Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
bahwa obyek matematika yang bersifat abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi siswa dalam mempelajari matematika.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV A SDN 1 Bumi Kencana yang dilaksanakan pada tanggal 18 - 19 November 2015 selama 2 jam
pelajaran, diperoleh keterangan bahwa hasil belajar siswa rendah dan banyak yang mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yaitu 60.
Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.1 Persentase ketuntasan nilai mid semester mata pelajaran matematika
kelas IV A SDN 1 Bumi Kencana Tahun Pelajaran 20152016
No. Nilai
Kategori Jumlah Siswa
Persentase
1. ≥ 60
Tuntas 6
28,60 2.
60 Tidak Tuntas
15 71,40
Jumlah 21
100 Sumber: Dokumentasi dari guru kelas IV A SDN 1 Bumi Kencana
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa dari jumlah siswa kelas IV A 21 orang, terdapat 15 orang siswa 71,40 memperoleh nilai di bawah KKM dan
hanya 6 orang siswa 28,60 yang mencapai KKM. Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang belum
mencapai KKM masih jauh dari tujuan yang diharapkan. Observasi lebih lanjut diperoleh data mengenai rendahnya aktivitas dan
hasil belajar siswa disebabkan oleh siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru. Siswa tidak
berani mengajukan pertanyaan kepada guru. Selain itu, model, metode, media pembelajaran yang digunakan guru belum bervariasi. Guru belum maksimal
dalam menerapkan model pembelajaran terutama model cooperative learning tipe talking stick dengan media grafis.
Adanya permasalahan di atas, diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif baik secara individu maupun
berkelompok guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model cooperative
learning tipe talking stick. Taniredja 2011: 55 mengemukakan bahwa cooperative learning
merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Salah satu tipe yang terdapat dalam model cooperative learning adalah talking stick. Kurniasih dan Berlin 2015: 82
menyatakan bahwa talking stick adalah tipe pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan tongkat. Tongkat berfungsi untuk melatih dan mendorong
siswa agar
berani dalam menjawab pertanyaan
dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliknya.
Penggunaan media
pembelajaran dibutuhkan
untuk menunjang
keberhasilan suatu proses pembelajaran. Arsyad 2011: 15 mengemukakan fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang
turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah media grafis yang akan memudahkan guru untuk penyampaian materi kepada siswa.
Berdasarkan permasalahan
tersebut, perlu
diadakan perbaikan
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengangkat sebuah judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Talking Stick dengan Media Grafis untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV A SDN 1 Bumi Kencana Tahun Pelajaran 20152016”.