SASTRA BESOA
E. SASTRA BESOA
Bahasa Besoa tumbuh dan berkembang di lembah Besoa, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso. Kecamatan Lore Tengah terdiri atas delapan desa yaitu Doda, Bariri, Lempe, Hanggira, Katu, Rompo, Torire, dan Baliura. Lembah Besoa merupakan daerah yang kaya akan situs peninggalan megalitik. Asal mula nama Besoa sebenarnya berasal dari kata Behoa, tetapi seiring dengan perkembangan waktu, kata Besoa menjadi nama resmi lembah yang dahulu bernama lembah Behoa. Selain itu, terdapat pula sastra lisan lain yang berkembang yakni sebagai berikut.
1. Prosa Besoa
a. Mite
Cerita yang digolongkan mite adalah :
1) Pamulana Ngamba Behoa ‘Asal-Usul lembah Besoa’ menceritakan mengenai asal -usul lembah Besoa. Dikisahkan pada zaman dahulu kala, ada penduduk yang tinggal di tepian danau. Suatu hari, ada salah satu penduduk yang sedang membelah kayu didatangi oleh orang yang tak dikenal (To Manurung). Si pembelah kayu pun menjawab bahwa danau itu belum bernama. Akhirnya, orang tak dikenal itu memberikan nama danau sebagai Behoa yang berarti membelah kayu.
2) Marane, bercerita mengenai persahabatan manusia yang bernama Riombulu dan kera yang bernama Topehabe. Mereka hidup berdampingan dan saling menolong dalam kesulitan. Topehabe sering duduk di sebuah lempeng batu yang ada di Bukit Marene. Karena sering diduduki oleh Topehabe, permukaan batu tersebut menjadi halus dan masih ada di Bukit Marene.
3) Pamulana Bariri bercerita mengenai asal -usul penduduk desa Bariri. Pada mulanya, ada keluarga yang tinggal di sebuah padang ilalang. Karena tidak tahu nama daerah tersebut, maka desa itu dinamakan dengan Bariri, yang berarti ilalang.
b. Legenda
Cerita yang dikategorikan sebagai legenda dalam prosa Buol adalah:
1) Tadulako ‘Tadulako’ yang bercerita mengenai keperkasaan seorang pemuda yang bernama Tadulako. Karena keperkasaannya, Tadulako diminta bantuannya oleh Raja Bada untuk mengalahkan musuh yang menyerang wilayah Bada. Tadulaki menyanggupinya dan berhasil menghalau musuh. Raja Bada pun memberikan gadis Bada sebagai hadiah kepada Tadulako, meskipun sebenarnya dia sudah 1) Tadulako ‘Tadulako’ yang bercerita mengenai keperkasaan seorang pemuda yang bernama Tadulako. Karena keperkasaannya, Tadulako diminta bantuannya oleh Raja Bada untuk mengalahkan musuh yang menyerang wilayah Bada. Tadulaki menyanggupinya dan berhasil menghalau musuh. Raja Bada pun memberikan gadis Bada sebagai hadiah kepada Tadulako, meskipun sebenarnya dia sudah
2) Sangke ‘Sangke’, bercerita mengenai jagoan bernama Sangke yang ditakuti masyarakat Besoa. Dia selalu membuat onar, membuat masyarakat Besoa meminta tolong kepada Raja Napu. Raja pun mengutus punggawanya untuk mengalahkan Sangke. Punggawa raja dan Sangke pun bertempur. Sangke berhasil dikalahkan dan dikubur di daerah Dondoa.
3) Podeu hai Padewaka ‘Podeu dan Padewaka’, bercerita mengenai perjuangan pemuda yang bernama Podeu dalam menghadapi tantangan hidup. Pada suatu hari, Podeu diperintahkan Raja Behoa untuk membantu kerajaan Sigi memerangi orang-orang Raranggonau yang dipimpin oleh Padewaka.
menaklukkan orang Raranggonau tetapi, sayang Podeu dipenjara oleh Raja Sigi karena menolak tinggal di Sigi. Raja Behoa pun membebaskan Podeu atas desakan rekan -rekan Podeu. Sayangnya, Raja Behoa memiliki niat lain. Dia ingin mendapatkan adik Podeu. Raja Behoa pun membunuh ibu Podeu dan membuat Podeu ingin membalaskan dendam. P ada suatu pesta panen yang dihadiri Raja Behoa, Podeu mengamuk dan menghabisi semua orang yang hadir dan prajurit Raja Behoa. Sang Raja pun mengakhiri hidupnya. Podeu pun akhirnya bunuh diri.
Mereka
berhasil
4) Tolelembunga, mengisahkan perjalanan hidup seekor kerbau besar jelmaan roh yang bernama Tolelembunga. Kerbau itu dibawa ke Weibunta untuk dikembangbiakkan dengan kerbau di sana, kemudian Tolelembunga merumput dan membuat 4) Tolelembunga, mengisahkan perjalanan hidup seekor kerbau besar jelmaan roh yang bernama Tolelembunga. Kerbau itu dibawa ke Weibunta untuk dikembangbiakkan dengan kerbau di sana, kemudian Tolelembunga merumput dan membuat
5) Lembuena, berkisah mengenai perjuangan Raja Lembuena melawan penjajahan Raja Gowa. Raja Gowa marah karena Raja Lembuena menggalang kekuatan dengan menyatukan kerajaan di wilayah Lore. Raja Gowa memerintahkan pasukannya menyerang Lore. Panglima Lore pun terbunuh pada pertempuran tersebut, tetapi tidak membuat pasukannya menyerah. Mereka tetap melawan pasukan Raja Gowa. Akhirnya pasukan Raja Gowa terdesak dan melarikan diri.
6) Kapita, berisi cerita mengenai perjalanan hidup anak raja Besoa yang dilahirkan di kerajaan Sigi saat ibunya menjadi tawanan Raja Sigi. Setelah dewasa, Kapita dinikahkan dengan Katume, puteri Raja Sigi. Setelah menikah , Kapita kembali ke kerajaan Besoa. Dalam perjalanan, Katume meninggal di Wanua Rano. Sesampainya di Besoa, Kapita bermukim di Dayo. Ketika Dayo semakin padat penduduknya, dia pun membuat perkampungan di dataran Lempe. Kapita berpesan jika ia meninggal nanti, ia ingin dikuburkan di Dayo.
7) Pamulana Wana Doda ‘Asal-Usul kampung Doda’, bercerita mengenai perpindahan kampung Doda dari kampung Doda Tua.
8) Potabakoa hai Tokalaeya ‘Poatabakoa dan Tokalaeya’ , menceritakan kehidupan sepasang suami istri. Suatu ketika sang suami pergi mencari nafkah, istri berselingkuh dengan orang lain. Ketika sang suami mengetahui perselingkuhan istri, maka suami pun murka dan membunuh sang istri yang saat itu sedang hamil.
c. Dongeng
Cerita yang termasuk dalam dongeng adalah :
1) Topo Tipar ‘pencari saguer’ yang menceritakan mengenai 1) Topo Tipar ‘pencari saguer’ yang menceritakan mengenai
2) Ane Todohi Ane Ahu ‘Seekor burung dan seekor anjing’ yan g menceritakan mengenai burung dan anjing yang pergi berpesta. Sang burung selalu diuntungkan dengan kondisi tubuhnya.
3) Topo Ahu ‘pemburu’ yang bercerita bahwa seorang pemburu yang pergi berburu bersama dengan anjingnya. Ketika bertemu anoa yang besar, sang anjing pun berkelahi dengan anoa. Sang anjing mati, pemburu melawan anoa seorang diri. Pada akhirnya, pemburu pun mati ditanduk anoa.
4) Todoku ‘seekor burung’, bercerita mengenai seorang gadis kecil yang hidup bahagia bersama orang tuanya. Suatu ketika, karena kesalahpahaman dengan orang tuanya, sang gadis lari ke hutan menanggung kesedihan. Gadis kecil itu kemudian menjelma menjadi burung .
5) Bou Tomalasa ‘Ikan Duyung’, menceritakan kebahagiaan seekor pemancing ikan. Suatu ketika ia mendapatkan ikan dan dibawa ke rumah. Sesampainya di rumah, ikan tersebut ternyata berubah menjadi s eorang putri yang cantik. Sang pemancing pun menikahi putri tersebut.
2. Puisi Besoa
Puisi rakyat yang ada di lembah Besoa adalah Dengki dan Behoa Tampoku.
a. Dengki
Puisi rakyat Dengki masih dilestarikan di desa Bariri. Dengki ditampilkan pada saat pesta pernikahan dan pada waktu pemakaman. Dengki merupakan puisi rakyat yang berisi nasihat. Dengki disajikan secara berkelompok, lebih dari dua orang, tanpa diiringi musik dan tarian. Tema yang diambil Dengki bisa bervariasi, bergantung pada acara yang dihadiri . Dengki yang Puisi rakyat Dengki masih dilestarikan di desa Bariri. Dengki ditampilkan pada saat pesta pernikahan dan pada waktu pemakaman. Dengki merupakan puisi rakyat yang berisi nasihat. Dengki disajikan secara berkelompok, lebih dari dua orang, tanpa diiringi musik dan tarian. Tema yang diambil Dengki bisa bervariasi, bergantung pada acara yang dihadiri . Dengki yang
1) Himbula Ioe hidupake hai tinanta anatahe Toipalu anaa do moanti Ka ale goe-goe lalu
Terjemahan: Saya anggap kau seperti anak Orang dari Palu datang ke sini Gembira dalam hati
2) Mo kalima Ioe ane mesuli-sule kou Ane to oki dey po ole ana Nito ora turami may de to saemi
Terjemahan: Kalau mau pulang Ingatlah selalu Jangan dilupakan kamu punya orang tua
b. Behoa Tampoku
Selain Dengki, terdapat Behoa Tampoku merupakan puisi yang dilagukan, yang bercerita mengenai kecintaan pada tanah Besoa. Puisi ini bisa dinyanyikan dalam berbagai kesempatan, baik di saat kesukaan maupun kedukaan. Isi puisi ini menceritakan keindahan alam Besoa dan kebanggaan seorang Besoa akan tanah kelahirannya. Berikut contoh puisi Behoa Tampoku beserta artinya
Behoa Tampoku Kabilai toda matanta hangko’i pekiringiku kehapia pohu Tiaraku kalalia oh Behoa kabubuana moheiku
kalumbani kahawe’ku i masora wiora’a mampetiro ngamba behoa lolo bulu bola nodo timboku lolo Baru mewera mewiwi orai ono pea todanapolindo lalungku Behoa tolawi kabubuana ini waheku
Terjemahan: Behoa tanah yang kurindukan tak pernah hilang dari ingatanku biar saya pergi jauh saya tidak akan lupa Behoa tempat kelahiranku tanah kelahiran
Waktu sore saya tiba di masora saya sedih melihat lembah behoa gunung-gunung putih seperti burung bangau daun enau bergoyang membuatku sedih hanya itu yang membuatku terhibur karena Behoa tumpah darahku tempat kelahiranku.