh dari kesusastraan Melayu, khususnya bentuk syair dan pantun. Puisi rakyat Kaili asli dipengaruhi oleh tradisi mantra yang ada dalam kepercayaan masyarakat etnik tersebut. Bentuk puisi rakyat yang mendapat pengaruh dari kesusastraan Melayu, misalnya Dade Ndate, Kayori, dan Vaino, sedangkan puisi rakyat yang mendapat pengaruh mantra, misalnya sajak Gane , Dondi, dan Sede. Cara penyampaian puisi rakyat tersebut dilakukan dengan cara dituturkan secara lisan atau didendangkan. Puisi rakyat itu digunakan dalam berbagai kegiatan, baik
a. Dade Ndate
Dade Ndate merupakan salah satu versi syair Melayu dalam bentuk terikat yang me mentingkan irama dan persajakan. Biasanya, syair ini terdiri atas empat baris, berirama a -a-a-a, dan keempat baris dalam syair mengandung arti atau maksud penyair. Dade Ndate pada umumnya selalu taat atau mengikuti konvensi syair, tetapi kadang -kadang ada juga jumlah baris dalam Dede Ndate yang lebih dari empat.
Kata Dade Ndate secara etimologis berasal dari kata dade dan ndate. Dade berarti lagu dan ndate dalam bahasa Kaili (dialek Ledo) berarti panjang. Masyarakat Kaili, terutama Kaili dialek Ledo, men gartikan kata itu sebagai sebuah bentuk kesenian yang ditampilkan dengan nyanyian dan syair yang panjang dan isinya berupa pesan dan kesan. Kata ndate bagi masyarakat Sindue, yaitu komunitas etnis Kaili yang berbahasa Kaili dialek Rai yang bermukim di Keca matan Sindue, Kabupaten Donggala, kata itu diartikan dari bawah ke atas. Misalnya, bila seseorang dari masyarakat Kori hendak mendaki ke puncak bukit atau gunung, ketika ditanya akan mejawab ndate yang berarti menuju ke puncak. Jadi, kata Dade Ndate dalam dialek Kori berarti syair atau lagu yang mengisahkan sesuatu dari bawah ke atas.
Syair-syair panjang Dade Ndate yang dilagukan ini dibawakan oleh seorang laki -laki dan seorang perempuan secara bergantian. Bentuk kesenian ini dikenal kurang lebih tahun 1952—1957. Sebelum Dade Ndate ini dikenal, bentuk -bentuk kesenian yang sejenis telah tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat Kaili. Bentuk -bentuk kesenian itu dianggap sebagai cikal bakal lahirnya Dade Ndate adalah Kimbaa , Dulua , Bola-Bola , Rampamole, dan Ei-Ei. Selain itu, sampai saat ini ada dua belas jenis syair Dade Ndate, yakni Andi Anona, Dade Ndate, Andi-andi, Inalele, Tabe la Laindo, 1 Gani, Malaeka, Padang
Masyhar, Janda Muda, Gunung Ladisayo, Lanja ea Nona, dan Rugi Temba mo aku’ e .
Dade Ndate pada awal perkembangannya merupakan sebuah nyanyian vokal yang bersifat individual. Penambahan instrumen kecapi, mbasi-mbasi, yori, pare’e, dan gimba kodi merupakan bentuk modifikasi. Seni tradisi Dade Ndate itu dapat dimainkan kapan saja dan di mana saja. Tidak ada batasan waktu yang pasti. Bahkan, bisa bermain sampai berhari -hari. Jumlah pemain tidak ada batasan yang pasti, bisa terdiri atas dua, tiga, empat, lima, bahkan lebih dari sepuluh orang. Secara umum, seni tradisi ini dilakukan oleh tiga orang pemai n kecapi, satu orang peniup mbasi-mbasi, satu orang peniup yori, satu orang pemukul gendang, dan satu orang pemukul pare’e. Pemain kecapi pada umumnya merangkap juga sebagai penyanyi.
Berikut disajikan beberapa syair Dade Ndate pada acara syukuran anak yang sedang menginjak dewasa. Selain berisi nasihat kepada remaja, syair ini berisi nasihat kepada orang tua agar mereka mengetahui adat-istiadat sebagai orang tua.
Tabea domasala doralava ngakuyana Nte kita ku onggotaka ku pamulamo buka suara Ane maria bara masala jamo kamiu mompambela parlupa ratotoaka Mbatotoaka ngana ane rai rasalaraka tantu kita poro nasala
Terjemahan: Permisi dan mohon maaf mudah -mudahan tiada halangan
Penghargaan saya mulai membuka mulut dan bersuara Kalau ada yang salah mohon dibenarkan Kalau tidak diajarkan tentu kita semua yang salah
Nemo manggenika damba -damba Sambili jarita sampida numata Pantoo nudota sanggajadina
Elikaja ranga eya numata Ntekomi mebine ranga nungapa
Terjemahan: Menjadi remaja hendaknya jangan bersenang -senang Sekali bicara hancur sekejap mata Semau tangan dan semau hati menuruti nafsu sekendak hati Simpan juga rasa malu seperti kami perempuan kampung Hidup sebagai seorang dara tetapi tidak memiliki harga.
Matuvu ranga marandoo Epe togura metoo Ane masolomo voe vakuro Nemo gege nambela koro Apa ane magegemo Ali masuli masempomo Raimo noangga noada belo Timbana bulava ntasa domo
Terjemahan: Hidup sebagai seorang dara Dengar nasihat orang tua Kalau hari sudah sore Jangan sesuatu yang telah bersih dibuat menjad i kotor Jangan sampai kotoran itu itu mengenai badan Kalau badan kotor harga yang mahal menjadi murah Tidak berharga tidak beradat Seperti emas yang tidak berharga
Eva pantoo togura nuada Rikatuvu ane makebilasa Nemo manggenika damba -damba Sambili jarita sampida numata Pantoo nudota sanggajadina Elikaja ranga eya numata
Ntekomi mebine ranga nungapa Natuvu narandoo raimo noangga
Terjemahan: Seperti kata orang tua ada adat dalam hidup Menjadi remaja hendaknya jangan bersenang -senang Sekali bicara hancur sek ejap mata Semau tangan dan semau hati menuruti nafsu sekendak hati Simpan juga rasa malu sepert kami perempuan kampung Hidup sebagai seorang dara tetapi tidak memiliki harga.
Ane masolomo voe vakuro Nemo gege nambela koro Apa ane magegemo Ali masuli masempomo
Terjemahan: Kalau hari sudah sore Jangan sesuatu yang telah bersih dibuat menjadi kotor Jangan sampai kotoran itu itu mengenai badan Kalau badan telah menjadi kotor harganya menjadi murah
Nemo manggenika damba -damba Sambili jarita sampida numata Pantoo nudota sanggajadina Elikaja ranga eya numata
Terjemahan: Seperti kata orang tua ada adat dalam hidup Menjadi remaja hendaknya jangan bersenang -senang Sekali bicara hancur sekejap mata Semau tangan dan semau hati menuruti nafsu sekendak hati
Nemo manggenika damba -damba Sambili jarita sampida numata
Pantoo nudota sanggajadina Elikaja ranga eya numata Ntekomi mebine ranga nungapa
Terjemahan: Menjadi remaja hendaknya jangan bersenang -senang Sekali bicara hancur sekejap mata Semau tangan dan semau hati menuruti nafsu sekendak hati Simpan juga rasa malu seperti kami perempuan kampung Hidup sebagai seorang dara tetapi tidak memiliki harga.
Matuvu ranga marandoo Epe togura metoo Ane masolomo voe vakuro Nemo gege nambela koro Apa ane magegemo Ali masuli masempomo Raimo noangga noada belo Timbana bulava ntasa domo
Terjemahan: Hidup sebagai seorang dara Dengar nasihat orang tua Kalau hari sore sudah Jangan sesuatu yang telah bersih dibuat menjadi kotor Jangan sampai kotoran itu itu mengenai badan Kalau badan kotor harga yang mahal menjadi murah Tidak berharga tidak beradat Seperti emas yang tidak berharga
b. Kayori
Kayori juga merupakan versi dari syair Melayu berbentuk puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama dan persajakan. Bait-bait dalam puisi ini terdiri atas empat baris, berirama a-a-a-a, dan keempat baris tersebut Kayori juga merupakan versi dari syair Melayu berbentuk puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama dan persajakan. Bait-bait dalam puisi ini terdiri atas empat baris, berirama a-a-a-a, dan keempat baris tersebut
Pada zaman dahulu, Kayori juga digunakan sebagai media komunikasi antara dua kelompok yang ingin saling mengatakan keinginan atau harapan. Misalnya, untuk menyampaikan keinginan menyunting seorang gadis dan menyatakan keinginan tertentu kepada raja.
c. Vaino
Vaino merupakan versi dari pantun Melayu. S etiap bait dalam Vaino terdiri atas empat baris, setiap baris terdiri atas empat kata atau delapan sampai dua belas suku kata . Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, baris ketiga dan keempat merupakan isi, bersajak akhir a-a-a-a atau a-b-a-b.
Pada zaman dahulu hingga saat ini Vaino digunakan sebagai media komunikasi antara dua kelompok yang ingin saling mengatakan keinginan atau harapan. Misalnya, untuk menyampaikan lamaran kepada seoran g gadis, untuk menyatakan keinginan tertentu kepada pemerintah, untuk mengkritik seseorang, atau sekadar bersenda gurau.
Vaino digunakan dalam upacara pernikahan, khitanan, potong gigi atau nokeso, syukuran, pesta panen, dan sebagainya. Tujuan ber- vaino adalah untuk mencetuskan perasaan, menghibur masyarakat umum, dan media penyampai harapan kepada masyarakat atau pemerintah. Pada upacara kematian kegiatan ber- vaino bertujuan menghibur keluarga duka agar mereka tidak larut dalam kesedihan.
Pada awal perkembangannya, Vaino hanya berupa rangkaian vokal saja. Akan tetapi, dalam perkembangannya, puisi rakyat ini lebih banyak dinyanyikan dan kadang kala Pada awal perkembangannya, Vaino hanya berupa rangkaian vokal saja. Akan tetapi, dalam perkembangannya, puisi rakyat ini lebih banyak dinyanyikan dan kadang kala
Vaino yang berkembang dalam masyarakat etnik Kaili terdiri atas tujuh jenis, yaitu Vaino jenaka, vaino kasih sayang, vaino nasihat, vaino budi, vaino nasib, vaino adat, vaino kias, dan vaino ibarat.
d. Gane
Gane merupakan salah satu bentuk puisi rakyat Kaili yang berbentuk mantra. Puisi rakyat ini berkaitan dengan adat dan kepercayaan masyarakat etnik Kaili. Misalnya, digunakan dalam ritual yang berkaitan dengan lingkaran kosmos (cosmic cycle or calendrical ritual ), seperti novunja (prosesi adat dalam bidang pertanian), nopamada (prosesi adat menjelang kematian seseorang), molumu (persemayaman jenazah), motana tomate (penguburan), mogana (pembacaan tahlil), dan motana bate (pemasangan nisan); digunakan dalam ritual yang berkaitan dengan masa peralihan sosial (ritual of social transition ), seperti nalama tai (keselamatan kandungan), nasuna (sunatan), dan nakeso (potong gigi atau gosok gigi); dan digunakan dalam ritual yang berkaitan dengan ketidakberuntungan/mu sibah (ritual of misfortune ), seperti
nobau (penebusan), dan balia (penyembuhan penyakit). Di dalam masyarakat etnik Kaili tumbuh berbagai varian Gane ‘mantra’. Salah satu varian Gane itu adalah Gane Tola Bala ‘menolak bala’. Penyampaian mantra ini dilakukan dengan cara dinyanyikan. Menurut kepercayaan masyarakat Kaili, jika ada musibah yang menimpa desa, harus diadakan upacara Tola Bala agar warganya terhindar dari marabahaya. Berikut contoh teks Gane Tala Bala.
Tae tabe metabe aku ruru Ala nae rauli ntonesauru Ala ne mabunto rabuintoina Doma rayambulu ranjisi leni Ala nemakuni mavai polio
Mokorbaja maliu ntinuvu Motiru tasi monggayu pelia Mompolivo i pinisi monggayu pelia Mompolivo ipinisi yoge mompolivo Mompolivo dua mpengaya Sinina dua penjavi puramo
Kupopolivo lau makavao Laumo iya mombaleko uju Mobari buku mumpanente lemba Mokeleiro mompebutu bamba Mo bangge bodo moubu ntanamo Laumo iya modala ntampanau Iya arusu mevali mombagisi guli
I sadato gilimogei mbajua sombana Yaru mosogo mo nturo ri pan gulu
I mangantoala nonturo ri pae panduna
I sogo molumba moruluka dala Paka bei belo momoreka randa
tempa ri guli tempa ri pangulu ala nemo duanga ra buntuaru mbau maarusu ne mantuali kana raose dala makavao ala makava ri tanjo ponia ngata doraita ra ponturoi sampale makava damo poiri tanjo malepati mu panturoi
Terjemahan: Permisi, saya permisi dulu Asal jangan dibilang tidak punya sopan santun Agar tidak durhaka didurhakainya Agar kulit tidak merasa kedinginan Agar tidak pucat pasi
berbadan besi panjang umur ibarat laut agar tidak terjadi apa -apa menyiapkan perahu dan isinya untuk dihanyutkan menyiapkan perahu besar untuk pemberangkatan memberangkatkan bermacam-macam penyakit memanggil semua penyakit naik ke perahu kulepaskan pergi jauh pergilah dia berputar sampai di ujung pergi meniti lembah seperti ikan menelusuri pantai seperti burung merpati, pergi satu semua ikut pergilah dia ke arah barat dia seperti arus memutar kemudi
orang yang duduk di tengah -tengah mengatur layar perahu orang yang duduk di depan melihat arah arus orang yang duduk di atas perahu orang yang bertugas menentukan arah perahu
Hati-hati memegang tali kemudi layar Kadang pindah ke depan, kadang ke belakang Supaya tidak dihanyutkan arus Walaupun arusnya besar jangan kembali Tetap lewati jalan yang jauh Agar sampai di tempat diniatkan/dituju Jangan melihat kampung yang ditempati Nanti datang hanya angin Tanjung malepati kau tempati
Varian mantra yang lain adalah Dondi, mantra yang dinyanyikan pada saat menanam pohon padi atau durian. Harapan yang terkandung di dalam Dondi ini adalah agar pohon yang ditanam tumbuh subur dan melimpah hasilnya. Berikut teks Dondi yang diucapkan pada saat menanam durian.
Tabe kamaimbabuka love Sale kanara ronge petalinga Kami lau menjambate ue Lau mempakonoi ntale tumangi Nemo meoseaka vayo mutovea Ponture belo posampae nene Roso kunci jagai parolu
Terjemahan: Permisi mari kita membuka acara dengan nyanyian Mari kita bersama mendengarkan nyanyian kanara Kami pergi menyeberangi sungai Pergi menghibur orang menangis Jangan ikut bayanganmu sayang Duduklah dengan rapi seperti padi yang berbaris Kuatkan kunci, jaga kepentingan
Sede juga dikategorikan sebagai Gane. Sede adalah puisi rakyat dalam bentuk mantra yang dipercaya oleh masyarakat Kaili memiliki kekuatan magis. Lebih-lebih, bila Sede itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuatan supranatural. Sede pada umumnya dinyanyikan pada upacara nokeso, yakni upacara adat potong gigi dan upacara inisiasi atau pengukuhan anak-anak yang telah menginjak usia dewasa. Tujuan yang ingin dicapai dengan pendendangan Sede itu agar anak-anak yang telah menginjak dewasa mendapatkan berkah dan terhindar dari marabahaya. Berikut disajikan Syair Sede Ji’na.
Mau dopa upu sandu tuvua Kita tanjaromo nggorota vega Peangga baja ranjaroka nggoro Lela bomaria rampentido mbo Lela bomaria rampetindo mbo Ala ne mabunto rabu ntoina Ala ne mabunto Rabuntoina Mompakonoi ntoniasa bou Upumo tanjaro nggorota vega Melinjamo lau rimpaturua Doke balaroa nimpo tinjani Nivera nutava nggaluku bula Vila nuapamo nimpepevombo Nompengaya naro ragi tuina Intaku malino rimpasu bola Kavei veremo banja mpanggana Balo lau ntano mponggaso bola Kikidi kodi nimpo ata rora Isema vali mbarendu mpo bola Bola mirandu nitindu ntimali Tomatindo neaga matindomo Pembangu ruru pompanoto rara Pembangu ruru pompanoto rara Monturo ka kami mempakonoi Kono nggaletamo nggitarano Ompa ragi ntano ninggaturui Ni vole lauro nto nggasoloa Botano lambori ntomata eyo Pintu najadi pintu nipajadi Kusunggemo iama masunggemo Noreomo daula nisinendo Nipolempai intoniasa bou Nopanggamo ia bonapa dale Ni vera valili vamba mpanau Noenggamo isampapitu ami
Nanyungge vamba lau motombua Nitangga banggo nioja padende Nipanaui intoniasa bou Volo vatu mbulava njo sarana Nivera nutava nggaluku bula Nivera nutava nggaluku bula Leleana lau motombua Kavamo riuve nitombua Upumo boka mompepaci nggoro Kapacina manjilimo tumai Nggalae lakomo mompusu vunga Vunga nipusu rilae sadala Ravengga kana intonempa konoi Kavamo ri lando nipolivo Maile pade sangganipa mbuli Maile pade sangganipa mbuli Sangganiapa ia rampakonoi Aga nggakonona bonakonomo Saimba ruaimba ntalu pataimba Sala lima aono nakonomo Sampapitu sanggaliu ntinuvu Liu ntinuvu ntonimpakonoi Maumuru kami mempakonoi
Terjemahan: Biar rokok belum habis Menyerahkan diri kita Berdiri di atas besi Ada tempat bersandar Ada tempat bersandar Supaya tidak durhaka di durhakainya Supaya tidak durhaka di durhakainya Memperjelas garis keturunan adat Sudah selesai menyerahkan diri Membuka garis keturunan
Ditutup daun kelapa dengan mesa Dikelilingi daun kelapa emas Sarung apa untuk menutupi Beragam jenis motif sarungnya Kelapa digantung di sudut Berdampingan dengan pinang Bambu dijadikan kasau penutup Kain mesa dijadikan atapnya Siapa yang pintar membuat rumahnya Dinding rumah terbuat dari anyaman 121 ombas Orang yang tidur jangan tidur dulu Bangun dulu, tenangkan hati Bangun dulu, tenangkan hati Duduk bersama kami menyaksikan acara adat Benar, matanya sudah mengantuk Tikar anyaman alang-alang tempat tidurnya Dianyamkan rotan pada saat sore hari ini Dianyamkan tikar pada saat pagi hari Pintu dibuat dijadikan pintu Dia yang membuka penutup Bergerak lantai diinjaknya Tempat berjalannya anak yang dibuatkan adat Empat tiang adat ditut up dengan kulit kambing Dikelilinginya dengan daun kelapa dan kulit kambing Bergerak sudah anak yang dibuatkan adat Membuka pintu pergi mandi Dibuatkan tangga dari 121 ombas emas Tempat turunnya anak yang dibuatkan adat Bambu batu emas sebagai tempat turunnya Dikelilingi daun kelapa muda emas Dikelilingi daun kelapa muda emas Tangannya berjalan memegang 121 ombas batu emas Sudah sampai dia di tempat mandi Sudah selesai dia keramas dan membersihkan badannya Dia sudah kembali bersih
Dalam perjalanan pulang dia memetik bunga Bunga-bunga dipetik sepanjang jalan Orang tua adat memercikkan air Sudah sampai dia di rumah Besok sekali lagi diulangi Besok sekali lagi diulangi Sekali lagi dia dibenarkan Benar dan benar sekali Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali Lima, enam, sudah tepat Ketujuh, sempurna, terjadi apa-apa semur hidup Panjang umurnya, orang yang dibenarkan Begitu juga kami membenarkannya
Varian Gane yang lain adalah Paova. Paova merupakan mantra yang dinyanyikan seperti nyanyian kidung. Gane ini juga dipercaya memiliki kekuatan magis . Paova terdiri atas Paova Nosore-Sore Vayo , Paova Nompopotumangi Ngana, Paova Kayu Bose , Paova Ngana Nabose , dan Paova Lasadindi. Paova Nosore-Sore Vayo merupakan mantra yang diperuntukkan untuk memanggil bayangan anak-anak. Paova Nompopotumangi Ngana merupakan mantra untuk menegur makhluk halus yang menyebabkan anak menangis. Paova Kayu Bose adalah mantra untuk menegur makhluk halus penghuni kayu besar agar tidak mengganggu ketenangan anak-anak. Paova Ngana Nabose merupakan mantra yang bersifat mendidik anak, k hususnya yang akan menginjak usia dewasa. Paova Lasandindi merupakan mantra tetapi bentuknya seperti syair. Berikut disajikan teks Paova Nosore-Sore Vayo Ngana .
naboli vayo ri uwe nokoi valo bo notumangi bara naboli ri uve ntumbua njore vayo maimo kita va yo nemo maboli ri uve ntumbua naboli vayo ri uwe nokoi valo bo notumangi bara naboli ri uve ntumbua njore vayo maimo kita va yo nemo maboli ri uve ntumbua
Terjemahan: tertinggal bayangan di air terisak dan menangis barangkali tertinggal di mata air mengajak bayangan ikut bersama kita jangan sampai tertinggal di mata air mari kembali di ketenangan untukmu tempat yang baik .
Makna yang terkandung dalam syair paova itu adalah harapan yang ingin dicapai oleh orang tua agar anak -anak mereka yang telah selesai dimandikan di sungai pada sore hari tidak digangu oleh roh-roh jahat penghuni sungai. Pada zaman dahulu sungai dianggap sebagai tempat berkumpulnya atau tempat tinggal makhluk halus , baik yang jahat ataupun tidak. Makhluk halus yang berkarakter jahat pada umumnya sering mengganggu anak-anak yang sedang mandi di sungai. Akib atnya, tidak jarang ada anak-anak yang menangis, sakit, bahkan meninggal karena pengaruh atau gangguan makhluk halus tersebut. Untuk menghindari gangguan tersebut, orang tua atau orang yang memiliki kekuatan supranatural mendoakan anak-anak agar tidak diganggua oleh makhluk halus tersebut.