pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada, tetapi jarang menonjol; waham dapat berupa
hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
b. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relative tidak nyata atau tidak menonjol.
Selain itu, ada diagnosis banding seperti epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-obatan, keadaan paranoid involusional dan paranoia.
B. Skizofrenia Hebefrenik
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ke III 1995, pedoman diagnosis skizofrenia hebefrenik dipenuhi oleh diagnosis umum
skizofrenia. Diagnosis hebefrenia untuk pertama sekali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda onset biasanya mulai umur 15-25 tahun. Kepribadian
premorbid menunjukkan ciri khas pemalu dan senang menyendiri, namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosa. Untuk menentukan diagnosa hebefrenia yang
meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar
bertahan: a. Perilaku yang tidak bertanggung jwab dan tidak dapat diramalkan, serta
mannerisme, ada kecenderungan untuk selalu menyendiri, dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan.
Universitas Sumatera Utara
b. Afek pasien dangkal dan tidak wajar, sering disertai oleh cekikikan atau perasaan puas diri, senyum sendiri, atau oleh sikap tinggi hati, tertawa
menyeringai, mannerisme, mengibuli serta bersenda gurau, keluhan hipokondriakal dan ungkapan kata yang diulang-ulang.
Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak
menonjol. Dorongan kehendak dan yang bertujuan hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan dan
tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema absrak lainnya, makin mempersukar orang
memahami jalan pikiran pasien.
C. Skizofrenia Katatonik
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ke III 1995, pedoman diagnosis sizofrenia katatonik memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia. Satu atau lebih dari perilaku berikut ini mendominasi gambaran klinisnya, yaitu :
a. Stupor atau mutisme tidak berbicara b. Gaduh gelisah
c. Menampilkan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar d. Negativisme
e. Rigiditas f. Fleksibilitas cerea
Universitas Sumatera Utara
g. Gejala-gejala lain seoerti “command automatism”. Pada pasien yang tidak komunikastif dengan manifestasi perilaku dari
gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang gejala-gejala lain. Penting untuk diperhatikan bahwa
gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnosis untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alcohol atau obat-
obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.
D. Skizofrenia Tak Terinci Undifferentiatedi