Karakteristik Keluarga Pasien Skizofrenia Dukungan Sosial Keluarga

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Keluarga Pasien Skizofrenia

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa mayoritas keluarga penderita gangguan jiwa berumur ≥ 41 tahun 57,9, jenis kelamin perempuan 63,2, pendidikan SMA 47,4 dan lama merawat lama merawat 5 tahun 53,9. Keluarga penderita pasien skizofrenia tersebut adalah orang yang paling dekat dan merawat penderita gangguan jiwa. Karakteristik keluarga penderita skizofrenia pada penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang diperoleh Rachmadiany 2008 tentang dukungan sosial keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi penderita gangguan jiwa di Trauma Centre Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara yang umumnya responden berusia dewasa, berjenis kelamin perempuan dan pendidikan SMA.kerena pendidikan mayoritas SMU sehingga keluarga kurang memahami bagaimana mencegah kekambuhan pasien skizofrenia yang berobat jalan sehingga mereka benar-benar perlu mendapatkan menyuluhan tentang pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia. Mayoritas keluarga yang merawat pasien skizofrenia adalah perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan lebih telaten dan sabar dalam mengurus pasien. Laki-laki lebih tidak sabar dan tidak telaten dalam mengurus pasien skizofrenia. Selain itu, laki-laki lebih banyak yang bekerja setiap harinya, jadi waktunya lebih sedikit untuk merawat pasien skizofrenia. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan teori Green, umur, jenis kelamin, pendidikan, lama merawat termasuk ke dalam faktor pemudah predisposing factors, yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien skizofrenia.

5.2. Dukungan Sosial Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase dukungan sosial keluarga tertinggi pada dukungan emosional tidak baik sebesar 63,2, dukungan informasional tidak baik sebesar 55,3, dukungan instrumental baik sebesar 51,3, dan dukungan penilaian tidak baik sebesar 56,6. Oleh karena itu, responden dapat dikategorikan memiliki dukungan sosial keluarga baik sebesar 51,3. Keberhasilan perawat di rumah sakit akan sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan pasien skizofrenia harus dirawat kembali kambuh. Peran serta keluarga sejak awal perawatan di Rumah sakit akan meningkatkan kemampuan keluarga merawat pasien skizofrenia di rumah sehingga kemungkinan kambuh dapat dicegah. Keluarga merupakan unit paling dekat dengan pasien skizofrenia, dan merupakan “perawat utama” bagi pasien skizofrenia. Keluarga berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang diperlukan pasien skizofrenia di rumah. Dukungan sosial keluarga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan maupun proses pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia Anna, 2007. Universitas Sumatera Utara Keluarga diharapkan mengerti mengenai tanda-tanda awal terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia. Ketika mereka telah mengenal tanda-tanda awal tersebut, maka kekambuhan dapat ditangani. Tentu saja mereka juga memiliki pengetahuan dalam mencegah kekambuhan, seperti bagaimana cara memeperlakukan pasien skizofrenia. Dari pengamatan peneliti, dukungan yang paling diperlukan pasien adalah dukungan emosional dari keluarga atau orang yang mengurus atau merawatnya. Contohnya bagaimana keluarga yang merawatnya memberitahukan atau mengingatkan untuk meminum obat tepat waktu.

5.3. Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propsu Medan

8 64 67

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara - Medan

30 131 90

PENERIMAAN KELUARGA TERHADAP PASIEN SKIZOFRENIA YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Penerimaan Keluarga Terhadap Pasien Skizofrenia Yang Menjalani Rawat Inap Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BEROBAT DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA Hubungan Antara Ketaatan Berobat dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit Grhasia.

0 5 14

PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.

0 1 4

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 66

PENGARUH EKSPRESI EMOSI KELUARGA TERHADAP FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

1 0 72

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA DIY NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kekambuhan pada Pasien Skizofrenia di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Grhasia

0 0 15

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA D.I. YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA D.I. YOGYAKARTA

0 0 13