Pendugaan Ukuran Contoh Pendahuluan

7 apabila survei yang sama dilakukan secara berulang-ulang. Apabila diasumsikan bahwa tidak ada kesalahan pengukuran dalam survei, maka reliabilitas suatu penduga parameter dapat digambarkan oleh ragam penarikan contohnya atau ekuivalen dengan galat bakunya. Sehingga penduga yang memiliki galat baku terkecil, maka penduga tersebut memiliki reliabilitas terbesar. Validitas validity penduga parameter populasi θˆ merupakan gambaran tentang bagaimana rataan dari penduga-penduga suatu parameter yang diperoleh dari proses survei yang dilakukan secara berulang-ulang berbeda dari nilai parameter yang sebenarnya . Apabila diasumsikan bahwa tidak ada kesalahan pengukuran dalam survei, maka validitas suatu penduga parameter dapat dievaluasi dari nilai bias penduga tersebut, yaitu E  - θˆ . Penduga yang memiliki bias terkecil merupakan penduga yang memiliki validitas terbesar. Sementara keakuratan accuray suatu penduga menunjukkan tentang seberapa jauh penyimpangan nilai dugaan dari nilai parameter yang sebenarnya. Keakuratan suatu penduga umumnya dievaluasi berdasarkan nilai kuadrat tengah galat KTG mean square error MSE atau berdasarkan nilai akar kuadrat tengah galat AKTG root mean square error RMSE yaitu 2 θˆ θ  E .

2.1.3. Pendugaan Ukuran Contoh

Salah satu persoalan penting dalam perancangan contoh adalah menentukan berapa besar contoh yang diperlukan untuk memperoleh penduga yang memiliki tingkat reliabilitas tertentu sesuai dengan tujuan survei. Secara umum, ukuran contoh yang lebih besar akan memberikan tingkat reliabilitas yang juga lebih besar terhadap hasil pendugaan. Kesalahan relatif, , dalam pendugaaan parameter dapat dikontrol pada saat melakukan penarikan contoh. Pada penarikan contoh acak sederhana dapat dinyatakan bahwa α ξ ˆ               P dimana  adalah nilai peluang tertentu. Sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya bahwa ˆ dapat diasumsikan menyebar normal dengan ragam Vˆ yaitu 2.1 8 V ˆ = n N n N N n y N n N y N i i 2 1 2 σ 1               sehingga   = z 2 ˆ  V = z 2 n N n N y 2 σ        . Penyelesain untuk ukuran contoh n adalah n = 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ξ ψ ψ ξ σ 1 1 ξ σ N z z N Y z N Y z y y y y                                dimana y ψ =  σ y merupakan koefisien keragaman. Sebuah pendekatan untuk menentukan ukuran contoh kadang-kadang dapat dikembangkan bila keputusan praktis dibuat dari hasil-hasil contoh. Dasar keputusan akan menjadi lebih jelas jika pendugaan contoh mempunyai kesalahan yang rendah daripada jika mempunyai kesalahan yang tinggi. Masih memungkinkan untuk menghitung masalah keuangan, kerugian lh yang muncul dalam sebuah keputusan dengan sebuah kasalahan dalam pendugaannya. Meskipun nilai sebenarnya dari h tidak dapat diramalkan sebelumnya, teori penarikan contoh menunjukkan bahwa untuk mendapatkan sebaran frekuensi fh, n dari h, yang untuk metode penarikan contoh tertentu akan tergantung pada ukuran contoh n. Dengan demikian kerugian yang diharapkan untuk ukuran contoh tertentu adalah:   dh n h f h l n L , . Tujuan dari pengambilan contoh adalah untuk mengurangi kerugian ini. Jika Cn adalah biaya dari ukuran contoh n, sebuah prosedur yang beralasan adalah dengan memilih n untuk meminimumkan: Cn + Ln karena ini adalah total biaya yang diperlukan dalam pengambilan contoh dan dalam pembuatan keputusan berdasarkan hasil-hasil contoh. Pemilihan ukuran 2.2 9 contoh n ditentukan oleh ukuran contoh yang optimum dan tingkat ketelitian yang paling tinggi. Sebagai alternatif, pendekatan yang sama dapat disajikan dalam keuntungan ekonomis monetary gain yang diperoleh dari contoh yang dimiliki, bukannya kerugian yang timbul dari kesalahan informasi contoh. Jika keuntungan keuangan yang digunakan, maka dapat dibentuk suatu harapan keuntungan Gn dari sebuah contoh berukuran n, dengan Gn adalah nol jika tidak ada contoh yang diambil. Berarti harus memaksimumkan Gn - Cn. Aplikasi yang sangat sederhana terjadi bila fungsi kerugian, lh, adalah h 2 , dengan  adalah konstanta, sehingga dapat dinyatakan bahwa Ln = Eh 2 . Misalkan ˆadalah penduga dari  dan h = ˆ -  , maka          N n V n L y 1 1 λσ ˆ λ 2  jika yang digunakan adalah penarikan contoh acak sederhana. Sementara bentuk sederhana dari fungsi biaya untuk contoh adalah Cn = c + c 1 n dimana c adalah biaya tetap. Berdasarkan fungsi biaya dan kerugian, nilai dari n yang meminimumkan biaya dan kerugian adalah 1 2 σ λ c n y  .

2.2. Perkembangan Metode SAE